Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > KH. Ahmad Dahlan Pakai Uang Pribadi untuk Bangun Muhammadiyah

Homepage

KH. Ahmad Dahlan Pakai Uang Pribadi untuk Bangun Muhammadiyah

Jum'at, 04-09-2020
Dibaca: 307

Oleh: Affandi

Sejak dulu Muhammadiyah dikenal punya jargon “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah mengajarkan demikian. Beramal lebih baik daripada menunggu bantuan dan mengiba belas kasihan. Apalagi bahwa agama Islam mengajarkan supaya umatnya berjuang meraih kemuliaan dan martabat kehidupan.

Setelah Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912, KH. Ahmad Dahlan tak segan merogoh sakunya sendiri untuk membiayai kegiatan Muhammadiyah. Ia bahkan tidak ragu melelang berbagai barang kesayangannya termasuk 3 setel baju yang dimiliki supaya bisa membiayai kegiatan sekolah. Suatu kali karena sudah tidak ada lagi yang bisa dilelang, KH. Ahmad Dahlan meminjam uang.

“Pernah Kiai mengundang orang-orang kaya untuk meminjam uangnya, dikira mereka untuk kepentingan pribadi Kiai, ternyata untuk membangun sekolah” kenang cicit KH. Ahmad Dahlan, Haris Darmawan Zuhair dalam sebuah diskusi daring yang diunggah di kanal youtube 21 Agustus 2020.

Sebagai anak seorang ulama untuk dua Kesultanan (Solo dan Yogyakarta), KH. Ahmad Dahlan sebetulnya punya harta benda yang berkecukupan. Apalagi ia punya usaha kain batik yang penjualannya mencapai negeri Filipina.

Menurut Haris, KH. Ahmad Dahlan punya tanah seluas 1.500 m di Kauman yang digunakan untuk menggarap usaha batiknya. Selain di Kauman, tanah di Suronatan telah diwakafkan menjadi SD Muhammadiyah, tanah di Patangpuluhan diwakafkan menjadi Mualimin, dan tanah di Serangan diwakafkan sebagai Rumah Miskin.

Haris tak menampik bahwa ada jasa para Habaib di Jakarta dalam memberikan dukungan dana kepada KH. Ahmad Dahlan pada masa awal Muhammadiyah, tetapi bukan untuk mendirikan Muhammadiyah melainkan untuk membantu berdirinya sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Keteladanan yang terus Bertahan

Kini, keteladanan yang diberikan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai totalitas di jalan dakwah pencerahan dengan etos al-Ma’un semakin teruji di masa pandemi. Sedikitnya 80 Rumah Sakit, 39 Universitas dan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah menjadi lembaga terdepan dalam menangani pandemi.

“Muhammadiyah sejak berdirinya memiliki prinsip dan orientasi untuk memberi dan bukan meminta, layaknya “Ibu” yang melahirkan negeri. Sejarah Muhammadiyah adalah sejarah “tangan di atas” dan bukan “tangan di bawah” sebagaimana etos hidup yang diajarkan Nabi Muhammad yang namanya dilekatkan dengan organisasi ini: Muhammadiyah, pengikut Nabi Muhammad,” demikian kutip Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam Pidato Iftitah Tanwir Muhammadiyah ke-3 secara daring, Ahad (19/7).

Editor: Fauzan AS


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website