Dukung Pendirian Lembaga Uji Kompetensi Wartawan, Haedar Dorong Muhammadiyah Hadirkan Narasi Alternatif
Dibaca: 123
MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Melalui Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah bersama Fakultas Ilmu Politik dan Sosial (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), PP Muhammadiyah resmi meluncurkan Lembaga Uji Kompetensi Wartawan, Senin (5/10).
Bertindak sebagai pembicara kunci, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik terobosan yang dilakukan UMJ.
Menurut Haedar, melajunya era digital beserta kuatnya dominasi politik dalam membentuk wacana publik perlu menjadi perhatian serius bagi Muhammadiyah yang memiliki misi dakwah amar makruf nahi mungkar dengan ciri pencerahan.
“Muhammadiyah sejak awal punya peran menghadirkan dimensi publikasi pers maupun dimensi keilmuan,” tukas Haedar mencontohkan berdirinya Suara Muhammadiyah sejak 1915 yang telah memakai bahasa Indonesia tujuh tahun lebih awal sebelum digelarnya Kongres Pemuda 1928.
“Sejarah ini menjadi inspirasi bagi kita berusaha menghadirkan kembali dengan artikulasi dan ekspresi dan pendekatan-pendekatan baru. Media massa juga perlu punya manajemen yang transformasional agar bisa bertahan,” imbuhnya.
Menceritakan tentang pengalamannya sebagai wartawan lapangan di antara tahun 1985 hingga 1995, Haedar Nashir menyampaikan bahwa ke depan, di era digital Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Muhammadiyah juga perlu menggarap aspek moral, etika profesi hingga narasi baru yang tidak melulu pertentangan politik.
“Dunia jurnalistik itu bukan sekedar ilmu dan ketrampilan tapi juga panggilan, spirit dan jiwa di dalamnya. Para wartawan punya kekuatan menjadi fasilitator dan mediator dalam relasi sosial virtual yang serba anything goes. Muhammadiyah perlu menghadirkan perspektif baru menghidupkan dunia jurnalisme yang mampu membawa nilai-nilai peradaban yang sejalan dengan hasrat prinsip universal kemanusiaan,” rangkumnya.
“Keilmuan dan jurnalisme perlu hadir. Muhammadiyah perlu hadir dengan nalar bayani, burhani, dan irfani. Agar orientasi kemanusiaan dan perspektif kebangsaannya bisa inklusif. Ini langkah baru yang positif dan sangat penting untuk Muhammadiyah ke depan,” dukungnya. (afn)
Tags:
Arsip Berita