UMM Gandeng Coalition Oslo Susun Kurikulum Syariah dan HAM
Dibaca: 3692
Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy MAP dan direktur pasca sarjana UMM beserta ketiga narasumber internasional dalam acara konferensi yang diadakan di UMM Inn. |
Malang- Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (Pusam) Pascasaraja Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerjasama dengan Koalisi Oslo (Oslo Coalition) Norwegia menyusun kurikulum Syariah dan Hak Asasi Manusia (HAM) untuk tingkat Magister. Kegiatan mutahir yang digelar adalah konferensi pakar yang berlangsung tiga hari mulai Senin (13/06) di hotel pendidikan UMM Inn.
Koordinator Pusam Prof Dr Syamsul Arifin menjelaskan kegiatan kali ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya dan beberapa kegiatan lainnya antara pihaknya dengan Oslo Coalition sejak Januari tahun ini. Kedua pihak sepakat akan menyelenggarakan shortcourse setingkat Magister tentang Syariah dan HAM di UMM. “Tahun 2012, Insya Allah kelas shortcourse akan dibuka. Dosennya merupakan gabungan antara pakar dari UMM, Norwegia, Australia, Malaysia dan pakar-pakar HAM dan syariah di Indonesia,” terangnya.
Dalam welcome remark rektor Dr Muhadjir Effendy menilai topik Syariah dan HAM sangat penting dibicarakan secara ilmiah, serius dalam skala internasional. Bagaimanapun, berbagai perspektif tentang Syariah maupun HAM masing-masing negara berbeda dan memiliki keunikan sendiri-sendiri. Isu ini telah menjadi isu dunia, tetapi setiap negara belum tentu memiliki tingkat concern yang sama, Indonesia, khususnya UMM menaruh perhatian besar pada persoalan ini.
“Di Indonesia saja, banyak cara implementasi HAM secara berbeda. Hukum Islam pun dipahami dan diterapkan secara unik. Saya kira kita perlu kembali merujuk pada Alquran dan Sunah secara lebih serius dengan melakukan reintepretasi secara mendalam untuk dapat memahami apa esensi hukum Islam itu,” kata rektor.
Lebih lanjut, dalam konferensi ini rektor berharap bisa ditemukan inspirasi yang bisa menjadi titik temu semua agama menerapkan HAM. Pada ajaran Islam, implementasi hukum yang diterapkan rosul Muhammad juga perlu digali sesuai dengan konteksnya. “Jadi penting untuk mengeksplorasi cara kemungkinan bagaimana syariah dapat diadaptasi oleh kaum muslim, dan tidak hanya muslim tapi juga semua pengikut agama lain,” lanjutnya.
Dalam konferensi ini tak kurang tujuh pakar Syariah dan HAM dari berbagai negara ditampilkan. Antara lain dari Norwegia, Australia, Amerika Serikat dan Malaysia. Sedangkan dari Indonesia, mantan rektor UIN Kalijaga Jogjakarta Prof Dr M. Amin Abdullah dan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Musdah Mulia juga memberi materi.
Direktur Oslo Coalition Lena Larsen mengatakan pihaknya ingin mendorong dan mengembangkan pendidikan HAM di seluruh dunia. Kerjasama dengan UMM merupakan satu langkah untuk memperkuat penegakan Syariah dan HAM yang sesungguhnya satu sama lain, menurutnya, kompatibel.
Lena, yang seorang muslimah, mengaku ada alasan pribadi sehingga ingin mendorong toleransi antar umat beragama dan kebebasan beragama di seluruh dunia. Menurutnya, dalam agama yang dianutnya, dalam sejarah nabi Adam malaikat, jin dan syetan disuruh untuk bersujud kepada manusia oleh Allah. Ini bukan syirik di mana manusia disujudi. Tetapi ini merupakan penghormatan tertinggi bahwa manusia adalah mahluk yang harus paling dihormati di alam ini, bahkan oleh malaikat sekalipun. “Maka untuk mengakui keunikan manusia dan kebebasan memilih yangg diberikan oleh Allah itulah pengakuan atas penciptaan Allah. Kebeban memilih adalah kekuasaan Allah,” katanya.
Senada dengan Lena, Brett Scharps dari Amerika Serikat dan Tore Lindholm dari Norwegia mengemukakan hal serupa. Pemahaman Syariah dan HAM tidak bisa dilihat secara parsial, tetapi secara menyeluruh, dan setiap kasus memiliki alasan dan pendekatan yang berbeda. “Itulah sebabnya sekolah Syariah dan HAM ini sangat relevan untuk menyiapkan ahli di bidangnya,” kata Lindholm. (www.umm.ac.id)
Tags: kurikulum syariah, HAM, Coalition Oslo
Arsip Berita