Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Islam Sebagai Agama Terbesar Kedua di Australia

Homepage

Islam Sebagai Agama Terbesar Kedua di Australia

Selasa, 11-06-2013
Dibaca: 4138

Yogyakarta- Australia merupakan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama kristen. Hal ini tidak membuat Islam sebagai agama yang datang dari negara timur tengah ini menjadi minoritas, karena justru Islam merupakan negara terbesar kedua setelah kristen di Australia.
 
Demikian disampaikan oleh Prof. Des Cahill, Professor of Intercultural Studies, School of Global, Urban and Social Studies. RMIT University, Melbourne dalam kuliah umum yang bertema "Islam: Its Profile and Challenges in Multifaith Australia" . Kuliah ini diselenggarakan oleh Jusuf Kalla's School Government (JKSG) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bersama Program Studi Ilmu Komunikasi (IK) UMY, Selasa (11/06) di Ruang Simulasi Sidang Hubungan Internasional UMY. 
 
Cahill menjelaskan bahwa Islam mengalami perkembangan yang sangat besar di Australia. "Islam berkembang di Australia pada tahun 1900, kemudian mengalami perkembangan pesat hingga pada tahun 2011 populasi Islam di Australia menjadi 62,95 persen. Angka ini lah yang menunjukan besarnya orang muslim di Australia ," jelasnya. 
 
Selain itu, di Australia sendiri terdapat sekolah-sekolah muslim yang jumlahnya hampir sama dengan sekolah dari pemerintah Australia. "Bahkan Australia menjadi tempat lahirnya komunitas muslim yang cukup besar di benua tersebut," pungkasnya. 
 
Disisi lain, Profesor dari RMIT University ini memaparkan bahwa Islam di Australia juga mengalami masa sulit pasca terjadinya bom Bali tahun 2002. "Setelah adanya Bom Bali, warga muslim di Australia benar-benar mengalami masa-masa sulit. Inilah yang menjadi tantangan agar mengembalikan citra baik Islam," paparnya. 
 
Bom Bali, lanjut Cahill menjadi momok tersendiri bagi warga non-muslim di Australia. "Pada saat itu, warga Australia menganggap Islam adalah agama yang keras dan selalu bersinggungan dengan terorisme, itulah yang membuat warga muslim di Australia menjadi mengurangi aktifitas keagamaannya demi menjaga situasi pasca bom Bali 2002," imbuhnya. 
 
Cahill menuturkan bahwa keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena kepercayaan masyarakat non-muslim terhadap Islam bisa kembali lagi. "Itu disebabkan adanya organisasi antar agama yang terdiri dari semua agama di Australia agar bisa membentuk harmoni antar agama dan tidak salah paham dengan agama lain," tuturnya. 

Tags: muhammadiyah umy yogyakarta
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: universitas muhammadiyah yogyakarta



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website