Syafi’i Ma’arif: Pertahankan Identitas Di Tengah Fluktuasi Politik
Dibaca: 1761
Yogyakarta- Mantan Ketua umum PP Muhammadiyah, Syafi’i Ma’arif melihat Muhammadiyah sejak kelahirannya lebih dari satu abad yang lalu, Muhammadiyah memang tidak dirancang untuk mengurus politik kenegaraan sebagai bagian dari teologi atau filsafat politik dalam pengertian modern.
Namun demikian, dalam menghadapi era perpolitikan di Indonesia, Muhammadiyah tetap bisa mempertahankan identitasnya dalam menghadang fluktuasi politik yang tidak menentu. Dalam artian, Muhammadiyah bisa tetap menjadi gerakan Islam non-politik. “Akan tetapi, Muhammadiyah tetap sebagai pembantu penting negara dalam urusan kemasyarakatan, pendidikan, dan kemanusiaan,” jelasnya saat mengisi Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-47 “Muhammadiyah, Civil Society, dan Negara; Arah Pemikiran dan Gerakan Abad Kedua”, yang diselenggarakan pada Sabtu (25/4) di Gedung Pascasarjana UMY, kampus terpadu UMY.
Kemudian dalam usianya di abad kedua nantinya, Syafi’i Ma’arif pun menyarankan agar Muhammadiyah tetap memikirkan peran penting apa yang akan dipilihnya. Apakah Muhammadiyah akan tetap hanya sebagai pembantu negara, atau mau bergerak lebih jauh untuk juga menjadi penentu perjalanan negara Indonesia. “Dan pilihan itu tergantung kepada pemikiran dan pertimbangan warga Persyarikatan,” ujarnya. (bhpUMY) (mac)
Tags: Muhammadiyah, muktamar47, seminar, pra muktamar, umy
Arsip Berita