Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Indonesia Berkemajuan dalam Sorotan Wahyu-Teologis

Homepage

Indonesia Berkemajuan dalam Sorotan Wahyu-Teologis

Selasa, 23-06-2015
Dibaca: 2406

Bantul – Cita-cita untuk sebuah Indonesia yang berkemajuan haruslah mengacu kepada empat pilar teologis. Ayat 41 Surat Al Hajj bisa ditafsirkan sebagai pesan kekuasaan dengan tugas utama: menegakkan salat, membayar zakat, memerintahkan yang makruf, dan menghentikan kemungkaran. Islam adalah agama yang pro orang miskin, tetapi pada waktu yang sama anti kemiskinan. Artinya kondisi miskin itu haruslah bersifat semantara untuk kemudian dihalau sampai ke batas-batas yang sangat jauh. Peradaban Islam yang berkembang sekarang belum mengacu kepada empat pilar itu. Hal itu disampaikan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif pada pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah 1436 H, Jumat (19/6) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, bertemakan Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan, Perspektif Teologis.

Menurut Buya Syafii Maarif dunia modern yang kita saksikan sekarang ini dengan topangan ilmu dan teknologi yang canggih dapat dikatakan dibangun tanpa wahyu. Indonesia berkemajuan yang digagas dalam pertemuan ini adalah bagian dari dunia modern yang telah lama kehilangan jangkar spiritual. Ilmu dan teknologi modern tanpa kawalan wahyu pasti akan berujung dengan hara-kiri peradaban.

Jalan keluarnya menurut dia, secara sederhana, Islam harus tampil ke depan sebagai penyelamat peradaban. “Bagi Muhammadiyah yang ingin bergerak menuju ke arah sebuah Indonesia yang berkemajuan tidak punya pilihan lain, kecuali berani mengucapkan selamat tinggal kepada kotak-kotak sunni, syi’ah, khawarij, dan segala keturunannya yang mengacau perjalanan peradaban Islam profetik yang kini masih berada dalam rahim sejarah”, katanya.

Sebagai penutup dalam makalah yang disampaikannya,  Buya mengajukan pertanyaan apa yang harus dilakukan Muhammadiyah dalam mewujudkan Indonesia Berkemajuan itu. “Sebuah pertanyaan masih saja mengganggu otak saya: apakah Muhammadiyah dalam kondisi sekarang sebagai pembantu negara dalam bidang pendidikan dan kesehatan punya kesungguhan untuk bergerak ke arah Indonesia yang berkemajuan itu?”, tutupnya. (dzar)


Tags: muhammadiyah, indonesia, berkemajuan, teologis, pengajian, ramadhan
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: dinamika persyarikatan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website