Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Kupang - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs. H. Din Hamzah, M, Ag menilai sistim pengkaderan Muhammadiyah di NTT masih sangat jauh dari harapan. Krisis kader di Muhammadiyah cukup terlihat dari Wilayah hingga daerah namun kader belum melaksanakan misi pengkaderan sesuai dengan amanah organisasi.

“Kita masih bertarung di wilayah kepentingan untuk menduduki atau merebut posisi-posisi di amal usaha Muhammadiyah, sehingga lupa menjalankan proses pengkaderan,” tegas Din dalam sambutan pembukaan Muswil Muhammadiyah ke-7 di Aulah utama Kampus Unmuh Kupang, Jumat (5/2/2016).

Menurut Din Hamzah, budaya keikhlasan belum melekat dalam tubuh kita, sebab katanya, kita masih berseteru di wilayah kepentingan untuk merebut kekuasaan walaupun dengan jalan yang tidak baik, tetapi perjuangan kita bernuansa kepentingan serta bermuara pada wilayah praktis.

Dilema yang dihadapi Muhammadiyah pada dasarnya, Muhammadiyah sejatinya adalah konsep mendakwah dan ber Amar Ma’ruf Nahi Munkar tetapi gerakan tidak terlihat seperti amanat KH. Ahmad Dahlan, tegasnya.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dadang Kahmad, meminta sebagai negara Pancasila kita tetap junjung tinggi nilai-nilai yang tertuang didalamnya. Bagi kita landasan konsep negera kita melalui Pancasila sudah final dan mengikat. Maka diharapkan kepada seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah kita tetap jaga keutuhannya yang menjadi harapan kita bersama, katanya.

“Kita lebih baik banyak bekerja dari pada kita banyak bicara, bukan kita lebih banyak bicara dari pada kita bekerja,” terang Dadang.

Muswil yang dihadiri seluruh Kabupaten/Kota dalam agenda pelaksana berlangsung selama dua hari, dan akan dilanjutkan Muswil Pemuda Muhammadiyah NTT setelah selesai pemilihan ketua PWM NTT. (Udin) (dzar)

Kategori: dinamika persyarikatan

• 2020
• 2019
• 2018
• 2017
• 2016
• 2015
• 2014
• 2013
• 2012
• 2011