Haedar Nasir: Membangun Daya Saing Ummat Adalah Keniscayaan Bagi Muhammadiyah
Dibaca: 1345
Yogyakarta - Ikhtiar Muhammadiyah dalam membangun daya saing umat kita adalah keniscayaan, yang harus kita bangun adalah alam berfikir kreatif, dan membangun perilaku rasional umat kita. Bangsa yang maju itu adalah bangsa yang rasional, objektif Bangsa yang tidak maju adalah, irasional, ritual dan simbolik. Dan itu tidak menghasilkan produktifitas, hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir pada sesi Sidang Pleno 1 Rakornas dan Rakernas MPKU Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis sore (14/04) di Ballroom Santika Hotel Yogyakarta
Dalam materi tentang peran Muhammadiyah di bidang Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, dan Amal Usaha Muhammadiyah Sebagai Media Dakwah Persyarikatan, Haedar mengatakan peradaban sebuah bangsa bergantung kepada Sumber Daya Manusia (SDM). Karena realitasnya Indonesia masih kalah dalam persaingan.
Haedar mengatakan bahwa pembinaan kesehatan yang dilakukan oleh Majelis Pelayanan Kesehatan Umum (MPKU) haruslah mampu membina Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah dan basis massa Muhammadiyah, dan juga mampu membina masyarakat secara umum, karena tugas Muhammadiyah adalah membina kesehatan masyarakat.
Dalam gerakannya, Haedar menyampaikan bahwa Muhammadiyah memiliki tiga dimensi yang saling bersinergi dalam aktivitas dan perjuangannya. Diantaranya dimensi biologi, dimensi organisasi, dimensi strategis, dan dimensi praksis.
“Dimensi biologi Muhammadiyah banyak melahirkan Amal Usaha dan program-program dikalangan umat dan masyarakat, dan Muhammadiyah memiliki karakter Harakatul Islam yang dan ideology yang jelas. Karakter gerakan kita adalah Islam dan karakter kita adalah gerakan Islam” ungkapnya.
Pakar Sosiologi UMY ini menambahkan bahwa paham ke-Islaman yang Muhammadiyah jalankan adalah paham keIslaman dalam manhaj Tarjih. Dimana dalam beraqidah Islamiyah harus berkarakter Ihsan, Muhammadiyah juga menjaga pilar keseimbangan, yaitu hablum min Allah dan Hablum Min Annaas.
Sedangkan dimensi organisatoris, Haedar mengatakan Muhammadiyah kuat secara sistem, dan sistem Muhammadiyah sudah terkodifikasi, dan berbadan hukum tunggal menyeluruh, bersinergi, dan bingkai aturan yang jelas. Sehingga tidak ada lagi yang namanya organisasi dikangkangi oleh satu dua orang yang berkuasa.
Dalam akhir sesi, Haedar menjelaskan dalam dimensi strategis Muhammadiyah sedang berkompetisi dengan Rumah Sakit yang besar secara modal. Namun Muhammadiyah memiliki pengalaman , dan realitasnya Muhammadiyah harus siap berkompetisi. Haedar mengajak kepada AUM Kesehatan dalam melakukan pelayanan berdasarkan prinsip Al Mauun sebagai implementasi dari dimensi praksis gerak Muhammadiyah. (in) (dzar)
Tags: muhammadiyah, aum, kesehatan, umat, kualitas umat
Arsip Berita