Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Noorjannah: ‘Aisyiyah Harus Mampu Meneguhkan Posisi Dan Identitas Gerakannya

Homepage

Noorjannah: ‘Aisyiyah Harus Mampu Meneguhkan Posisi Dan Identitas Gerakannya

Minggu, 24-04-2016
Dibaca: 1014

Sleman - Berbagai tantangan dan pekembangan  dinamika sosial ekonomi politik tentu tidak terlepeas dari apa yang mesti kita lakukan atau yang seharusnya kita lakukan dalam menjalanakan Amar Makruf Nahi Mungkar karena hakekatnya ‘Áisyiyah ini adalah gerakan untuk mengajak pada kebaikan mencergah kemungkiaran dan sekaligus menjalankannya dengan penuh tantangan.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah  Siti Noorjannah Djohantini,saat membuka sidang pleno konsolidasi ketiga tentang penguatan kepemimpinan untuk mengawali abad kedua gerakan keilmuan di depan ratusan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ‘Aisyiyah, Sabtu (23/04), di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Dalam lanjutannya, Noorjannah mengatakan apa yang Aisyiyah lakukan selama 1 abad, tidak pernah berpikir kepentingan diri sendiri dan tidak bersifat eksklusif atau untuk kepentingan  sendiri.

Bahwa kebijkan yang terkait dengan ‘Aisyiyah secara kelembagaan dalam menggerakakan orang pada abad kedua, pertama perlu ditekankan bahwa kita perlu meneguhkan posisi ‘Aisyiyah sebagai sebuah gerakan perempuan muslim untuk kepentingan ummat, bangsa dan kemanusasian universal. Itu yg harus kita teguhkan. Karena selama ini bahwa posisi strategis itu sudah melekat pada gerakan kita,”, katanya.

Noorjannah mengharapkan, melalu Rakernas, ‘Aisyiyah harus mampu meneguhkan posisi dan identitas gerakannya. Bahkan mampu diinternalisasikan guna dikomunikasikan.

“Bagaimana posisi dan identitas gerakan kita ‘Aisyiyah menjadi terteguhkan dalam rakernas ini. Mengapa meneguhkan? Kita mesti lebih menguatkannya. Untuk terus kita internaslisasi dalam gerakan kita tetapi juga untuk di komunikasikan dalam berbagai cara yang praksis,”, tandasnya.

Noorjannah mengatakan ketika Muktamar Aisyiyah di Makassar, ‘Aisyiyah sudah menyepakati sebuah kebijakan bagaimana cara Aisyiyah merespon berbagai persoalan sosial, ekonomi, kemanusiaan yang terjadi pada saat ini. Dan juga bagaimana cara ‘Aisyiyah merespon terhadap kecenderungan sebagian orang yang memersepsikan Islam dekat dengan terorisme. Apalagi terkait kasus Siyono yang menganggap Muhammadiyah membela terorisme.

“Bahwa siapa saja yang meminta pendampingan, meminta dukungan, mencari rasa keadilan, tidak bisa ditolak oleh Muhammadiyah, begitu juga Aisyiyah,Tapi kita bukan pro teroris. posisinya sangat jelas,” tegasnya.

Noorjannah menjelaskan ada banyak persolaan yang terkait dengan kekerasan anak perempuan dan kemudian membuat anak trauma, dampak dari Klaten, ‘Aisyiyah sudah merespon karena ada anak TK yang trauma, dan itu tidak dibenarkan dalam Islam yang dipahami Muhammadiyah.

“Banyak kasus lain yang menjadi perhatian kita,  terkait isu-isu perlindungan perempuan dan anak yang khusus dan spesik menjadi perhatian kita,”jelasnya.

Di akhir sesi, Noorjannah menyampaikan bahwa  kebanggaan berorganisasi adalah penting, tapi bagi orang Islam tidak cukup hanya sebuah kebanggaan. (dzar)

 

 

 

Kontributor: Indra Jaya


Tags: muhammadiyah, aisyiyah, rakernas, gerakan, perempuan
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website