Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Menteri Luhut: Peran Muhammadiyah Sangat Besar Bentengi Radikalisasi dan Terorisme

Homepage

Menteri Luhut: Peran Muhammadiyah Sangat Besar Bentengi Radikalisasi dan Terorisme

Rabu, 04-05-2016
Dibaca: 2710

Semarang - Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) bekerja sama dengan Maarif Institute serta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah (Jateng) mengelar Seminar Halaqah Fikih Anti Terorisme dengan tema “Terorisme dan Tantangan Penegakan Hukum yang berkeadilan” , Selasa, (3/5).

Rektor Univeritas Muhammadiyah Semarang, Masruki mengajak para peserta dialog dapat menjadi pelopor benteng radikalisme yang sekarang manjadi isu opini publik. "Kegiatan ini memiliki tujuan yang penting, yakni sebagai wadah memperkokoh dan menyebarluaskan benih-benih nasionalisme kecintaan terhadap NKRI", ujarnya..

Sementara itu Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, yang didaulat untuk menyampaikan Keynote Speechnya mengatakan peran organisasi mayarakat seperti Muhammadiyah bisa menjadi benteng/preventif munculnya radikalisasi yang saat ini menjadi isu-isu di kalangan masyarakat.

"Muhammadiyah melahirkan kader-kader yang mempunyai nasionalisme yang besar dalam pembanggunan Indonesia", kata dia.

Di saat yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir menjelaskan terorisme yang dipandang oleh masyarakat saat ini yang erat dihubungkan dengan Islam adalah ketidak pemahaman orang tentang agama Islam.

Haedar menegaskan bahwa Islam tidak ada hubungnya dengan terorisme,

"Yang menjadi kesalahannya ialah cara menghayati, memahami dan mengamalkan tidak sesuai kaidah-kaidah Rasulullah SAW, Islam tidak ada kekerasaan, Islam adalah agama yang damai," kata Haedar.

"Penciptaan ancaman, ketakutan, kerusakan di muka bumi ini oleh siapapun atas nama apapun kami menolak. Kita tidak pernah berubah dan akan terus melakukan langkah-langkah kontraterorisme melalui gerakan keagamaan dan nilai-nilai ajaran Islam. Muhammadiyah dalam melakukan gerakan selalu berintegrasi dengan kehidupan berbangsa," lanjut Haedar

Haedar juga sependapat melawan gerakan ekstrem dengan langkah ekstrim juga tidak menyelesaikan masalah. Perlawanan gerakan ekstrem dengan langkah yang juga ekstrem akan memunculkan gerakan ekstrem baru.

"Untuk melawan terorisme perlu langkah atau konsep moderasi. Kalau kita moderat ya lakukan dengan moderat," ungkapnya.

Guru Besar UIN Jakarta yang juga pengamat dunia Islam, Azyumardi Azra juga mengkaitkan pendapat Menkopolhukam dengan Haedar Nashir yakni ormas Islam seperti Muhammadiyah ini mempunyai peran yang besar dalam memperkokoh NKRI serta mencegah isu-isu radikalisme yang saat ini terjadi di masyarakat, keduanya saling bergandeng untuk menuju NKRI yang aman dan damai.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Rektor Universitas Muhammadiyah yang berada di Jawa Tengah, Pimpinan Daerah Se-Jateng, 'Aisyiyah Se-Jateng, Pimpinan Rumah Sakit Muhammadiyah serta Ortom-Ortom Muhammadiyah.  (dzar)

.

Kontributor: Sigit Pandu Cahyono - Semarang

Redaktur: Dzar Al Banna


Tags: muhammadiyah, terorisme, fikh, maarif, institute, menkopolhukam, indonesia, kebangsaan
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website