Pemberdayaan Ruh Penting Dakwah Muhammadiyah
Dibaca: 996
Yogyakarta -- Kondisi masyarakat yang terpinggirkan acapkali dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, posisi mereka yang lemah ekonomi, rendah pendidikan dan lemah kreatifitas membuat keberadaan mereka tak berdaya.
Hal demikian disampaikan oleh Bahtiar Dwi Kurniawan dalam menyambut kunjungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Samarinda ke Kantor Pimpinan Pusat (PP) MuhammadiyahJalan Cik Ditiro. No.23 Yogyakarta.
Bahtiar yang aktif sebagai dosen Hubungan Internatioanl (HI) UMY ini juga menegaskan bahwa peran Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, sejak semula dibentuk mengambil tugas-tugas dalam pendampingan dan pemberdayaan masyarakat miskin.
Menurutnya, MPM akan terus berkhidmat dalam program pemberdayaan masyarakat lemah karena sistem atau yang lebih dikenal sebagai masyarakat Mustad’afin. Kata Bahtiar, kredo “Selama Rakyat Masih Menderita Tak Ada Kata Istirahat,’ merupakan kalimat penggugah bagi MPM dan Muhammadiyah umumnya untuk tidak meninggalkan masyarakat Mustad’afin.
“Tagline ini tinggalan (alm) Pak Said, dan sepertinya sudah mendarah daging bagi teman-teman yang jadi pendamping di lapangan," jelas Bahtiar.
Bahtiar selaku sekertaris MPM, juga berpesan kepada mahasiswa STIKES Muhammadiyah Samarinda, agar selepas pulang dari kunjungan ini bisa langsung bergabung dalam aktifitas persyarikatan baik itu MPM atau majelis lainnya.
"Agenda ini minim publisitas, banyak masuk ke jalur gang sempit, kumuh. Kerja ini tidak ada duitnya, butuh nafas panjang, dan hight cos, tapi itu dakwah yang harus kita jalani," kata Bahtiar.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Andri Praja Satria. Menyatakan bahwa kedatangan rombongan STIKES ini karena tertarik dan kagum atas kerja nyata yang sukses dilakukan MPM PP Muhammadiyah.
Andri juga berharap mahasiswa STIKES yang ikuta kunjungan ini mendapatkan ilmu strategi pemberdayaan sehingga mampu mempraktekan nantinya di lapangan.
"Banyak ilmu yang kami dapati dari kunjungan ini, karena selama ini STIKES hanya mendampingi, dan tidak melakukan pemberdayaan, yang justru pemberdayaan itu lahir dari masyarakat itu sendiri. Kita berharap ada penyatuan visi bersama, dan diharapkan menjadi sebuah gerakan terintegrasi," tutupnya. (Reporter: Indra )
Tags: Muhammadiyah, STIKES, Samarinda, MPM, Pemberdayaan, Yogyakarta,
Arsip Berita