Gus Ipul Yakin IMM Mampu Jadi Pelopor
Dibaca: 1958
Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menghadiri pelatihan perkaderan Darul Arqam Madya (DAM) yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Surabaya. Gus Ipul menjadi salah satu narasumber tentang “Neoliberalisme” di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, kemarin, (13/5).
“Gerakan IMM di Surabaya dalam mengawal masyarakat sangat bagus. Masyarakat sekitar pun pasti akan merasakan manfaatnya” kata Gus Ipul menyoroti kiprah pergerakan IMM Surabaya dalam mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah kota yang dirasa kurang pro rakyat, terutama dalam konflik sengketa tanah beberapa waktu lalu.
IMM Surabaya dipandang sebagai salah satu organisasi kepemudaan yang aktif dalam menyuarakan aspirasi rakyat, juga dalam upaya pendampingan pendidikan, misalkan dalam kegiatan pendampingan anak jalanan untuk mendapatkan pendidikan, meskipun tidak secara formal.
Selain itu, Gus Ipul juga menyampaikan bahwa IMM sebagai ortom Muhammadiyah harus mampu menjadi pelopor. “IMM ini sebagai generasi Muhammadiyah esok harus mampu jadi yang terdepan, jadi pelopor gerakan di berbagai bidang, dan saya yakin IMM pasti mampu” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Gus Ipul juga turut menyikapi kasus dibongkarnya rumah bersejarah Bung Tomo yang beralamat di Jl. Mawar No. 10-12, Tegalsari, Surabaya. “Peninggalan-peninggalan seperti itu (rumah Bung Tomo) harusnya dilindungi. Mesti ada peran pemerintah untuk itu” tuturnya.
ia juga berharap agar ahli waris rumah tersebut berkoordinasi dengan pemerintah dan pemberian sanksi bagi ‘pelaku’ penggusuran rumah bersejarah tersebut. “Ahli waris rumah itu harusnya berkoordinasi dengan pemerintah dulu agar aset bersejarah itu bisa diamankan pemerintah. Dan saya harap nantinya pelakunya kembali membangun bangunan itu seperti sedia kala” paparnya.
Dalam kesempatan itu pula ada penyerahan simbolis “Ethno Terrarium” oleh Rektor UM Surabaya, Sukadiono pada Gus Ipul, sebagai wujud sikap kampus (UM Surabaya) kepada pemerintah dengan harapan agar pemerintah lebih memerhatikan tempat-tempat dan aset-aset bersejarah yang seharusnya dijaga untuk diwariskan sebagai pelajaran untuk generasi-generasi selanjutnya.
Ethno Terrarium sendiri adalah suatu miniature bangunan-bangunan khas Indonesia seperti rumah-rumah adat, peninggalan-peninggalan sejarah, dan lain sebagainya yang diletakkan dalam akuarium kecil sebagai wujud pernyataan untuk menjaga dan mengamankan aset-aset Negara dan aset-aset bersejarah
Rektor UM Surabaya, Sukadiono mengatakan bahwa penyerahan Ethno Terrarium ini adalah sebagai bentuk sikap dan pernyataan bahwa UM Surabaya selalu siap sedia dalam mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah. “Ini adalah bentuk simbolis kita untuk menolak penggusuran rumah bersejarah Bung Tomo, dan ini adalah tanda bahwa UM Surabaya akan selalu turut mengawal kebijakan pemerintah” paparnya.
Kontributor : Ubay
Tags: Muhammadiyah, IMM, Darul, Arqam, Madya, DAM, Surabaya,
Arsip Berita