Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Desain Ulang Sistem, Pemuda Muhammadiyah Tidak Ingin Perkaderan Eksklusif

Homepage

Desain Ulang Sistem, Pemuda Muhammadiyah Tidak Ingin Perkaderan Eksklusif

Jum'at, 20-05-2016
Dibaca: 1868

MUHAMMADIYAH.OR.ID JAKARTA -- Ketua Bidang Kader Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, M. Abrar Parinduri menginginkan sistem perkaderan yang lebih ketat lagi untuk mendapatkan kader terbaik. “Supaya yang masuk ke Pemuda Muhammadiyah ini tidak sembarangan orang,” kata Abrar kepada muhammadiyah.or.id seusai membuka acara Pembukaan Lokakarya Nasional Sistem Perkaderan Muhamamidyah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (19/5).

Sistem perkaderan Pemuda Muhammaidyah, kata Abrar, akan direvitalisasi. Selain itu, menurutnya, akan ada penambahan materi namun tidak merubah konten materi yang telah ada dalam sistem perkaderan tersebut. Hal ini, lanjut Abrar, bertujuan agar sistem perkaderan Pemuda Muhammadiyah dapat mengikuti perkembangan zaman.

Abrar menerangkan, sistem perkaderan pemuda ini mengadopsi penuh dari sitem perkaderan Muhammadiyah. Biasanya, kata dia, materi-materi dalam perkaderan berhubungan dengan ideologi Muhammadiyah seperti Al-Islam, Kemuhammadiyahan, materi wawasan kebangsaan, juga materi kecakapan lainnya. Materi-materi tersebut, lanjut Abrar, akan dilakukan pengkajian ulang.

“Nanti yang mau kita tambahkan itu sebelum Baitul Arqam Dasar, kita buat nanti pra perkaderan yang modelnya bentuk perkuliahan,” kata Abrar.

Abrar juga menambahkan bahwa dalam Perkaderan Pemuda Muhammaidyah kali ini tidak ingin terkesan eksklusif. “Jawa Timur perkaderan, itu yang lain ikut, tapi, kalo Pemuda Muhammadiyah ini enggak, mereka masing-masing. Nah ini yang mau kita ubah,” jelas Abrar memberikan contoh agar perkaderan Pemuda Muhammadiyah bisa diikuti oleh kader dari luar daerah juga.

Hal serupa pun diungkapkan oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah,  Dahnil Anzar Simanjuntak, yang menurutnya sistem Perkaderan Pemuda Muhammadiyah sekarang sudah old fashioned sehingga perlu adanya reformulasi sistem perkaderan.

“Perkaderan kita harus dapat mengurangi free rider,” tegas Dahnil menyoal banyaknya kader Pemuda Muhammadiyah di tingkat daerah yang memiliki motif kepentingan sesaat.

Dalam seminar dan lokakarya (semiloka) yang diadakan bidang kader Pemuda Muhamamidyah ini, telah hadir enam wilayah yaitu,  Bengkulu, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Tenggara. Dengan jumlah peserta perkaderan  yang sudah melapor berjumlah 27 orang. Acaranya semiloka akan berlangsung hingga Jum’at (20/5) malam.


Tags: Pemuda muhammadiyah, Sistem Perkaderan, lokakarya
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website