Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Konsolidasi Nasional Muhammadiyah: Peneguhan Posisi Muhammadiyah Dalam Dinamika Kebangsaan

Homepage

Konsolidasi Nasional Muhammadiyah: Peneguhan Posisi Muhammadiyah Dalam Dinamika Kebangsaan

Minggu, 22-05-2016
Dibaca: 2032

BANTUL, MUHAMMADIYAH.OR.ID -- Konsolidasi nasional organisasi Muhammadiyah yang dilangsukan di gedung kembar Ar. Fachruddin B lantai 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Ahad (22/5), menjadi konsolidasi nasional pertama yang diadakan setelah agenda Muktamar Muhammadiyah ke-47 bulan Agustus 2015 lalu. Konsolidasi nasional ini diikuti oleh seluruh pimpinan pusat persyarikatan Muhammadiyah, pimpinan Aisyiah, seluruh jajaran otonom, petinggi perguruan tinggi Muhammadiyah, dan mantan pengurus Muhammadiyah. Fokus dari konsolidasi ini adalah perumusan  visi misi dan program kerja yang telah diputuskan dalam Muktamar ke-47 lalu untuk lima tahun ke depan.

Seiring berkembangnya organisasi Muhammadiyah, kepercaaan masyarakat terhadap Muhammadiyah juga mulai meningkat. Posisi dan peran Muhammadiyah juga turut diperhitungkan dalam dinamika kebangsaan. Sebab itulah dibutuhkan persamaan perepsi dalam visi misi Muhammadiyah untuk meneguhkan posisi dan peran Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat yang turut mendorong kemajuan bangsa.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020, Haedar Nashir, menyampakan bahwa agenda konsolidasi yang menjadi rangkaian Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) yang diadakan di Universtas Muhammadiyah Yogyakarta ini sudah dicanangkan sejak awal setelah Muktamar Muhammadiyah ke-47. "Ketika PP Muhammadiyah melakukan silaturahim dengan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo, sudah terbesit untuk mengadakan konsolidasi nasional yang diproyeksikan untuk kepentingan yang lebih luas" jelas  Haedar dalam sambutan konsolidasi nasional.

Haedar Nashir menambahkan bahwa KNIB ini diadakan dalam momentum yang tepat. Sebab kondisi bangsa Indonesia saat ini cukup terguncang dengan beberapa isu seperti isu komunisme, meluasnya isu Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) termasuk isu terorisme dimana Muhammadiyah pernah melakukan advokasi terhadap Siyono. Haedar menganggap isu-isu tersebut bukanlah isu yang sederhana sehingga penting bagi Muhammadiyah untuk memperkuat peran dan posisinya dalam dinamika bangsa sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar.

"Jika kita tidak pandai dan bijak serta tidak berpijak pada Muhammadiyah maka  hanya ada dua pilihan yaitu menarik diri karena rezim tidak sesuai dengan kita atau mengambil alih dan bersikap pragmatis seperti yang dilakukan partai politik", jelas Haedar.

Di akhir sambutannya, Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan Muhammadiyah ketika berbenturan dengan kepentingan politik selama ini sudah tepat sebagai organisasi masyarakat, yakni Muhammadiyah tidak terpecah belah oleh kepentingan politik. (bhp umy) (DZAR)

 

Redaktur: Dzar Al Banna
 


Tags: muhammadiyah, konsolidasi, nasional, bangsa, kebangsaan, persyarikatan
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website