Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Buya Syafi’i : Masyarakat Muslim Dilarang Miskin

Homepage

Buya Syafi’i : Masyarakat Muslim Dilarang Miskin

Senin, 23-05-2016
Dibaca: 4612

BANTUL, MUHAMMADIYAH.OR.ID  - Buya Syafi’i Maarif selaku pembicara dalam Konvensi Indonesia Berkemajuan (KNIB) yang diselenggarakan pada Senin (23/5) bertempat di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka lebih dari 70 tahun, pasca kemerdekaan tersebut banyak capaian yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Namun dibalik capaian tersebut terdapat pula kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia utamanya dalam hal mengatasi masalah kemiskinan.

“Banyak hal yang masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) pemerintah dan juga masyarakat dalam meraih cita-cita bangsa, utamanya dalam hal berfikir kritis dalam mengatasi kemiskinan,” ungkap Syafi’i.

Tingkat kemiskinan yang melanda di Indonesia disebabkan oleh 1% orang Indonesia menguasai 50% kekayaan Indonesia. “Orang kaya di Indonesia masih di dominasi oleh orang-orang tertentu saja, tidak adanya pemerataan kekayaan, sehingga menyebabkan kemiskinan di Indonesia semakin meningkat,” jelas Syafi’i.

Kembali ditambahkan oleh Syafi’i, sebagian besar penduduk di Indonesia adalah muslim, namun yang menjadi prihatin dari sebagian masyarakat muslim tersebut sebagian besar miskin. “Dalam al-quran telah dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk mengeluarkan zakat, bukan menerima zakat, artinya kita sebagai muslim tidak boleh miskin, kita harus bangkit dan mengentaskan kemiskinan yang ada,”  tambahnya.

Terlepas dari hal kemiskinan, saat ini politik demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan baik. Namun dibalik hal tersebut masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan jabatannya sebagai kekuatan. “Jika kepolisian di Indonesia terpengaruh politik praktis maupun terpengaruh politik partai, maka yang akan terjadi adalah penegakan hukum di Indonesia tidak menghasilkan keputusan yang sebenarnya, karena adanya pengaruh dari pihak-pihak tertentu,” ungkap Syafi’i.

“Sudah saatnya penegak hukum di Indonesia terlepas dari praktek-praktek politik, dan tidak menjadikan politik sebagai mata pencaharian tambahan, jika hal-hal tersebut dapat teratasi maka Indonesia akan sejahtera,” tutupnya. 

 

Kontributor : Arif Rahman, Bobby Gilang, Nurwachid, Fathih.

Redaktur : Adam Qodar


Tags: muhammadiyah, yogyakarta, knib, muslim, indonesia, berkemajuan,
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Dinamika Persyarikatan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website