Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Ridwan Kamil : Perubahan Harus Dijemput Bukan Ditunggu

Homepage

Ridwan Kamil : Perubahan Harus Dijemput Bukan Ditunggu

Selasa, 24-05-2016
Dibaca: 1278

BANTUL, MUHAMMADIYAH.OR.ID -- Untuk membawa sebuah perubahan di Indonesia tidak lagi dengan sikap menunggu, namun dengan aksi nyata atau dijemput. Perubahan yang terjadi sejalan dengan inovasi-inovasi baru pembangunan, sehingga tidak ada lagi istilah daerah tertinggal.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil ketika menjadi pembicara dalam acara Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Selasa (24/5) bertempat di Gedung Ar Fachrudin B lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Dalam kepemimpinan di Bandung saya menerapkan budaya untuk melayani sebagai pemimpin, dan untuk mencapai sebuah perubahan dibutuhkan kerja nyata, bukan lagi menunggu sebuah perubahan terjadi, namun harus action, ”ungkap Kang Emil.

“Dalam Al-Quran surah Al-Maun telah dijelaskan, kita harus berguna dan bermaafaat bagi orang lain, dan sudah sepatutnya seorang pemimpin harus bermanfaat dan berguna bagi masyarakatnya,”tambah Kang Emil.

Landasan dalam membangun sebuah negeri tidak hanya dengan mengandalkan struktur formal. “Untuk meraih perubahan kita jangan hanya terpaku pada struktural formal, kita harus mampu berinovasi, di Bandung terdapat inovasi sosial yang saya canangkan diantaranya yaitu melalui program magrib mengaji, family for family, 1 kelurahan 1 arsitek, dan ayo bayar zakat,” ungkap Kang Emil.

Salah satu hal yang menjadi perhatian Pemerintah Kota Bandung adalah dunia wirausaha, untuk membantu masyarakat Bandung berenterpreneur, pemerintah Kota Bandung meluncrukan program Kredit Melati (Melawan Rentenir). “Program ini dicanangkan agar masyarakat Bandung dalam membangun sebuah usaha tidak takut dengan ulah-ulah rentenir, hal tersebut dilakukan agar Bandung semakin sejahtera,”ungkap Kang Emil.

Sebuah Negeri dikatakan maju tidak hanya dapat dilihat dari fisiknya saja, melainkan dapat diukur dari indeks kebahagiaan masyarakatnya. “Kebahagiaan masyarakat adalah hal utama, jika masyarakatnya bahagia maka sebuah Negeri dapat dikatakan maju,”ucap Kang Emil.

Indonesia dapat maju jika seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahnya kompak. “Saat ini sudah bukan zamannya lagi berkompetisi, melainkan berkolaborasi antar seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar tercapainya Indonesia Berkemajuan,”tutupnya. (Adam)Untuk membawa sebuah perubahan di Indonesia tidak lagi dengan sikap menunggu, namun dengan aksi nyata atau dijemput. Perubahan yang terjadi sejalan dengan inovasi-inovasi baru pembangunan, sehingga tidak ada lagi istilah daerah tertinggal.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil ketika menjadi pembicara dalam acara Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Selasa (24/5) bertempat di Gedung Ar Fachrudin B lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Dalam kepemimpinan di Bandung saya menerapkan budaya untuk melayani sebagai pemimpin, dan untuk mencapai sebuah perubahan dibutuhkan kerja nyata, bukan lagi menunggu sebuah perubahan terjadi, namun harus action, ”ungkap Kang Emil.

“Dalam Al-Quran surah Al-Maun telah dijelaskan, kita harus berguna dan bermaafaat bagi orang lain, dan sudah sepatutnya seorang pemimpin harus bermanfaat dan berguna bagi masyarakatnya,”tambah Kang Emil.

Landasan dalam membangun sebuah negeri tidak hanya dengan mengandalkan struktur formal. “Untuk meraih perubahan kita jangan hanya terpaku pada struktural formal, kita harus mampu berinovasi, di Bandung terdapat inovasi sosial yang saya canangkan diantaranya yaitu melalui program magrib mengaji, family for family, 1 kelurahan 1 arsitek, dan ayo bayar zakat,” ungkap Kang Emil.

Salah satu hal yang menjadi perhatian Pemerintah Kota Bandung adalah dunia wirausaha, untuk membantu masyarakat Bandung berenterpreneur, pemerintah Kota Bandung meluncrukan program Kredit Melati (Melawan Rentenir). “Program ini dicanangkan agar masyarakat Bandung dalam membangun sebuah usaha tidak takut dengan ulah-ulah rentenir, hal tersebut dilakukan agar Bandung semakin sejahtera,”ungkap Kang Emil.

Sebuah Negeri dikatakan maju tidak hanya dapat dilihat dari fisiknya saja, melainkan dapat diukur dari indeks kebahagiaan masyarakatnya. “Kebahagiaan masyarakat adalah hal utama, jika masyarakatnya bahagia maka sebuah Negeri dapat dikatakan maju,”ucap Kang Emil.

Indonesia dapat maju jika seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahnya kompak. “Saat ini sudah bukan zamannya lagi berkompetisi, melainkan berkolaborasi antar seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar tercapainya Indonesia Berkemajuan,”tutupnya. (Adam)


Tags: Muhammadiyah, Yogyakarta, KNIB, Indonesia, Berkemajuan, Ridwan Kamil,
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Dinamika Persyarikatan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website