Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > LAZISMU Dorong Program Sinergis Antar Majelis, Lembaga dan AUM Muhammadiyah

Homepage

LAZISMU Dorong Program Sinergis Antar Majelis, Lembaga dan AUM Muhammadiyah

Jum'at, 27-05-2016
Dibaca: 1993

YOGYAKARTA, MUHAMMADIYAH.OR.ID -- Indonesia merupakan negara mayoritas muslim yang mempunyai nilai ZIS (zakat, Infak, dan shadaqah) yang besar sebagai salah satu kekuatan dalam tumbuh kembangnya perekonomian Islam.

Melihat potensi besar tersebut akhirnya pada tahun 2002 Muhammadiyah mendirikan LAZISMU (lembaga amal zakat, infaq, shadaqah Muhammadiyah) untuk melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, shadaqah, dan dana kedermawanan lainnya yang diperoleh baik dari perseorangan, lembaga, dan perusahaan dan instansi lainya.

Latifah Iskandar, pengurus Pusat Aisyiah, mengatakan, bahwa peran LAZISMU saat ini sudah berjalan dengan pertumbuhannya cepat dan semakin profesional. ‘LazisMu, sudah semakin profesional dan sudah menyesuaikan dengan beberapa Undang-Undang tentang zakat,’ ungkap Latifah pada pertemuan yang membahas program sinergis bersama LAZISMU di kantor PP Ahmad Dahlan (27/5/2016). 

Pada pertemuan tersebut, Aisyiah mendorong program kerjasama yang didukung LAZISMU dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan (amal usaha kesehatan, dan kesehatan masyarakat).

Program dan Development Director LAZISMU, Eko Suprayitno, menjelaskan bahwa lembaganya akan menjalin kerjasama antar majelis, lembaga dan amal usaha yang ada di Muhammadiyah, termasuk juga Ortom dan lembaga di luar Muhammadiyah. Beberapa program yang bisa dikerjasamakan diantaranya ; program beasiswa pendidikan, penguatan ekonomi, pelayanan sosial, pertanian dan lainnya. 

“Program pendampingan LAZISMU bagi korban longsor di Banjarnegara merupakan program sinergis yang menarik untuk dijadikan model kerjasama antar majelis, lembaga dan amal usaha,” kata Eko.

Sementara itu, Sarni, salah satu pengurus MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), menjelaskan bahwa program pendampingan bagi masayarakat korban letusan Gunung Sinabung yang dilakukan oleh MDMC sudah berjalan 3 tahun dan perlu didukung oleh LAZISMU. Menurut Sarni, saat ini ada tiga desa yang masyarakatnya non- musim juga menjadi prioritas dampingan MDMC. Kondisi desa tersebut menurut Sarni cukup kritis karena jaraknya sekitar 3 kilo meter dari puncak gunung dan masyarakat di desa tersebut hingga sekarang masih berstatus sebagai pengungsi.

“Kondisi mereka serampangan dalam hal ekonomi, pemerintah kurang maksimal dalam memberikan pendampingan. MDMC akan melakukan pendampingan secara holisitik dan profesional dengan membuka kantor di sana, tentunya dengan adanya suporting termasuk LAZISMU,” jelas Sarni yang merupakan anggota divisi tanggap darurat MDMC..

Selain Aisyiah dan MDMC , Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) juga menyampaikan rencana kerjasama lanjutan yang sudah berjalan bersama LAZISMU, terutama untuk kegiatan pendampingan masyarakat Kokoda di Papua. Sekertaris MPM Pusat, Bahtar Dwi Kurniawan, menjelaskan beberapa program kegiatan dampingan MPM yang perlu didukung oleh LAZISMU.

“Program pendampingan masyarakat di NTT, pendampingan IKM, dan Disabiltas juga perlu didukung LAZISMU,” ungkap Bahtiar. 

Selain mengadakan koordinasi sinergi program dengan Aisyiyah, MDMC dan MPM, LAZISMU juga berkoordinasi dengan  redaksi website muhammadiyah.or.id, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan, dan Majelis Lingkungan Hidup. (mona)

Reporter : Lutsfi Siswanto

 


Tags: Muhammadiyah, Yogyakarta, LAZISMU, MPM, MDMC, MLH, Dikti, Aisyiyah, sinergi, program,
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website