Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Muhammadiyah Tegaskan Negara Pancasila Tidak Boleh Anti Tuhan

Homepage

Muhammadiyah Tegaskan Negara Pancasila Tidak Boleh Anti Tuhan

Senin, 13-06-2016
Dibaca: 1272

CIREBON, MUHAMMADIYAH.OR.ID, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Pancasila merupakan pondasi dasar masyarakat Indonesia, khususnya umat islam dalam berbangsa dan bernegara. Karena, menurut Haedar, sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa memiliki makna yang sangat besar yakni tauhid.

“Pandangan hidup bangsa yakni Pancasila, yang sila pertamanya bagi agama Islam, tauhid,” ujar Haedar Nashir menegaskan dalam Pembukaan Pengkajian Ramadhan 1437 H, di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon, Senin (13/6). Haedar mengatakan, kekuatan masyarakat termasuk di dalamnya kekuatan umat Islam, sangat besar di dalam pejuangan kemerdekaan untuk membangun Negara Indonesia.

Pengkajian Muhammadiyah kali ini, terang Haedar, memang mengambil tema Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wa Syahadah. Ini, kata Haedar, merupakan kesepakatan dari Hasil Muktamar 2015 di Makassar sebagai satu-satunya dokumen yang monumental. Tema tersebut, lanjut Haedar, mengandung pandangan dan sikap Muhammadiyah mengenai Negara Indonesia sebagai Negara Pancasila.

Haedar memaparkan, kecenderungan masyarakat dalam berkebangsaan, saat ini, mengalami liberalisasi dan sekularisasi . Begitu pula, kata dia, dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan Indonesia telah terkontaminasi dengan hal-hal yang sekular. “Kecenderungan ini tak boleh terjadi,” tegas sosiolog lulusan Universitas Gadjah Mada itu.

Ia menilai, masyarakat dewasa kini banyak yang mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM) agar membolehan untuk tidak beragama dan menyembah Tuhan. Padahal, jelas Haedar, ketika pikiran anti agama dan anti tuhan menuntut hak hidup dalam kebangsaan, ada koridor yang tidak membolehkan itu terjadi yakni sila pertama dalam Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

Menurut dia, Negara Indonesia, tidak boleh dibawa ke dalam Negara yang bertentangan dengan prinsip Ketuhanan yang Maha Esa.

"Kita berharap kekuatan bangsa ini, Pancasila yang satu, dijadikan pondasi kehidupan kita,” kata Haedar di hadapan ratusan pimpinan Muhammadiyah tingkat daerah dan wilayah se-Indonesia yang hadir di Pengkajian Ramadhan rutin itu.

Reporter: Ilma Aghniatunnisa

Redaktur: Ridlo Abdillah


Tags: Muhammadiyah, Pengkajian Ramadhan,Negara Pancasila, Cirebon
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website