Ajaran Islam, Ajaran yang Membebaskan
Dibaca: 1632
MUHAMMADIYAH.OR.ID, CIREBON -- Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Sudarnoto A. Hakim mengatakan, Muhammadiyah memperkenalkan ajaran Islam sebagai ajaran yang bergerak dan membebaskan. Islam, lanjut Sudarnoto, merupakan suatu ajaran yang tidak berhenti pada Al-Qur’an dan Hadist. Namun, Islam yang berkemajuan dan bertransformasi.
“The age of motion, zaman yang bergerak, sebuah zaman yang harus digerakan ke depan,” ujar Sudarnoto mengutip judul disertasi ilmuwan Jepang ketika menyampaikan Materi I yang berjudul Negara Pancasila Sebagai Dar al-Ahd: Perspektif Sejarah dan Politik, dalam Pengkajian Ramadhan 1437 H, di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon, Senin (13/6).
Sudarnoto mengungkapkan, gerakan Islam yang dibangun, harus punya ruh bagi ajaran Islam. Menyebarkan ajaran Islam yang murni dan terbebas dari tahayul, bid’ah, dan kurafat. Yaitu ajaran yang terbebas dari diskriminasi, kebodohan, keterpurukan, dan rasa takut.
Alam pikiran Islam, kata sudarnoto, yang dibangun Muhammadiyah memperkenalkan ajaran Islam yang transformatif yang merupakan ajaran dan doktrin untuk menjawab masalah bangsa.
Gerakan Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang artinya membangun supaya masyarakat Indonesia taat kepada Allah secara murni. Juga, terang sejarawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, Muhammadiyah membela kedaulatan masyarakat yang mengalami keterpurukan. “Etos inilah yang dibangun Muhammadiyah dalam perjalanan Ki Bagus Hadi Kusumo,” katanya.
Sudarnoto memberikan beberapa kata kunci yang mewarnai gerakan Muhammadiyah. Pertama, Kemurnian Islam. Kedua, Islam transformatif dan berkemajuan. Ketiga, Komitmen Muhammadiyah terhadap kedaulatan. Keempat, kebangsaan. Ini, kata Sudarnoto merupakan hasil Muktamar di Makassar ke 47.
“Islam itu penting dari bagian nasionalisme,” kata Sudarnoto menuangkan kembali pikiran Ki Bagus Hadikusumo terkait semangat nasionalisme bagi umat Islam.
Reporter: Ilma Aghniatunnisa
Redaktur: Ridlo Abdillah
Tags: Muhammadiyah, Pengkajian Ramadhan, Islam, Pancasila, Nasionalisme, Cirebon
Arsip Berita