Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Nilai-Nilai Islam Diperlukan untuk Mengatur Bangsa

Homepage

Nilai-Nilai Islam Diperlukan untuk Mengatur Bangsa

Kamis, 07-07-2016
Dibaca: 642

MUHAMMADIYAH.OR.ID, TEGAL -- Pengurus Ranting Muhammadiyah Bogares Kidul, Imam Sanusi mengatakan, nilai-nilai dalam Islam sangat diperlukan untuk mengatur suatu bangsa khususnya Indonesia. Nilai tersebut, ujar Sanusi, memang sudah tertera dalam Undang Undang Dasar 1945.

"Mendorong pemimpin untuk mempelajari Islam dalam memimpin negeri ini," kata Sanusi saat khutbah sholat Idul Fitri 1437 H di Masjid Jami Al Khoirot Bogares Kidul, Tegal, Rabu (6/7).

Namun, menurut Sanusi, nilai Islam yang tertera dalam peraturan negara ini masih setengah hati untuk dijalankan. "Pemerintah masih setengah hati," terang dia melihat banyaknya permasalahan negara yang masih belum teratasi. Seperti, kemiskinan, korupsi, gratifikasi seks, penipuan, dan kedzaliman.

Nilai-nilai Islam, kata Sanusi, telah diambil dari ajarannya untuk ditempatkan dalam memimpin negara. Tapi ajaran Islam ini tidak sepenuhnya dilaksanakan. "Ditinggalkan yang sebagiannya," tuturnya.

Padahal, menurut Sanusi, perintah memimpin tertera dalam Al Qur'an yaitu Q.S Al Anbiya ayat 73. Di dalamnya diperintahkan agar pemimpin senantiasa berbuat kebaikan. Termasuk di dalamnya melaksanakan shalat dan menunaikan zakat.

"Islam sebagai jawaban ilahiah," tegas Sanusi menyoal Islam sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia ini.

Sanusi juga mengajak pada warga Bogareskidul yang melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Jami Al Khoirot agar menjadikan ajaran Islam ini diterapkan dimulai dari diri sendiri. Dan, ia mengajak agar meyakini Islam sebagai kenikmatan di dunia.

"Harusnya kita antusias menjalani kehidupan dengan nilai-nilai Islam," ujar Sanusi.

Khotib sekaligus imam sholat Idul Fitri di masjid Ranting Muhammadiyah Bogares Kidul ini juga menyeru untuk tidak terbuai dengan kenikmatan dunia yang hanya berupa bungkus. Karena, hal tersebut tidak akan menjadi bekal di akhirat. Tapi, isi yang terdapat dalam bungkus itu lah yang harus diperjuangkan.

"Jabatan hanya bungkus, pelayan yang tulus itu isinya," kata Sanusi memberikan contoh dengan bersemangat. (adam)

Reporter: Ilma Aghniatunnisa

Redaktur: Ridlo Abdillah


Tags: Muhammadiyah, Islam, Bangsa
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Idul Fitri



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website