Dakwah Muhammadiyah di Inggris
Dibaca: 1204
MUHAMMADIYAH.OR.ID, INGGRIS -- Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan sejak tahun 1912. Kontribusi Muhammadiyah terhadap sosial kemasyarakatan hingga saat ini ditunjukkan dengan didirikannya ribuan sekolah Islam, yang di dalamnya terdapat pula ratusan Universitas, serta ratusan rumah sakit.
Dakwah Muhammadiyah hingga saat ini tidak hanya tersebar di Indonesia saja, melainkan hingga ke belahan dunia lainnya. Salah satu kader Muhammadiyah yang turut menyebarkan dakwah Muhammadiyah hingga ke negara Inggris dilakukan oleh Hilman Latief, yang merupakan Ketua Pimpinan Pusat Lazismu (Lembaga Amal Zakat dan Sodaqoh Muhammadiyah).
Ketika diwawancarai Islamic Channel yang merupakan salah satu media Inggris pada Senin (4/7) waktu Inggris, Hilman Latief mengungkapkan. Muhammadiyah hingga saat ini telah banyak bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam banyak hal, salah satunya yaitu terkait dengan pengumpulan dana zakat.
Saat ini terdapat perkembangan yang baru di masyarakat, terkait dengan gaya berzakat, yaitu dimudahkannya berzakat dengan adanya lembaga-lembaga amal zakat. “Banyak masyarakat muslim di Indonesia yang mempercayai lembaga amal zakat untuk membayarkan zakat, infaq, dan shadaqohnya, penghimpunan zakat menjadi mudah dengan adanya lembaga zakat tersebut, dan itu tujuan utama Muhammadiyah membentuk lembaga Lazismu, ” jelas Hilman.
Sebenarnya sudah sejak dua puluh tahun terakhir lembaga amal zakat banyak bermunculan di Indonesia. Awal kembangkitan lembaga amal zakat di Indonesia bermula setelah krisis ekonomi di tahun 1990an. “Fungsi lembaga amal zakat pada masa itu diketahui masyarakat hanyalah sekedar mengumpulkan uang dan mendistribusikannya, namun pada dasarnya fungsi dari lembaga amal zakat lebih dari sekedar itu,” ungkap Hilman.
Kembali dijelaskan oleh Hilman. Pada saat Aceh tertimpa musibah, lembaga amal zakat kian menyadari apa yang dilakukan sebelumnya masihlah kurang. “Setidaknya lembaga zakat harus bisa menciptakan sistem terkait dengan bala bantuan ketika terjadi bencana dengan benar dan tertata,” tegas Hilman.
Salah satu tantangan sekaligus kelemahan yang hingga saat ini dirasakan oleh lembaga amal zakat yaitu terkait dengan pendistribusian. “Pendistribusian masih menjadi kendala lembaga amal zakat hingga saat ini, dimana kita dapat melihat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak dan daerah Indonesia yang luas sehingga terkadang masih ada masyarakat maupun daerah yang belum tersentuh oleh lembaga zakat,” ungkap Hilman.
Lazismu dalam hal mengatasi masalah pendistribusian, dijelaskan oleh Hilman yaitu dengan cara bersentuhan langsung dengan masyarakat, dengan menyebar anggota Lazismu ke daerah-daerah yang sulit terjangkau. “Tujuan utamanya selain bersentuhan langsung dengan masyarakat, yaitu mencoba untuk mendistribusikan bantuan yang ada lebih luas lagi, hingga ke daerah-daerah yang sulit untuk dijangkau,” tambah Hilman.
Ketika ditanya mengenai apa yang akan dilakukan Muhammadiyah untuk kedepannya, Hilman menjelaskan. Sekarang usia Muhammadiyah telah 100 tahun lebih. Muhammadiyah mencari strategi baru untuk kembali merancang rencana yang akan dilakukan dalam 100 tahun kedepannya lagi.
“Hal ini dibutuhkan karena Muhammadiyah mempunyai ribuan sekolah dan sekitar ratusan rumah sakit. Sehingga penting bagi Muhammadiyah untuk merancang dan membahas isu-isu terbaru, misalnya seperti Fiqih bencana dan juga Fiqih air yang tengah dirancang oleh Muhammadiyah,” tutupnya. (mona)
Reporter/translator : Adam Qodar
Ilustrasi : Islamchanneltv
Tags: muhammadiyah, lazismu, filantropi, inggris, zakat, dakwah, lazismu
Arsip Berita