Haedar Nashir: Kita Harus Jadi Bangsa yang Damai, Toleran, Moderat
Dibaca: 484
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya yang tidak terlepas dari permasalahan bangsa. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, Haedar Nashir menilai Indonesia memerlukan spiritualisasi dan gerakan keteladanan di negara yang memiliki kemajemukan ini. Dan, lanjutnya, toleransi dalam kemajemukan inilah, menurut Haedar, yang harus menjadi tanggung jawab bersama khususnya para elit bangsa.
“Konsep keadilan sosial itu adalah ketika terjadi kesenjangan sosial ekonomi maka negara harus bisa mengatur agar kesenjangan sosial ekonomi itu tidak menimbulkan ledakan sosial,” tutur Haedar saat memberikan sambutan dalam Silaturahim Idul Fitri 1437 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bersama Tokoh Nasional dan Mitra Muhammadiyah di aula Kh.Ahmad Dahlan, Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (4/8).
Haedar mengatakan, para pendiri bangsa tidak membeda-bedakan ras suku maupun agama yang memang sudah beraneka ragam ini. Bahkan mereka berjuang dan berhimpun bersama untuk kemerdekaan bangsa ini.
“Di situlah lahir ruh kebersamaan,” ujarnya. Ruh kebersamaan itu, ujar Haedar, yang menjadi karakter bangsa Indonesia dalam menghadapi pasang surut permasalahan dalam perjalanannya.
Menurut Haedar, Indonesia ini terus tumbuh sebagai bangsa yang tidak ingin tertinggal dengan negara lainnya. Indonesia juga, maju dalam demokrasi, ekonomi dan juga masih mampu berkembang di berbagai sektor. Namun, kata dia, Indonesia juga kini masih memiliki karakter dalam liberalisasi ekonomi politik dan budaya. Sehingga, hal itu membawa dampak pada distorsi, deviasi, atau penyimpangan.
Haedar pun mengajak, para elit bangsa, lembaga pemerintahan hingga organisasi sosial dan masyarakat lainnya untuk turut serta membantu memikirkan dan mengatasi permasalahan bangsa ini. “Saatnya kita duduk bersama di legislatif, eksekutif maupun yudikatif bahkan organisasi masyarakat keagamaan yang punya andil besar untuk bangsa ini,” ajak dia.
Muhammadiyah menawarkan Indonesia berkemajuan dan Islam berkemajuan sebagai solusi bagi permasalahan bangsa. Gagasan ini merupakan hasil dari Muktamar ke-47 di Makassar pada Agustus 2015.
“Kita harus jadi bangsa yang damai, toleran, moderat, plural tapi juga berkemajuan. Dengan kebermajuan ini, kita punya harkat martabat seperti bangsa lain,” tutup Haedar dalam sambutannya di hadapan para tokoh Muhammadiyah yang telah menjadi elit bangsa.
Reporter: Ilma Aghniatunnisa
Redaktur: Ridlo Abdillah
Tags: Muhammadiyah, Haedar Nashir, Bangsa Damai, Toleran, Moderat
Arsip Berita