Ketua PP Muhammadiyah : Keadilan Merupakan Pondasi dari Kerukunan Antar Umat Beragama
Dibaca: 437
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA- Secara normatif semua agama yang diakui hak hidupnya di Indonesia menuntut terciptanya kerukunan hidup antarumat beragama. Kerukunan tersebut dapat dicerminkan dalam suasana damai, tertib, saling memahami dan menghargai.
Dalam Islam terdapat banyak ayat-ayat Al-Quran dan Hadits ditekankan agar kita bersikap ramah, tidak saling curiga, tidak saling mengancam, dan memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk memeluk agama lain.
“Ketegangan atau konflik antarumat beragama di negara kita biasanya berkisar pada wilayah yang bisa berdiri sendiri atau saling berkaitan,” ungkap Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (10/8) dalam acara Seminar Nasional “Kerukunan Antarumat Beragama Perspektif Islam” bertempat di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).
Baik dari segi kepercayaan, ibadah maupun moral, masing-masing agama memiliki ajarannya yang khas dan bahkan mungkin bertentangan antara satu dengan lainnya. “Perbedaan dan pertentangan ajaran itu sering kali menjadi bahan yang menarik untuk diungkapkan, baik dalam bentuk ceramah maupun tulisan,” ungkap Syafiq.
Perbedaan ajaran merupakan potensi ketegangan, dan karena itu perlu dimunculkan kesamaan dasar-dasar teologis dari berbagai agama. “Semua agama terdapat titik temu yang sangat esensial, sehingga perbedaan dan pertentangan manusia atas landasan ajaran agama dirasa tidak perlu terjadi,” tambah Syafiq.
Kesadaran terhadap potensi ketegangan wilayah sosial ini telah mendorong pemikiran dalam hal perkembangan ekonomi yang lebih merata. “Pemerataan ini perlu dilakukan agar tidak terjadi identifikasi agama dan kelas sosial,” jelas Syafiq.
Syafiq juga mengungkapkan, seharusnya umat muslim dapat memahami isi Al-Quran jangan hanya dengan teksnya saja, namun juga dengan kontekstual. “Kita harus memahami isi Al-Quran dengan cara kontekstual, agar kita dapat memaknai setiap ayat Al-Quran dengan kehidupan dan situasi yang terjadi saat ini, salah satunya dalam hal kerukunan antar umat beragama,” kata Syafiq.
Selain itu Syafiq juga menyampaikan bahwa bentuk nyata Muhammadiyah dalam hal kerukunan antar umat beragama ditunjukkan melalui pendidikan Muhammadiyah. “Sekolah Muhammadiyah di NTT mayoritas pengajar dan siswanya adalah masyarakat Kristen, hal ini telah menunjukkan bahwa Muhammadiyah sangat mengedepankan kerukunan antar umat beragama dalam bentuk nyata bukan hanya sekedar wacana,” tegas Syafiq.
Syafiq juga berpesan agar masyarakat Indonesia dapat memperkokoh demokrasi. “Mengedepankan demokrasi merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh masyarakat, karena demokrasi melahirkan keadilan, dan keadilan merupakan pondasi dari kerukunan,” tutup Syafiq. (adam)
Tags: Muhammadiyah, Islam, Toleransi, Beragama, Kerukunan
Arsip Berita