Sejarah Pergerakan Indonesia Tidak Lepas dari Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia
Dibaca: 364
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Usia Indonesia pada 17 Agustus tahun ini telah mencapai 71 tahun. Di era Indonesia yang sekarang ini masih banyak pekerjaan rumah yang perlu di garap matang agar terciptanya masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Kemerdekaan Indonesia diraih atas kerja keras para pejuang bangsa yang diantaranya adalah tokoh Islam dan tokoh Muhammadiyah.
Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, kepada redaksi muhammadiyah.or.id pada Rabu (15/8) mengatakan bahwasannya sejarah pergerakan Indonesia tidak lepas dari sejarah pergerakan perempuan Indonesia, yang didalamnya ada ‘Aisyiyah.
“Bagaimana mungkin Indonesia merdeka tanpa diisi oleh perempuan-perempuan yang melek (red: paham) kehidupan. Maka dari itu awalnya dengan didorong oleh K.H Dahlan, Nyai Dahlan, dan juga tokoh-tokoh yang lain. Perempuan diajarkan untuk melek (red: paham) kehidupan dengan belajar agama dan juga masuk di sekolah-sekolah umum”, tutur Noordjannah.
Dari semua hal yang mulai diajarkan kepada perempuan di era itu perempuan jadi paham persoalan yang dihadapi bangsa dan ‘Aisyiyah bergerak monumental untuk menjadi pergerakan perempuan yang diakui pada kongres perempuan pertama di Yogyakarta. Hal ini termasuk menjadi inisiator bagi pergerakan perempuan lain dan bagi persyarikatan.
Noordjannah juga menambahkan bahwasannya dalam memperingati atau tasyakur terkait 17 Agustus kita patut meletakkan kesyukuran atas kemerdekaan itu dengan tiga hal, pertama yaitu terdapatnya tokoh Islam yang sebagiannya juga tokoh Muhammadiyah yang mempunyai peran yang luar biasa untuk meraih kemerdekaan.
“Kedua, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kita mengisi kemerdekaan itu dengan membantu negara dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Indonesia masih memiliki bagian-bagian tertentu yang belum maksimal,” ungkap Noordjannah
“Dan terakhir, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah perlu menyisir permasalahan yang ada di Indonesia. Ada beberapa tempat yang masih memerlukan akses untuk menjadi lebih maju dan sebagai wujud dari dakwah amar ma’ruf,” tutup Noordjannah.
Reporter : Syifa
Redaktur: Adam
Tags: Muhammadiyah, Kemerdekaan, Indonesia, Perempuan, `Aisyiyah
Arsip Berita