Busyro Muqoddas : Diperlukan Intelektualisme dan Rasionalitas dalam Memahami Agama
Dibaca: 451
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA- Memahami pendidikan agama merupakan bantuk dari membebaskan ketertinggalan dari sesuatu yang berbau jahiliyah.Selain itu, dalam memahami agama dibutuhkan ikatan intelektualisme dan rasionalitas.
Busyro Muqoddas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyebutkan bahwa kasus Dimas Kanjeng yang belakangan ini senter beredar di masyarakat merupakan salah satu contoh pemahaman agama yang tidak menggunakan intelektualisme dan rasionalitas.
“Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi organisasi Islam untuk mengembangkan model dakwah yang tidak mendorong umatnya memiliki semangat kaya dengan cara-cara yang instan, melainkan harus dengan cara yang profesional, yaitu bekerja keras, jujur dan terpuji,” ucap Busyro, Kamis (6/10).
“Apa yang dilakukan Kanjeng Dimas dalam hal menggandakan uang telah mencerminkan cara-cara jahiliyah,” tegas Busyro.
Busyo menambahkan bahwa dirinya belum bisa melihat ajaran Kanjeng Dimas termasuk aliran sesat atau tidak. Namun, cara-caranya tidak rasional dan profesional untuk memperoleh kekayaan jelas melanggar hukum.
“Karena yang punya kewenangan untuk mengadakan, menerbitkan dan mencetak uang di Indonesia hanya satu yaitu Bank Indonesia. Melihat transdimensi dari sistem cara penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng adalah penggunaan yang dilakukan di luar kaedah-kaedah ilmiah,” jelas Busyro.
Kembali dilanjutkan Busyro, banyak sisi-sisi yang menggambarkan kekacauan dari masalah penggandaan uang tersebut. “Polisi tidak perlu menunggu lagi untuk melakukan langkah-langkah penerbitan surat perintah penyelidikan secepatnya, dan jangan hanya fokus dengan kasus pembunuhannya saja, tetapi juga pada inti masalah utamanya yang terkait dengan penggandaan uang,” pungkasnya. (adam)
Reporter: Ika
Tags: muhammadiyah, intelektualisme, rasionalitas, dimas, kanjeng
Arsip Berita