MPM PP Muhammadiyah Gelorakan Nasionalisme Melalui Jihad Kedaulatan Pangan
Dibaca: 461
MUHAMMADIYAH.OR.ID, BOYOLALI- Persoalan pertanian di Indonesia saat ini mengalami permasalahan yang cukup kompleks. Hal tersebut dapat dilihat pada dua hal, yaitu pada masalah on farming yang ditandai semakin menyempitnya lahan pertanian dan kualitas lahan yang kritis akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
“Akibatnya hasil pertanian menurun drastis baik secara kuantitas maupun kualitas. Selain itu, pada masalah off farming yang ditandai dengan masih adanya kebijakan politik yang tidak berpihak kepada petani, seperti kebijakan impor yang menjadikan nasib petani semakin terpuruk,” ujar M. Nurul Yamin, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah saat meresmikan Rumah Tani Muhammadiyah Cabang Sambi Kabupaten Boyolali, Ahad (11/12).
Lanjut Yamin, nasib petani Indonesia pun mesti berhadapan dengan kartel dan sindikasi hasil pertanian yang membuat masa depan petani semakin suram. Pada sisi lain, budaya pangan impor semakin menjauhkan generasi muda Indonesia dari budaya pangan dan petani Indonesia yang kaya akan khazanah pertanian.
“Memang, untuk mengatasi krisis pangan Indonesia diperlukan kerja keras dan perjuangan berat, untuk itu MPM PP Muhammadiyah menggelorakan Nasionalisme Baru yaitu Jihad Kedaulatan Pangan,” ucap Yamin.
Melalui Jihad Kedaulatan Pangan ini MPM PP Muhammadiyah aktif menggerakan Gerakan Kembali Bertani dengan melibatkan pelajar.
Lebih lanjut dikatakan Yamin bahwa pertanian yang dikembangkan oleh MPM PP Muhammadiyah adalah pertanian terpadu yang ramah lingkungan sehingga menghasilkan produk pertanian yang sehat karena mengurangi penggunaan pupuk kimiawi.
“Dengan model pertanian terpadu akan terjadi efisiensi biaya produksi di satu sisi, dan meningkatkan hasil baik secara kuantitas maupun kualitas di sisi lain. Dengan demikian petani bisa mendapatkan keuntungan ganda sehingga lebih menikmati hasil pertaniannya,” tutup Yamin. (adam)
Tags: muhammadiyah, petani, nasionalisme, jihad
Arsip Berita