Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Ketum PP Muhammadiyah Resmikan Masjid Islamic Center KHA Dahlan di Belitung Timur

Homepage

Ketum PP Muhammadiyah Resmikan Masjid Islamic Center KHA Dahlan di Belitung Timur

Minggu, 08-01-2017
Dibaca: 1512

BELITUNG TIMUR, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menghadiri peringatan Milad Muhammadiyah ke 104/107 dan meresmikan Masjid Islamic Center Muhammadiyah KHA Ahmad Dahlan di Belitung Timur (Beltim), Sabtu (7/1).

Tidak hanya itu, Haedar juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah Gantung bersama Wakil Bupati Beltim, Kepala LPMP Babel, PWM Babel, PDM Beltim.

Ketua Panitia Milad Muhammadiyah Belitung Timur, Sarjono melaporkan kepada PP Muhammadiyah bahwa sejumlah kegiatan diantaranya, kegiatan-kegiatan tersebut berupa sunatan massal bagi kaum dhuafa dan fakir miskin serta berbagai perlombaan. Kegiatan lainnya adalah gerak jalan santai pada 24 Desember 2016 lalu yang diikuti oleh 300 orang peserta.

"Alhamdulillah, kami bisa membantu kaum duafa dan fakir miskin untuk menjalankan sunnah rasul sejumlah 67 orang. Dari target 40, alhamdulillah melampaui jadi 67. Ada pula lomba mewarnai anak-anak TK dan PAUD, dan lomba khatib untuk siswa SMA," ungkap Sarjono.

Pada kesempatan tersebut Haedar Nashir mengatakan, keberadaan Muhammadiyah di Belitung Timur (Beltim) bukan hanya untuk dikenang. Melainkan harus menjadi inspirasi, roh di hati umat Islam, dan fisabillillah umat Islam di Beltim.

Haedar menambahkan bahwa sejarah Muhammadiyah di Beltim, ataupun seperti dikisahkan dalam Laskar Pelangi, merupakan kontribusi pergerakan organisasi umat Islam itu untuk Bangka Belitung.

"Di situ ada konstribusi dan amaliyah Muhammadiyah. Mungkin perlu prasasti atau monumen agar tidak hilang dalam sejarah. Sebagai aqsa, jejak yang baik," jelas Haedar.

Pada kesempatan itu pula, Haedar juga menceritakan kisah perjuangan KHA Dahlan dalam perjuangannya mendirikan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan meluruskan arah kiblat umat Islam di Indonesia dengan cara-cara ilmiah, bidang kesehatan dengan mendirikan poliklinik, dan mengangkat harkat wanita (yang saat itu direndahkan) melalui pendirian organisasi ‘Aisyiyah.

“Ahmad Dahlan, pada usia 21 tahun saat itu, sudah melakukan sejumlah pembaharuan Islam melalui pergerakan-pergerakan yang mencerahkan, mencerdaskan, dan membebaskan bangsa dari kebodohan”, ujar Haedar.

Ahmad Dahlan, lanjut Haedar, juga disebut sebagai pelopor dalam pergerakan pendidikan Muhammadiyah di Indonesia.

"Saat itu juga ditolak, dianggap meniru orang barat, belanda, tapi terus (berjuang). Bahkan dianggap sebagai kafir. Karena saat itu, ada jargon, barang siapa yang menyerupai siapa kaum, dia adalah kaum itu. Dahlan yakin bahwa pendidikan islam itu adalah pendidikan yang maju," beber Haedar.

Satu abad kemudian, kata Haedar, di pelosok manapun berdiri lembaga pendidikan yang menggabungkan konsep agama dan ilmu pengetahuan, seperti pondok pesantren dan lembaga-lembaga lainnya. "Semuanya memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan," katanya.

Haedar menuturkan pendidikan bagi umat Islam sebab manusia adalah khalifah di muka bumi. "Tidak mungkin jadi (khalifah), kalau bodoh dan tidak memiliki pemikiran cerdas," tutup Haedar. (adam)

 

 

Rep: Syifa Rosiana/ Red: Dzar Al Banna


Tags: muhammadiyah, belitung timur, haedar nashir, amal usaha, masjid, bangka belitung,
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website