Tiga Dimensi Dakwah Pemberdayaan Muhammadiyah
Dibaca: 799
MUHAMMADIYAH.OR.ID, TAIWAN - Berdasar spirit Q S. Al-Maun maka gerakan dakwah Muhammadiyah yang dilakukan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) pada setiap level organisasi harus bersifat pemberdayaan.
Disampaikan M.Nurul Yamin, Ketua MPM PP Muhammadiyah, dalam dakwah pemberdayaan mengandung tiga dimensi dengan mengacu pada ucapan salam. Yaitu pertama, dakwah pemberdayaan itu pembebasan.
“Pembebasan dari kebodohan, kemiskinan, ataupun marjinalisasi dalam kehidupan sosial politik yang lain tanpa pandang bulu,” ujar Yamin, Sabtu (7/1) saat memberikan tausyiahnya pada Pengajian Pengurus PCIM Taiwan.
Kedua, dakwah pemberdayaan itu manusiawi, artinya memanusiakan manusia dalam qadratnya sebagai hamba Allah. Untuk itu dakwah pemberdayaan Muhammadiyah bersifat menggembirakan sebagai implementasi rahmatan lil alamin.
Ketiga, dakwah pemberdayaan itu memberikan nilai tambah. “Artinya kehadiran gerakan dakwah pemberdayaan Muhammadiyah itu harus menumbuhkan daya lompat dan daya ungkit ummat atas potensi yang dimilikinya sehingga mampu berkembang menuju ummat yang memiliki daya saing,” ungkap Yamin.
Dalam konteks inilah lanjut Yamin, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah sangat mengapresiasi program Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan dalam memberdayakan Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan dengan melakukan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan .
“Sebab akar masalah buruh migran di luar negeri yang bekerja di sektor domistik atau pembantu rumah tangga adalah kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan, untuk itu setelah mereka mengikuti pelatihan dan pendampingan yang dilakukan MPM PP Muhammadiyah bersama PCIM Taiwan ketika mereka kembali lagi ke tanah air diharapkan sudah bisa mandiri dengan wirausaha dan tidak kembali menjadi buruh migran di sektor domistik,” tutup Yamin. (adam)
Tags: muhammadiyah, taiwan, pemberdayaan
Kategori: internasional
Arsip Berita
