Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Marak Kasus Pemerkosaan Anak, Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Masyarakat Lebih Peduli Lingkungan Sosial

Homepage

Marak Kasus Pemerkosaan Anak, Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Masyarakat Lebih Peduli Lingkungan Sosial

Jum'at, 13-01-2017
Dibaca: 318

MUHAMMADIYAH.OR.ID, SORONG - Kasus pembunuhan kembali menggemparkan warga Sorong. Seorang bocah 4 tahun yang sempat tidak diketahui keberadaannya, ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Bocah malang yang diketahui tinggal di Kompleks Kokoda KM 8 Kota Sorong ini, berinisial KM. Ia ditemukan terkubur dalam kolam lumpur, dekat Kompleks Kokoda, Selasa (10/1/2017), pukul 14.30.

Korban sebelum tewas terkubur lumpur, diduga lebih dulu diperkosa pelaku. Sebelumnya, ibu korban bernama Yuli, sempat mencari keberadaan korban, namun tidak ditemukan. Beruntung, kakak korban sempat melihat korban saat dibawa pelaku, yang akhirnya menjadi satu-satunya petunjuk untuk mengetahui keberadaan korban.

Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PP PM) menyesalkan peristiwa tersebut, terlebih pelaku diduga masih diusia anak-anak. Menurut Jasra, Ketua Kesehatan dan Kesra PP PM, peristiwa ini merupakan pengulangan untuk kesekian kalinya.

“ Ini seperti fenomena gunung es yang sebagian kecil yang baru terekspos dimedia, dugaan kami kejadian ini masih banyak terjadi, belum terlaporkan dan terungkap,” ujar Jasra berdasarkan siaran pers yang diterima redaksi Muhammadiyah.or.id, Kamis (12/1).

Untuk itu PP PM nendorong kepada pemerintah untuk menghidupkan early warning system secara efektif dilapangan, agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. “Seperti kisah sebelumnya setiap kejadian perkosaan sebenarnya ada yang melihat, namun masyarakat belum terbiasa mengenal tempat melapor dalam situasi darurat (sense of crisis),” ujar Jasra.
Ketua Koordinator Program Ayah Hebat PP PM tersebut menambahkan, beberapa fakta kejadian ini menyatakan bahwa pelaku adalah anak putus sekolah. Sehingga Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mendorong pemerintah daerah untuk aktif melakukan edukasi dan menfasilitasi pendidikan kepada anak anak Papua terutama yang putus sekolah.

“Sudah selayaknya Negara memberi akses dan pilihan bagi anak anak yang putus sekolah. Dengan mengoptimalkan program program Pemerintah Pusat ke daerah. Apalagi Papua punya prioritas dalam Otonomi Khusus,” terangnya.

Lanjut Jasra, diharapkan pemerintahan tidak seperti pemadam kebakaran dan cenderung reaktif. “Kedepan perlu diinisiasi dan di syahkan RUU Pengasuhan Anak sebagai salah satu solusi terhadap persoalan hulu pencegahan dan penanganan anak secara komperhensif,” pungkasnya.
Dalam upaya merespon kasus-kasus kekerasan yang trendnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Mendorong peran para Ayah di Pemuda Muhammadiyah untuk lebih aktif melakukan edukasi dan menjadi teladan di masyarakat. Untuk itu PP PM terus melakukan 10 Gerakan Ayah Hebat yang aplikatif dan edukatif.

“Mari jadikan meninggalnya adik perempuan kita KM menjadi jalan penerang kita semua untuk sadar, lebih peduli dan bergerak semakin melindungi anak anak Indonesia. Kita doakan semoga adinda KM tenang dan kejadian ini menjadi momentum mengakhiri kejahatan seksual di Indonesia,” tutupnya. (mona)

 

 

Ilustrasi : Anak-anak Hizbul Wathan Tingkat Athfal

Berita Nasional


Tags: muhammadiya, pemuda, peduli, sosial, lingkungan, pemerkosaan, sorong
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website