Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Terkait Penyebaran Virus Antraks di Yogyakarta, Berikut Tanggapan Dokter Muhammadiyah

Homepage

Terkait Penyebaran Virus Antraks di Yogyakarta, Berikut Tanggapan Dokter Muhammadiyah

Sabtu, 21-01-2017
Dibaca: 289

 

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA -  Penemuan indikasi penyebaran virus antraks yang menyerang beberapa warga di Kulonprogo mengejutkan banyak pihak. Belakangan, beredar pesan berantai di media whatsapp maupun media online lainnya terkait penyebaran virus antraks tersebut.

Dijelaskan oleh Dokter Agus Widyatmoko, dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Asri Medical Center (AMC) Yogyakarta, bahwa bakteri antraks sudah ada sejak lama. Tetapi karena bakteri ini dapat membentuk spora yang bertahan lama, sehingga dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah bakteri tersebut tetap dapat bertahan hingga bertahun-bertahun.

“Manusia dapat terjangkit virus antraks akibat dari produksi hewan, yaitu produk-produk hewan yang mengandung bakteri antraks, seperti kulit, bulu, maupun daging. Selain itu, hewan yang dapat terkena bakteri antaks hanyalah hewan herbivora, seperti sapi, kuda, maupun kambing,” terang Agus, Sabtu (21/1) ketika ditemui redaksi Muhammadiyah.or.id di RS AMC.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini juga menjelaskan, bakteri antraks memiliki kemampuan dapat bertahan dari sistem pertahanan tubuh manusia, sehingga membuat sasaran yang terkena virus tersebut menjadi bengkak, dan juga mengakibatkan gejala kematian jaringan.

“Ketiga komponen inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan bagi manusia yang terkena virus antraks tersebut,” papar Agus.

Kembali dipaparkan Agus, terdapat empat cara penyebaran virus antraks dari hewan kepada manusia, pertama yaitu melalui kulit, penyebaran melalui kulit diakibatkan olej terpaparnya bahan yang terkena antraks ke kulit manusia. Kemudian mengenai daerah tenggorokan akibat dari hirupan, yang mengakibatkan terjadi pembekakan di leher sehingga menyebabkan manusia yang terjangkit antraks sulit bernafas.

“Akibat dari terhirupnya virus tersebut maka akan masuk ke paru-paru, sehingga mengakibatkan paru-paru mengalami pendarahan dan pembengkakan yang mengakibatkan gagal nafas. Selain itu juga melalui makanan, seperti daging, yang akan mengakibatkan luka diusus manusia, menimbulkan nyeri perut, keram , dan diare berdarah,” ungkapnya.

Menurut Agus, guna menghindari penyebaran virus tersebut, hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat yang utama adalah pencegahan, jika memungkinkan dengan menggunakan sarung tangan, dan juga menggunakan masker ketika berada di lingkungan yang sekiranya kurang bersih.

Dan juga dalam hal mengolah makanan  dengan baik. “Jika makanan, khususnya daging diolah dengan baik, maka spora tersebut akan hancur, yaitu dengan dipanaskan pada suhu 120 derajat dalam waktu 90 menit,” terang Agus.

Selain itu, apabila telah terjadi paparan bakteri antraks, yang perlu dilakukan yaitu vaksinasi. “Pasca paparan antraks hal yang harus segera dilakukan yaitu dengan terapi antibiotik, hal ini harus diidentifikasi dengan cepat dalam penanganannya,” terang Agus.

Agus juga menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada penelitian yang mengatakan bahwa penyebaran virus antraks dapat menular melalui antar manusia ke manusia. “Saya tekankan bahwa virus ini dapat menular hanya dari hewan ke manusia, bukan dari manusia ke manusia,” tegasnya.

Mengatasi masalah ini, Agus menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan langkah tegas dan cepat dalam melokasisasi daerah yang terserang virus antraks, dan juga melakukan vaksinasi hewan agar penyebarannya tidak semakin meluas.

Dalam  dunia medis, jelas Agus terjadi kematian akibat dari virus antraks sendiri dikarenakan terlambatnya penaganan. “Angka kematian akibat antraks sendiri berada dibawah 1 persen, jika penanganan dapat dilakukan dengan cepat. Untuk antibiotik dan juga obat-obat penanganan antraks sendiri telah tersedia, dan tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat,” tutup Agus. (adam)

 


Tags: muhammadiyah, virus, antraks, yogyakarta
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website