Penanganan Kesehatan Bagi Jamaah Haji Penting Diperhatikan
Dibaca: 2479
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Permasalahan kesehatan pada pelaku perjalanan Haji penting untuk diperhatikan, khususnya dalam penanganan kesehatan. Deteksi dini permasalahan serangan cuaca dingin dan panas ketika melakukan ibadah Haji kepada jamaah akan membantu kelancaran ibadah selama berada di Tanah Suci.
Disampaikan Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, terdapat dua gejala terkait serangan cuaca yang perlu diperhatikan oleh tim kesehatan jamaah haji Indonesia, yaitu serangan heat stroke yang disebabkan cuaca panas, dan juga frostbite sengatan pada cuaca dingin.
Heat stroke yaitu keadaan dimana suhu tubuh meningkat hingga 400C atau lebih dan berhubungan dengan disfungsi tanda-tanda kegagalan sistem organ yang multipel, termasuk SSP. “Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitasnya yang dapat meningkatkan suhu tubuh,” ungkap Agus, Sabtu (22/1) dalam Workshop Clinical Update on Travel Medicine yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bertempat di Auditorium RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Lanjut Agus, apapun penyebab dari heat stroke diperlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan dan organ lainnya. Gejala klinis penderita heat stoke diantaranya, suhu inti lebih dari 400C, gangguan fungsi SSP, dan juga tanda dehidrasi umum.
Penanganan penderita heat stroke yang dapat dilakukan oleh tim kesehatan jamaah haji yaitu, mendinginkan pasien, pindahkan pasien ke ruang yang sejuk atau ruang terbuka yang terlindung dari panas matahari dan loggarkan pakaian pasien.
“Berikan pasien cairan infus garam fisiologis (NaCL 0,9%), dan kipasi pasien, untuk mempercepat penguapan,” terang Agus.
Sedangkan dalam hal pencegahan heat stroke, kembali dijelaskan Agus yaitu dengan aklimatisasi atau menyesuaikan dengan suhu panas sebelum keberangkatan haji, tidak melakukan aktivitas berlebihan pada saat terik matahari, dan usahakan kondisi badan tetap segar, cukup istirahat dan tidur 6-8 jam sehari semalam.
“Penting juga dalam pencegahan heat stroke jamaah haji diingatkan untuk minum setiap hari paling sedikit 5-6 liter atau 1 gelas setiap jam, jangan menunggu sampai haus,” ungkap Agus.
Sementara itu, terkait frostbite (sengatan dingin) yaitu kerusakan kulit dan jarigan lainnya yang disebabkan karena terpapar udara dingin dalam waktu yang lama. Sengatan dingin ini mempengaruhi intrasel dan ekstrasel yang mempengaruhi fungsi jaringan dan sirkulasi.
Penanganan yang harus dilakukan bagi penderita sengatan dingin yaitu, membawa pasien kedalam ruangan yang hangat, memberikan cairan infus NaCL 0,9% yang sudah dihangatkan, dan juga pemberian oksigen.
“Pertahankan kondisi tubuh pasien dalam keadaan baik, hindari udara dingin, dengan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu diruang terbuka, dan juga lindungi kulit dengan krim,” jelas Agus.
Angka kematian jamaah haji Indonesia menurut Agus terjadi cukup tinggi pada musim dingin. “Musim dingin terjadi 10 tahun sekali, sehingga diharapkan pada jamaah haji untuk tetap menjaga kondisi tubuh, baik dalam cuaca panas maupun dingin, dan terpenting tim kesehatan bagi jamaah haji harus sigap dalam memberikan penanganan,” tutup Agus. (adam)
Tags: muhammadiyah, kesehatan, jamaah, haji
Arsip Berita