Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan, saat ini masyarakat lebih gemar membaca sebuah berita yang kontroversial. Semakin kontroversialnya sebuah berita, makan akan semakin dicari masyarakat.

Padahal, menurut Mu’ti, berita yang kontroversial tersebut kerap menimbulkan kebencian. “Semakin kontroversial semakin banyak dibaca, semakin banyak dilarang semakin banyak dicari. Itu lah realitas di masyarakat saat ini ditengah arus media informasi yang semakin cepat,” ujar Mu’ti, dalam acara Pengajian Bulanan yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema Dunia Media Sosial dan Fikih Informasi, di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Gedung PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, Jumat malam (3/2).

Mu’ti mengatakan, saat ini banyak media abal-abal yang bermunculan, yang tidak jarang hanya tinggal copy paste dalam menyajikan sebuah berita tanpa dicari terlebih dahulu kebenarannya.

“Isinya dapat bermuatan fitnah, provokasi, dan sensasional. Yang isinya menjelek-jelekan orang malah banyak yang suka. Bad news is a good news,” imbuh Mu’ti.

Sangat disayangkan, media abal-abal saat ini sudah mewabah di Indonesia. “Semakin nge-klik banyak maka semakin banyak keuntungan dengan memiliki market dan user yang besar. Mereka dapat iklan dari google dan iklan koneksi politik,” jelas Mu’ti.

Kembali dijelaskan Mu’ti, media sosial (medsos) dan berbagai isu yang berseliweran adalah impact dari dunia digital. “Selain memudahkan masyarakat, medsos dan juga teknologi informasi juga memiliki resiko juga luar biasa. Atas itu masyarakat harus cerdas dan melek teknologi dan informasi, ” imbuh Mu’ti. (adam/raipan)

Kategori: nasional

• 2020
• 2019
• 2018
• 2017
• 2016
• 2015
• 2014
• 2013
• 2012
• 2011