Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Pentingnya Warga Muhammadiyah Konsisten Melalui Shirotol Mustaqim

Homepage

Pentingnya Warga Muhammadiyah Konsisten Melalui Shirotol Mustaqim

Sabtu, 04-02-2017
Dibaca: 390

MUHAMMADIYAH.OR.ID. KENDAL--  Di alam dunia fana ini terbentang dua jalan yang berbeda, dan setiap manusia  free to choose salah satu atas dua jalan tersebut. Dua jalan itu adalah ash shiroth al mustaqim dan ash shirot ash syaithon. Demikian dikatakan oleh Danusiri dalam pengajian shubuh ceria Sabtu (4/2) di masjid Annur Kedonsari, Weleri, Kendal.

Menurut ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, shirothol mustaqim adalah dinul Islam, yang telah diseru oleh Allah dan dilalui setiap pribadi muslim, “Dinul Islam sebagai pegangan hidup setiap muslim dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi syariat untuk mewujudkan masyarakat yang sebenar – benarnya “ katanya.

Dosen Universitas Muhammadiyah Semarang tersebut juga mengatakan dinul Islam adalah agama Islam. “Agama (Islam) adalah undang – undang ketuhanan bagi orang yang berakal sehat untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Agama mengandung tiga unsur, undang – undang ketuhanan, bagi orang yang berakal sehat, dan untuk kebahagiaan dunia akhirat,”  ujarnya.

“Agama dan beragama memiliki perbedaan, beragama adalah pelaksanaan undang – undang ketuhanan oleh manusia, agama mutlak benar, dan beragama relatif oleh banyak faktor, oleh karena itu beragama berubah – ubah,“ jelas mahasiswa S3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program by research.

Selanjutnya agar ummat Islam mampu istiqomah berada di shirotol mustaqim Danusiri berbagi solusi kepada jamaah, “Pahami pasal demi pasal undang-undang ketuhanan itu, lakukan sekuat dan sebisa mungkin, jangan mencari-cari pasal lain di luar undang-undang Ketuhanan (al-Qur’an dan as-Sunnah). Memperbanyak istighfar, memohon rahmat dan ridla-Nya. Hanya dengan rahmat-Nya ,orang masuk surga, bukan amal shalih. Tetapi, rahmat tidak akan diperoleh kalau tidak taat kepada-Nya. Taat kepadanya berarti beramal shalih, “ ungkapnya.

 “Muhammadiyah bukan Dahlanisme. Inti keberagamaan Muhammadiyah ada pada Alqur’an dan as-Sunnah, realitas dalam sunnah menganut faham (tarjihisme), sebagai pelaksanaan sunnah karena masalah yang terdapat dalam sunnah. Sedangkan hasil akhir tarjihisme adalah menetapkan hadist yang paling rajih untuk diaktualisasikan dalam keberagamaan konkrit,“ pungkas Danusiri. (mona)

 

Kontributor:  A. Gofur/MPI Kendal

Berita Daerah

 

 

 

 


Tags: muhammadiyah, kendal, pengajian, shubuh
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita Daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website