Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Standarisasi Mutu Muballigh Lebih Elegan Ketimbang Sertifikasi Muballigh

Homepage

Standarisasi Mutu Muballigh Lebih Elegan Ketimbang Sertifikasi Muballigh

Kamis, 09-02-2017
Dibaca: 354

MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN – Terkait wacana sertifikasi muballigh (khatib Jum’at) oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal mengimbau sebaiknya untuk tidak direspon terlalu serius, karena menurutnya inisiatif ini tidak terlalu rasional dan cendenung ahistoris.

"Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sudah mendiskusikan permasalahan ini secara mendalam dan menyeluruh. Berbagai fakta yang telah terjadi, dan menjadi kearifan lokal masyarakat dalam dakwah dan tabligh seyogyanya diperhatikan. Mengabaikannya, sama saja dengan sikap tidak rasional dan ahistoris.", ujar Fathurrahman.

Menurut Fathurrahman, justru sebaiknya negara itu membantu dengan melakukan langkah kongkrit guna meningkatkan kualitas muballigh. “Kalau menurut saya,  justru negara sebaiknya melakukan langkah kongkrit dan operasional untuk peningkatan kualitas substantive dan metodologi muballigh,” Kata Fathurrahman saat ditemui di Pondok Pesantren Budi Mulia, Sleman, Yogyakarta, Rabu (8/2).

Lebih lanjut, Ia menerangkan, dakwah dan tabligh menurutnya lebih pada bersifat keterpanggilan teologis ketimbang tuntutan profesi. “Untuk itu urusan sertifikasi harus dikembalikan kepada ummat,” tambahnya.

Fathurrahman menyarankan, dengan kondisi saat ini alangkah lebih baiknya pemerintahan atau negara cenderung lebih akomodatif terhadap civil society dengan membangun kepercayaan dengan ormas Islam.

“Dalam suasana saat ini negara sebaiknya lebih akomodatif terhadap civil society degan tidak mengesankan distrust tehadap ormas Islam,” ujarnya.

Dalam akhir keterangannya, Ketua program Studi (Kaprodi) Komunikasi dan Kepenyiaran Islam UMY ini menandaskan bahwa membangun standarisasi mutu dan kompetensi muballigh lebih elegan dan akomodatif dari pada membangun praktisi dengan sertifikasi.

“Lebih elegan dan bersahabat dari pada sertifikasi yang mengesankan sikap represif penguasa,” tutupnya. (syifa)

Kontributor : Indra jaya Sofyan 


Tags: muhammadiyah, muballigh, sertifikasi
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: nasional



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website