Friday, 20 September 2024

Berderma Menjaga Marwah (2)

Apalagi jika orang-orang yang diberi tadi termasuk yang terzalimi. Tuhan sangat terenyuh mendengarnya. Mari kita cermati secara seksama hadits ini:

هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ

“Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rezeki melainkan karena orang-orang lemah di antara kalian” [HR. al-Bukhari].

Apakah hanya itu? Ternyata tidak! Sebab para malaikat pun turut mendoakan agar para dermawan diberi limpahan rezeki oleh Allah.

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: الَلَّهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُوْلُ اْلاخَرُ: اَللّهُمَّ اعْطِ مُمْسِكًا يَلَفًا.(رواه مسلم والبخاري عن أبي هريرة.)

“Tiada suatu pagi hari pun yang dilewati oleh hamba-hamba Allah melainkan turun di waktu tersebut dua malaikat; salah satu di antaranya mengatakan: ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang dermawan’. Sedangkan malaikat yang satunya lagi mengatakan; ‘Ya Allah, berikanlah kerusakan kepada orang yang memegang (orang kikir)” [HR. Muslim dan Bukhari].

Jika si penderma juga turut berdoa, maka Tuhan menjadi semakin tersemangati untuk bersegera mengabulkannya. Tuhan merasa bahwa hamba-Nya itu memang pantas sesegera mungkin mendapatkan rezeki dan lebih banyak. Dengan perspektif inilah, hendaknya, siapapun, termasuk mereka yang hidupnya pas-pasan, apalagi bagi mereka yang berkecukupan, untuk berderma sesuai kemampuannya.

وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit,…” [QS. Ali-Imran: 133].

لِيُنفِقۡ ذُو سَعَةٍ۬ مِّن سَعَتِهِۦ‌ۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيۡهِ رِزۡقُهُ ۥ فَلۡيُنفِقۡ مِمَّآ ءَاتَٮٰهُ ٱللَّهُ‌ۚ لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا مَآ ءَاتَٮٰهَا‌ۚ سَيَجۡعَلُ ٱللَّهُ بَعۡدَ عُسۡرٍ۬ يُسۡرً۬ا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” [QS. at-Thalaq: 7].

 

Keutamaan-Keutamaan Berderma

Di samping keutamaan-keutamaan seperti disebutkan beberapa hadits dan ayat al-Qur’an di atas, keutamaan lain dari sikap senang berderma di antaranya adalah:

1. Berderma itu baik, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, asalkan ikhlas.

إِن تُبۡدُواْ ٱلصَّدَقَـٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ‌ۖ وَإِن تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا ٱلۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۚ وَيُكَفِّرُ عَنڪُم مِّن سَيِّـَٔاتِڪُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ۬

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” [QS. al-Baqarah: 271]

الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ

“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, tangan yang di atas adalah orang yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah orang yang meminta”[HR. Ibnu Umar r.a.].

2. Memperoleh pahala yang besar.

ا خَيۡرَ فِى ڪَثِيرٍ۬ مِّن نَّجۡوَٮٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَـٰحِۭ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ‌ۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar” [QS. an-Nisaa: 114].

3. Menjauhkan diri dari kekhawatiran dan kesedihan.

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٲلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّ۬ا وَعَلَانِيَةً۬ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” [QS. al-Baqarah: 274].

4. Memperoleh banyak nikmat.

“Sesungguhnya Allah mempunyai kaum-kaum yang Dia khususkan mendapat banyak nikmat untuk kemanfaatan hamba-hamba Allah; Dia menetapkan nikmat-nikmat tersebut kepada mereka selagi mereka mendermakannya. Apabila mereka tidak mau mendermakannya, maka Dia mencabutnya dari tangan mereka lalu dipindahkannya kepada selain mereka” [HR. Ibnu Abud Dunya melalui Ibnu Umar r.a.].

5. Mendatangkan kebaikan bagi orang tua yang telah meninggal dunia.

أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَلَمْ تُوصِ وَإِنِّي أَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ لَتَصَدَّقَتْ فَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا وَلِيَ أَجْرٌ قَالَ نَعَمْ

“Seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad SAW: ‘sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak. Saya menduga, jika ia bisa bicara, ia akan bersedekah. Apakah ia bisa mendapatkan pahala jika saya bersedekah untuknya?’ Beliau menjawab: ‘Ya’ [HR. Bukhari].

Ibnu Abbas memberitakan kepada kami bahwa Sa’ad bin Ubadah r.a. sedang tidak ada di tempat ketika ibunya meninggal. Ia berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku wafat, sedang saya tidak di sana. Apakah sesuatu berguna untuknya, jika kusedekahkan untuknya?” Beliau menjawab: “Ya”. Ia berkata: “sesungguhnya saya persaksikan kepadamu bahwa kebunku al–Mikhraf menjadi sedekah untuk ibuku” [HR. Bukhari].

Seseorang berkata kepada Nabi: “Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak berwasiat, apakah sedekahku bisa menebus (kesalahan)-nya?” Beliau menjawab: “Ya” [HR. Muslim].

6. Menjauhkan diri dari siksa api neraka.

Bersedekah (berderma) memiliki keutamaan luar biasa, walaupun dengan sebiji kurma asalkan ikhlas.

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

Aku mendenar Rasulullah SAW bersabda: “jagalah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma” [HR. Muttafaq ‘Alaih].

 

Balasan bagi Orang Kikir

Sebagaimana keutamaan bagi para penderma, mereka yang kikir, pelit atau bakhil juga pasti akan mendapat balasannya, seperti:

1. Allah akan menyempitkan rezekinya.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُحْصِي فَيُحْصِيَ اللَّهُ عَلَيْكِ

Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu menghitung-hitung untuk bersedekah karena takut miskin, sebab nanti Allah menyempitkan rezeki bagimu” [HR. Bukhari].

2. Mendapat keburukan dan siksa di neraka.

وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرً۬ا لَّهُم‌ۖ بَلۡ هُوَ شَرٌّ۬ لَّهُمۡ‌ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ‌ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٲثُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ۬

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di Hari Kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” [QS. Ali-Imran: 180].

ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ وَيَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبُخۡلِ وَيَڪۡتُمُونَ مَآ ءَاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ‌ۗ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡڪَـٰفِرِينَ عَذَابً۬ا مُّهِينً۬ا – ٣٧

“(yaitu) Orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan” [QS. an-Nisaa: 37].

Realitas kehidupan ini, sebenarnya sudah cukup memberi pelajaran kepada kita untuk bersikap dermawan daripada kikir. Banyaknya orang yang mengalami beragam permasalahan dan musibah karena tampaknya semua itu “akibat” dari kekikiran yang selama ini ditunjukkan. Hak-hak orang lain yang ada di harta kekayaannya tidak diberikan kepada mereka. Bahkan kerakusan telah mendorongnya untuk menumpuk-numpuk harta melalui cara-cara yang batil, seperti mencuri dan korupsi. Berbeda dengan mereka yang dermawan, baik yang kaya maupun biasa saja, kehidupannya tampak memberkahkan. Hidupnya lebih tenang dan bahagia, karena jiwanya terisi dengan sifat-sifat yang memancarkan kebaikan dalam hidup.

Dalam sejarah para Nabi juga terkandung pelajaran tentang adanya orang-orang bakhil atau kikir dan orang-orang yang senang berderma. Mereka yang bakhil dikisahkan akhirnya harus mengalami musibah atau penderitaan akibat dari sikapnya itu. Sebaliknya, mereka yang senang berderma, dikisahkan menjalani kehidupan yang penuh rahmat dari Allah. Keberadaan orang kikir dan penderma pun sengaja Allah abadikan dalam al-Qur’an sebagai pelajaran bagi manusia. Wallahu a’lam.

  

Penulis                        : Buya Muhammada Alfis Chaniago

Sumber Artikel            : tuntunanislam.id

Halaman Sebelumnya  : Berderma Menjaga Marwah (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *