Jum'at, 17 Mei 2024

Jaga Diri Adzab Kiamat (1)

Tafsir Qs. al-Baqarah (2) ayat 47-48

 

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (47) وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (48) – البقرة: 47، 48

2:47. Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.

2:48. Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikit pun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. (Qs. al-Baqarah/2: 47-48)

 

Ayat 48 surat al-Baqarah ini juga diulang lagi dalam ayat 123, meskipun dengan redaksi kalimat yang berbeda.

وَاتَّقُواْ يَوْماً لاَّ تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئاً وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ تَنفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ – البقرة: 123

Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong. (Qs. al-Baqarah: 123)

 

(يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ) Ya Bani Isra’il: Hai Bani Isra’il.

Secara khusus, juga pada ayat 2: 40,  perintah ini ditujukan pada kelompok-kelompok Bani Isra’il yang berada di Madinah pada Zaman Nabi Muhammad shalla Allahu ‘alaihi wa sallam dan secara umum tentunya juga sesudahnya dan di mana saja mereka berada.

(Penjelasan lumayan panjang atas potongan ayat ini, lihat tafsir Surat al-Baqarah ayat 40-41 pada edisi terdahulu).

(اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ) (اذْكُرُوا) udzkuruu: ingatlah kamu.

Kata ini yang merupakan katakerja dari kata dasar dzikir (dzikr: ذكر) yang memiliki arti mengingat dan menyebut.

(نِعْمَتِيَ) ni’matiya: nikmatKu (Allah). Kata nikmat di sini berarti segala macam nikmat.

Kenikmatan (an-ni’mah: النعمة) di sini adalah kata benda jenis (isim jenis  dalam istilah tata bahasa Arab) yang berarti segala macam kenikmatan (an-ni’am: النعم).

Nikmat dalam bahasa Arab mengandung arti kebutuhan hidupnya lebih dari sekedar tercukupi, dirasakan menyenangkan, keadaannya baik dan terasa mudah.

(الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ) allatii an’amtu ‘alaikum: yang telah Aku anugerahkan kepadamu, yang telah Aku berikan nikmat itu  kepadamu.

(وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ) wa annii fadhdhaltukum ‘ala al-‘aalamiin dan bahwa Aku (Allah) telah memberikan berbagai kelebihan (keutamaan) melebihi bangsa lainnya.

Kelebihan ini terjadi pada masa lalu, yaitu pada masa Nabi Musa ‘alaihis salaam ketika mereka masih tunduk dan patuh mengikuti perintah Allah ta’aala.

(الْعَالَمِينَ) al-‘aalamiin adalah bentuk jamak dari kata  الْعَالَمِ  (al-‘aalam) yang sering diterjemahkan dengan alam semesta. Kata (al-‘aalamiin) adalah segala sesuatu yang ada selain Allah ta’aala (alam semesta dan seisinya), yaitu alam jagat raya dengan alam malaikat, alam jin, alam manusia, alam binatang, dan alam tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya.

Kadang orang mencampur-adukkan antara kelebihan (al-afdhaliyyah) yang lebih bersifat duniawi seperti harta, kekuatan, kecantikan, atau kepandaian dengan kelebihan (al-khairiyyah) yang lebih bersifat terutama dalam hal-hal kebajikan dan kesalihan dan hal-hal yang bersifat akhirat . Oleh karena itu, kepada kaum mu’min Allah berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ () – آل عمران/110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab (mau) beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; (sedikit) di antara mereka ada yang kemudian beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (orang mengetahui aturan Allah ta’aala tetapi melanggarnya). (Q.s. Ali Imran/3: 110)

 

Penulis             : M. Yusron Asrofie

Sumber            : http://tuntunanislam.id/

 

Halaman Selanjutnya: Jaga Diri Adzab Kiamat (2)…….

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *