Kamis, 25 April 2024
Home/ Berita/ Haedar Nashir Dorong Reorientasi Gerakan PKU

Haedar Nashir Dorong Reorientasi Gerakan PKU

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Membuka gelaran Rapat Koordinasi Nasional Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah tentang Kesehatan Masyarakat, Sabtu (7/11) Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendorong dilakukannya reorientasi gerakan.
 
“MPKU tidak perlu menjadi majelis yang mengurusi rumah sakit saja, tapi juga berkomitmen pada usaha-usaha membangun usaha kesehatan bangsa yang sekarang menjadi pandangan MPKU,” tegas Haedar.
 
Kebutuhan reorientasi gerakan, menurutnya amat diperlukan di masa sekarang melihat banyaknya ruang kosong di bidang kesehatan yang tidak mampu dioptimalkan oleh pemerintah.
 
Kepeloporan reorientasi tersebut menurutnya juga sebagai wujud komitmen Muhammadiyah yang sejak awal kelahirannya telah menghadirkan Islam sebagai solusi dengan berbagai terobosan di bidang pelayanan kesehatan umum saat masyarakat masih tertinggal dan terjajah.
 
“Proses transformasi itu perlu reorientasi kita baik di Amal Usaha Muhammadiyah bagaimana menerjemahkan ulang, termasuk akselerasi usaha-usaha untuk membangun kesehatan bangsa yang menjadi pilar strategis bahkan menjadi branding dari Muhammadiyah yang identik dengan pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial dan dakwah yang memajukan, dan sekarang bergerak di bidang ekonomi,” rincinya.
 
Tiga Tantangan Reorientasi Kesehatan Masyarakat
 
Dalam kaitannya dengan tema Rakornas “Dinamisasi Gerakan Kesehatan Masyarakat Berkemajuan”, lebih Haedar Nashir melihat tantangan untuk membangun kesehatan masyarakat yang ideal perlu kesabaran karena bertemali dengan banyak hal.
 
Pertama, tantangan tersebut muncul dari kebijakan negara. Karena itu dirinya mendorong siapapun elemen masyarakat yang bertugas di institusi negara untuk menguatkan implementasi dari aturan normatif yang sudah baik.
 
“Kita ingin negara hadir secara maksimal untuk mendukung, melaksanakan, kesehatan nasional agar kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Sebesar-besar peran masyarakat termasuk Muhammadiyah tentu akann berat karena tanggung jawab utama ada pada negara,” jelasnya.
 
Selanjutnya, tantangan kedua menurut Haedar adalah adanya perubahan landscape sosial ekonomi budaya di tingkat global. Kerusakan alam akibat ulah manusia mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat.
 
“Kita berharap usaha kesehatan menjadi komitmen seluruh negara di muka bumi untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan membawa keselamatan bagi masa depan manusia. Kalau tidak ada reorientasi dalam kebijakan global termasuk pengelolaan sumber daya alam maka masyarakat modern akan menjadi korban dari usahanya sendiri,” imbuhnya.
 
Karena itu, Haedar mendorong para pemimpin negara memilih langkah yang berani. Bagi Muhammadiyah sendiri Haedar mendorong agar MPKU bekerjasama dengan Majelis Lingkungan Hidup untuk mulai melakukan analisis tata ruang secara global.
 
Terakhir, tantangan reorientasi muncul dari perilaku masyarakat sendiri. MPKU menurut Haedar perlu untuk menggarap rekayasa sosial bersama Majelis Tabligh untuk mengubah alam pikiran masyarakat terhadap cara memandang dan menjaga kebersihan, kesehatan lingkungan dan kelangsungan hidup bersama sesuai lima kaidah pokok syariat. (afn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *