Jum'at, 19 April 2024
Home/ Berita/ Ritel, Bisnis yang Perlu Segera Diseriusi Muhammadiyah

Ritel, Bisnis yang Perlu Segera Diseriusi Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah terus menguatkan ekonomi umat dengan mengintensifkan bisnis ritel dan swalayan yang dikelola oleh Muhammadiyah dan berjejaring dengan Muhammadiyah.
 
Penguatan itu digagas Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah melalui Diskusi Ruang Toko JSM, pada Jum’at (6/11).
 
Melalui Diskusi yang bertemakan “Sharing Bussines Ritel Citra Swalayan Group”, JSM mendorong Muhammadiyah di wilayah dan daerah mengembangkan bisnis ritel dan swalayan sehingga menjadi tumpuan eknomi umat.
 
Ketua MEK PP Muhammadiyah, Herry Zudianto mengatakan bisnis seperti ritel dan swalayan berkembang perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Untuk itulah JSM wilayah, daerah dan cabang yang ingin memulai perlu memperhatikan SDM.
 
“Kami MEK PP Muhammadiyah senang sekali bisinis ritel di JSM sudah banyak sekali dan banyak besar bahkan bisa menjadi contoh untuk pantasi ditiru kemajuannya,” kata Herry Zudianto dalam pengantar diskusinya.
 
Dorongan yang sama juga disampaikan Guspardi Gaus, Pengusaha Ritel dan Owner Citra Swalayan Group yang menjadi pemateri diskusi Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM).
 
Guspardi menyampaikan Muhammadiyah harus mengambil pernanan dalam bisnis ritel dan syalawan. Baik yang sudah ada dan berkembang dan masih merintis perlu didorong.
 
Anggota DPR RI Komisi II dan Mantan Ketua MEK Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat ini juga memotivasi untuk jangan takut memulai berbisnis ritel. Menurutnya modal (uang) bukan segala-galanya tapi yang paling penting kemauan yang tinggi.
 
Hal itu sudah dilakukanya kala menjadi aktivis IMM Ciputat selepas Lulus dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang hingga kini sudah memiliki 15 ritel di Padang dan Kabupaten Sijunjung serta berencana mengembangkan bisnis ritelnya di Jabodetabek.
 
“Memang saya katakan tadi modal bukan segala-galanya, bahkan banyak yang berkeluh kesah soal modal tidak punya uang dan tidak bisa mengembangkan usaha. Namun saya adalah bukti sejarah yang memulai usaha dari satu juta rupiah yang dikelola sendiri sebagai bos, pegawai dan pembelanjaan sendiri,” urainya dalam diskusi.
 
Selain itu, kata Guspardi modal yang lain yang tidak kalah penting adalah kerja keras, karena mendapatkan sesuatu itu perlu kerja keras dan jangan cepat menyerah.
 
“Akses atau berjejaring juga sangat diperlukan untuk membangun usaha dan mengembangkan usaha. Dan ini perlu dilakukan oleh Jaringan Saudagar Muhammadiyah yang sudah punya ritel agar terus berkembang dan berjejaring,” katanya. (Andi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *