Kamis, 16 Januari 2025

Konsekuensi La Ilaha illa Allah (3)

Syahadat al-Rasul

Implikasi dan konsekuensi ‘la ilaha illallah”, tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan “syahadat al-rasul”, yakni “Muhammadun Rasulullah” atau “asyhadu anna Muhammadan rasulullah”. Persaksian tentang ketauhidan Allah tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan ini kecuali dengan persaksian terhadap kerasulan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Syahadat al-tauhid tidak sekedar persaksian dan kesaksian, tetapi mengandung sumpah setia bahwa seorang hamba beriman untuk hanya mempertuhankan Allah, tunduk patuh kepada hokum-hukumnya, memuliakan nama-nama dan sifatnya, serta beribadah sesuai dengan petunjuk dan arahannya.

Sumpah setia ini tidak akan bisa direalisasikan kecuali dengan melakukan persaksian, kesaksian dan sumpah setia kepada hamba Allah yang telah dipilih sebagai pembawa risalah, yakni Muhammad Rasulullah SAW. Isi kesaksian, persaksian dan sumpah setia kepada rasulullah adalah sumpah setia untuk senantiasa mengikuti petunjuk dan risalah yang disampaikannya melalui Kitabullah (Al-Quran) dan al-Hadits, meneladani perikehidupannya baik secara pribadi, kehidupan keluarga dan bermasyarakatnya, sehingga semua catatan tentang sabda, perbuatan, ketetapan dan akhlak kehidupan disebut Sunnah Rasulillah, yang makna lebih luas dari al-Hadits.

 

Al-Ikhlas wa Mutaba’at al-Rasul

Dua kalimat syahadat yang diucapkan seorang Muslim memiliki makna “al-Ikhlas wa mutaba’at al-rasul”. Yakni membersihkan jiwa dengan bertauhid kepada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyyah maupun dalam asma wa sifaynya, serta membebaskan diri dari semua bentuk belenggu kesyirikan, baik syirk khafi (syirk laten) maupun syirk jail (syirk manifest) atau syirk batin dan syirk zhahir. Selanjunya diikuti dengan realisasinya berupa kesanggupan untuk mengambil petunjuk dan keteladanan hanya kepada Rasulullah Muhammad saw. Yang demikian ini ditegaskan dalam firman Allah:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (Qs. Ali Imran: 31-32)

Syaikh Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin al-Turkey menjelaskan bahwa barangsiapa yang mencintai Allah maka konsekwensinya harus mengimani dan mentaati Rasulullah Muhammad saw lahir dan batin. Artinya ucapan La ilaha illah yang bermakna ikrar kecintaan hanya kepada Allah (tauhidullah) tidak akan bisa diwujudkan dalam kehidupan nyata kecuali dengan beriman kepada Rasulullah Muhammad saw, mengikuti dan mentaati semua ajarannya yang tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah. Dengan kata lain implementasi syahadat al-tauhid harus menyertakan syahadat al-rasul.

Syahadat al-Rasul adalah sumpah, ikrar dan tekat untuk senantiasa mut’ba’at al-Rasul, yakni senantiasa mengimani, mengikuti dan mentaati rasul secara lahir batin, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Membenarkan setiap apa yang beliau kabarkan.

Sesungguhnya apa yang akan disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah semata-mata berasal dari Allah SWT.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى، عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (النجم:3-٥)

“Dan tidaklah yang diucapkan itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (Qs. An-Najm: 3-5).

 

  1.  Taat terhadap apa yang diperintahkan

Taat dan patuh adalah sesuatu keharusan bagi kita yang sudah mengikrarkan syahadat. Taat kepada Rasul merupakan perwujudan taat kita kepada Allah SWT.

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (النساء: 80)

“Barang siapa yg mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu) maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi menjadi pemelihara bagi mereka” (Qs. an-Nisa’: 80).

 

       3.   Menjauhi apa yang dilarang oleh Rasulullah SAW.

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٧)

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah: dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya”. (Qs. Al-Hasyr: 7).

 

  1. Menjadikan Rasul Muhammad SAW menjadi teladan.

Sudah barang tentu Rasul yang diutus Allah SWT adalah manusia pilihan. Rasul Muhammad adalah teladan utama dalam muslim.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (الأحزاب:٢١)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Qs. al-Ahzab: 21).

 

  1. Mencintai beliau lebih dalam daripada kecintaan terhadap diri sendiri, harta,

anak,    orang tua dan seluruh umat manusia

 

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (رواه البخارى ومسلم)

“Dari Anas berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari Muslim)

 

Teladan al-Sabiqun al-Awwalun (Salaf al-Salih)

Mutaba’ah dan mentaati Rasulullah SAW dapat dijalani dengan sempurna dan tepat apabila dilakukan dengan merujuk dan meneladani generasi yang menyertai Rasulullah serta generasi sesudahnya yang senantiasa dengan sungguh-sungguh mengikuti sunah rasulullah dan jamaah sahabatnya. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya:

وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (التوبة: ١٠٠)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qs. At-Taubah: 100)

 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (الفتح: ٢٩

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Qs. al-Fath: 29)

Dua ayat di atas menjadi dasar bahwa mengamalkan ajaran Islam, mengamalkan Al-Quran dan Sunnah sebagai makna dan konsekwensi syahadat La ilaha illa Allah dan syahadat Muhammad Rasulullah wajib merujuk kepada generasi pendahulu yang shalih (salafus shalih) baik dari kalangan shahabat muhajirin dan anshar, dan generasi tabiin. Mengenai keutamaan generasi salafus shalih ini. Rasulullah bersabda

عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ فَلَا أَدْرِي فِي الثَّالِثَةِ أَوْ فِي الرَّابِعَةِ (رواه البخارى ومسلم)

Dari ‘Abidah dari ‘Abdullah, Nabi SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya lagi, aku tidak tahu generasi yang ketiga dan keempat”. (Bukhari-Muslim)

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa generasi setelah tabiin, yang disebut sebagai ketiga, keempat dan seterusnya terlalu banyak menyimpang dan menyelesihi persaksian dan sumpahnya, yakni menyelesihi Qur’an dan Sunnah.

Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan di atas maka dapatlah diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, makna dan konsekuensi syahadat la ilaha illallah adalah meninggalkan segala bentuk peribadahan dan ketergantungan hati kepada selain Allah. Selanjutnya melahirkan sikap mencintai orang yang bertauhid dan membenci keyakinan orang yang berbuat syirk kepada Allah.

Kedua, makna dan konsekuensi syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengimani kenabian dan kerasulannya sebagai Nabi dan Rasul penutup, menaatinya, membenarkan sabdanya, meninggalkan larangannya, beramal dengan sunnahnya dan meninggalkan bid’ah, serta mendahulukan ucapannya di atas ucapan siapapun. Selanjutnya melahirkan sikap mencintai orang-orang yang taat dan setia dengan sunnahnya dan menjauhi orang-orang yang durhaka dan menciptakan perkara-perkara baru dalam urusan agama yang tidak ada tuntunannya. Wallahu A’lam.

 

Penulis             : Syamsul Hidayat

Sumber            : http://tuntunanislam.id/

Halaman Sebelumnya: Konsekuensi La Ilaha illa Allah (2)........

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *