Kamis, 02 Mei 2024

Memakmurkan Masjid (2)

Masjid Sebagai Tempat Berlatih

Masjid berfungsi pula sebagai tempat berlatih dan bermain, sebagaimana tergambar dari hadits sebagai berikut:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ : لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا عَلَى بَابِ حُجْرَتِي وَالْحَبَشَةُ يَلْعَبُونَ فِي الْمَسْجِدِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتُرُنِي بِرِدَائِهِ أَنْظُرُ إِلَى لَعِبِهِمْ  زَادَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَبَشَةُ يَلْعَبُونَ بِحِرَابِهِمْ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’d dari Shalih bin Kaisan dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku ‘Urwah bin Az Zubair bahwa ‘Aisyah berkata, “Pada suatu hari aku penah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di pintu rumahku sedangkan budak-budak Habasyah sedang bermain di dalam Masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menutupiku dengan kain selendangnya saat aku menyaksikan permainan mereka.” Ibraim bin Al Mundzir menambahkan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah dari ‘Aisyah berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan budak-budak Habasyah mempertunjukkan permainan tombak mereka.” (BUKHARI – 435)

Rasulullah menyaksikan permainan tombak para budak Habasyah dan membiarkan mereka tetap melakukannya. Bahkan ketika tiba-tiba Umar masuk lalu mengambil kerikil kemudian melemparkannya kepada mereka, beliau bersabda: “Biarkanlah mereka wahai ‘Umar”.[5]

Bermain tombak berfungsi sebagai latihan dalam meningkatkan ketrampilan menggunakan tombak sekaligus sebagai sarana hiburan. ‘Aisyah sempat menonton sampai puas[6], dan Nabi SAW menyaksikankannya. Ketika Umar merasa tidak nyaman dengan yang dilakukan para budak tersebut dan memberi isyarat dengan melempar kerikil ke arah mereka supaya berhenti, beliau menegur Umar supaya membiarkan saja permainan mereka.  Ketrampilan bermain tombak adalah ketrampilan yang sangat diperlukan untuk jihad menegakkan agama Allah pada saat itu. Rasulullah SAW juga membiarkan orang bersyair di dalam masjid.[7]

Menjadikan masjid sebagai tempat berlatih dan bermain sudah dilakukan semenjak jaman Rasulullah SAW masih hidup. Seharusnya kita juga melakukannya, meskipun bentuknya bukan dengan bermain tombak saja. Kita bisa berlatih berkhutbah, berceramah, berdiskusi, berorganisasi, atau ketrampilan-ketrampilan lainnya yang diperlukan dalam dakwah Islam.

 

Masjid Sebagai Tempat Istirahat

Rasulullah dan para sahabat memanfaatkan masjid sebagai tempat istirahat, sebagaimana termaktub dalam hadits sbb:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَمِّهِ أَنَّهُ رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَلْقِيًا فِي الْمَسْجِدِ وَاضِعًا إِحْدَى رِجْلَيْهِ عَلَى الْأُخْرَى وَعَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ كَانَ عُمَرُ وَعُثْمَانُ يَفْعَلَانِ ذَلِكَ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ibnu Syihab dari ‘Abbad bin Tamim dari Pamannya bahwa dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbaring di dalam masjid dengan meletakkan satu kakinya di atas kaki yang lain.” Dan dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Al Musayyab berkata, “‘Umar dan ‘Utsman juga melakukan hal serupa.” (BUKHARI – 455)

Sahabat Shafwan bin Umayyah bahkan tidur dengan berselimut seharga 30 dirham di masjid dengan sepengetahuan Rasulullah.[8] Di bulan Ramadhan ada pula sahabat yang tidur di masjid[9]

Pada jaman Rasulullah SAW, masjid dijadikan sebagai tempat istirahat, mulai dari sekedar duduk-duduk, berbaring, bahkan sampai untuk tidur. Tentu fungsi sebagai tempat istirahat ini jangan sampai mengganggu fungsi utama masjid sebagai tempat shalat. Begitu waktu shalat tiba, semua yang beristirahat harus segera bergegas mempersiapkan diri melaksanakan shalat jama’ah. Pengurus atau takmir masjid dapat menata dan menentukan tempat-tempat di mana orang boleh duduk-duduk atau berbaring sehingga orang yang mau mengerjakan shalat tidak terganggu.

 

Masjid Sebagai Tempat Rupa-Rupa Kegiatan

Semasa Rasulullah, masjid juga digunakan untuk aneka kegiatan seperti:

Berkonsultasi

Ibnu Umar menceritakan, bahwa seorang laki-laki berkonsultasi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau berada di dalam masjid; “Wahai Rasulullah, bagaimana aku melakukan witir di shalat malam?” Beliau menjawab: “Barangsiapa shalat (malam), maka shalatlah dua raka’at-dua raka’at, jika ia khawatir akan tiba (waktu shalat) subuh, hendaklah ia bersujud sekali sujud (satu raka’at), yang berarti sujudnya (raka’atnya) sebagai witir shalat yang telah ia lakukan.” [10]

 

Bertahkim

Seorang laki-laki dari Bani Aslam mendatangi Nabi  SAW yang saat itu sedang berada di dalam Masjid. Laki-laki itu mengatakan bahwa ia telah berzina, namun beliau berpaling darinya. Maka laki-laki itu menghadap ke arah wajah beliau seraya bersaksi atas dirinya dengan empat orang saksi. Akhirnya beliau memanggil laki-laki itu dan bertanya: “Apakah kamu memiliki penyakit gila?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi: “Apakah kamu telah menikah?” ia menjawab, “Ya.” Akhirnya beliau memerintahkan untuk merajamnya di lapangan luas. Dan ketika lemparan batu telah mengenainya, ia berlari hingga ditangkap dan dirajam kembali hingga meninggal[11].

Masuk Islam

Dari Sa’id bin Abu Sa’id bahwa beliau mendengar Abu Hurairah berkata; ” Tsumamah bin Utsal Al Hanafi pergi ke tempat air mengalir dekat masjid untuk mandi, kemudian masuk ke dalam masjid dan berkata ” Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang diibadahi selain Allah, tidak ada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai Muhammad! Demi Allah di muka bumi ini, dulu tidak ada wajah yang paling aku benci melainkan wajahmu, dan sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai. [12]

Menerima Utusan

Rasulullah sering menerima utusan dari kabilah-kabilah di masjid.

Boleh Makan di Masjid

Di masjid kita boleh makan. Dari  Abdullah bin Al Harits bin Juz` Az Zubaidi dia berkata, “Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kami pernah makan roti dan daging di dalam masjid.” [13]

Berdasarkan fakta sejarah pada jaman Rasulullah, masjid adalah pusat kegiatan ummat Islam dengan shalat berjama’ah sebagai kegiatan utama. Fungsi-fungsi lainnya yang dianjurkan adalah sebagai tempat taklim atau belajar-mengajar dan tempat berlatih. Masjid juga menjadi tempat yang dianjuran untuk berkonsultasi, bertahkim, masuk Islam, menerima utusan. Kita boleh beristirahat, makan dan minum di dalam masjid.

Kita semua wajib berupaya mengfungsikan masjid sebagaimana mestinya, antara lain dengan senantiasa melaksanakan shalat fardhu secara berjama’h di masjid, mengikuti taklim, menyemarakkan kegiatan di masjid, dan menjadikan masjid selalu bersih, rapi dan harum sehingga nyaman bagi yang berada di dalamnya.

 

[1] Shahih Muslim – 1044

[2] Muwatha’ Imam Malik HN 346

[3] Sunan Ibnu Majah HN 225

[4] Shahih Bukhari – HN 614 dari Abu Musa

[5] Sahih Buhari – HN 2686

[6] Shahih Bukhari – HN 4835

[7] Shahih Bukhari – HN 2973/Sunan Abu Daud – HN 4360/Sunan Nasa’i – HN 709

[8] Sunan Abu Daud – HN 3819

[9] Sunan Abu Daud – HN 4383

[10] Shahih Muslim – HN 1250

[11] Shahih Bukhari – HN 4865

[12] Sunan Nasa’i – HN 189

[13] Sunan Ibnu Majah – HN 3291

 

 

Penulis             : Agus Sukaca

Sumber Artikel  : http://tuntunanislam.id/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *