Selasa, 07 Mei 2024

MLH Muhammadiyah Dorong Gerakan Penyelamatan Bumi

Perilaku manusia yang menempatkan alam sebagai objek yang tidak berimbang dalam pembangunan mendorong secara cepat meningkatnya aktivitas pemanasan global. Akibatnya, kerusakan lingkungan seperti banjir bandang, kebakaran, kekeringan, longsor, munculnya wabah penyakit serta musim tak menentu, kini menjadi ancaman bagi kehidupan.

Penyelamatan alam harus dilakukan salah satunya lewat pengelolaan berbasis masyarakat, demikian ujar Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, Ir. Prof. Dr. Muhjidin Mawardi, M.Eng., saat diwawancarai reporter Muh.id (Indra Kusuma) pada acara ramah tamah bersama peserta Rakernas MLH di Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta pada malam Sabtu (29/04).

Berikut hasil wawancara lengkapnya.

 

Faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya kerusakan alam secara masif di Indonesia?

Kerusakan di muka bumi akibat  ulah tangan-tangan manusia, itukan sudah banyak diulas dan dikemukakan oleh kalangan ahli. Jadi yang mendorong utama itu, misalnya terjadinya pemanasan global yang mendorong terjadinya perubahan iklim.Iitukan sifatnya global.

Tapi itu juga dikaitkan oleh aktivitas manusia. Misalnya, termasuk dibeberapa bulan yang lalu terjadi kebakaran hutan, itu memicu erupsi gas karbondioksida yang besarnya bukan main, jumlahnya bukan main, hampir sama dengan era industrialisasi dulu di eropa. Itu meningkatkan suhu bumi, juga sekaligus memberikan efek  gas rumah kaca. Itu sifatnya global.

Tapi negara kita juga dituduh sebagai pemasok emisi karbondiosida melalui kebakaran hutan dan lahan gambut itu. Itu kan kenapa terjadi pembakaran? Orang kan  membuka lahan dengan paling mudah dibakar,  akibatnya terjadi kebakaran dimana-mana. Bagi masyarakat perkebunan, itu dalah cara yang paling mudah, teknologinya murah, mudah dilakukan. Dia tidak membayangkan kalau kebakaran itu berdampak besar bagi masalah lingkungan, disamping kehilangan sumber dayanya, lahan gambut dan hutannya itu hilang, diversitas flaura dan faunanya juga hancur dan ditambah lagi gas emisi karbondioksida.

Kemudian aktivitas dari industri, kemudian juga pertanian, itu memberikan kontribusi signifikan untuk pemanasan global dan perubahan iklim.

Terkait sampah plastik? Sampah plastik, ya, sama saja, sampah plastik itukan sampah yang sulit terdegradasi. Bisa terdegradasi tapi butuh waktu ratusan tahun. Akibatnya akumulasi dari plastik-plastik itu menumpuk, kemudian tidak bisa dicerna oleh bioorganisme, tidak bisa membusuk dan sebagainya ,

Ada upaya-upaya misalnya dengan dibakar. Dibakar itu menyebabkan komponen plastik itu terurai menjadi asam, dan kalau kena hujan, terjadi hujan asam dan sebagainya.  Mengikat karbondiosid dan kemudian menjadi asam. Ya, itu plastic.

Dan katanya plastik itu kan, karena kebiasaan masyarakat  membuang sampah di sungai, di saluran-saluran drainase, akibatnya kan menyempal saluran-saluran pembuangan itu. Kemudia kalau terjadi hujan, saluran tidak lancer, terjadilah banjiir

 

Sejauh mana peran perusahaan ikut serta menambah kerusakan alam di Indonesia?

Perusahaan perannya juga cukup besar. Ambil saja contohnya perusahaan-perusahaan otomotif. Otomotifkan selalu menggenjot produksinya . dan tidak memberikan kompensasi terhadap kerusakan lingkungan akibat emisi gas karbondioksid. Coba, kita kan jadi pasar besar  dari produsen otomotif. Sepeda motor yang lebih mudah, berapa ratus juta. Mobil juga demikian. Padahal produsen itu hingga saat ini masih menggenjot produksinya. Dan bahakan dikatakan baru sebagian kecil rakyat Indonesia memiliki kendaraan. Potensi pasarnya masih cukup besar , mereka akan berlomba menggenjot produksinya.

Mereka tidak dituntut untuk kompensasi, misalnya pajak lingkungan dan sebagainya. Padahal sementara masayarakat luas dikejar-kejar pajaknya. Tapi produsen ndak pernah dikejar-kejar pajak lingkungannya. Semestinya kalau mau adil, perusahaan2 yang besar lainnya  yang bergerak dibidang perkebunan misalnya, banyak juga yang membuka lahan-lahan  yang sebenarnya bukan untuk perkebunan, namun diperuntukan bagi lahan konservasi. Lahan yang lain, kawasan hutan nasional dan sebagainya dijarah. dibuka dijadikan perkebunan.

Sudah berapa hilangnya biodiversivitas  lahan, dan kemudian hancur. Dan kerusakan-kerusakan itu kemudian harus dibayar mahal  oleh Negara dan masyarakat. Kerusakan lahan dan degradasi lahan semakin rusak parah.

 

 Bagaimana terkait dengan aktivitas tambang?

Tambang termasuk juga, tambang itu banyak juga yang melakukan tambang dengan memanfaatkan lahan-lahan yang yang sebenarnya peruntukkanya tidak boleh ditambang. dan setelah tambang berhenti mereka tidak melakukan reklamasi, kemudian ditinggalkan begitu saja. Sehingga yang tersisa adalah lahan-lahan yang marginal, yang kubangan air yang begitu banyak dan tidak bisa ditanami  dan lain sebagainya. Jadi kerusakannya juga masih, bahkan tambang itu di wilayah perkotaan hanya sampai gedung sekolah dibongkar dan dijadikan lahan pertambangan. Tambang-tambang itu tidak hanya perusahaan besar, namun tambang rakyat juga  punya kontribusi yang besar  bagi kerusakan lingkungan

 

Langkah apa yang harus dilakukan pemerintah?

Harus ada gerakan nasional, kalau boleh meminjam istilahnya pak Jokowi, ya, harus ada semacam gerakan radikal, bukan dalam artian radikal itu kekerasan seperti teroris.  Gerakan radikal artinya, atau mungkin revolusi terhadap pemahaman masyarakat, dan keadaran masyarakat luas, termasuk  kelompok-kelompok pengusaha perusahaan dan sebagainya itu  untuk bisa berperilaku ramah lingkungan. Dan itu butuh waktu. Pendidikan lingkunganlah saya kira itu bisa memutus mata rantai kerusakan lingkungan itu. Dan diharapkan generasi yang akan dating adalah generasi sadar lingkungan.

Kalau melihat fenomena yang terjadi di Negara kita, generasi muda kita tampaknya banyak mewarisi kerusakan itu, dan mereka juga bertindak sama seperti orangtua mereka yang suka merusak lingkungan. Jadikan ironi sekali. Tapi kita tetap berusaha melalui pendidikan lingkungan, menggerakan peduli lingkungan, dan sebagainya itu adalah upaya2  untuk mewujudkan generasi yang akan datang yang benar-benar peduli lingkungan.

 

Bagaimana seharusnya masyarakat  muslim menyikapi ini?

Muslim itu sepenuhnya kalau mereka menyadari  dan mau belajar  dari ajaran agamanya. Islam itu sebetulnya agama yang ramah lingkungan. Bahkan banyak sekali ayat Al-Quran yang  berkaitan dengan lingkungan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah ibadah apa saja, itu pasti berkaitan dengan lingkungan. Katakanlah sholat, sholat itu efeknya bisa mencegah kemungkaran. Kemungkaran2 itu terjadi bisa saja di masalah lingkungan. Bahkan dalam surat Al-Baqarah dikatakan dikira kamu itu berbuat baik terhadap lingkungan, padahal sebenarnya kau membuat kerusakan. Nah itukan sinyalemen dari Tuhan yang mengajak kepada kaum Muslimin untuk menjaga lingkungan. Mislanya masalah ibadah haji, yang ihram  dimana larangan-larangn yang diberikan kepada orang yang sedang ber-ihram itukan terkait dengan  masalah lingkungan. Dilarang memetik pohon, membunuh hewan, mencabut rumput, merobek daun. Karena itu akan menganggu harmoni, menganggu lingkungan. Itukan sangat ekologis. Jadi haji itu tidak hanya sekedar wisata, napak tilas perjalanan sejarah, tapi sayarat dengan pesan moral yang berkaitan dengan lingkungan

 

Rakernas MLH mau kemana arahnya  terkait isu-isu lingkungan ini?

Arahnya penguatan ummat, penguatan anggota Muhammadiyah, agar mereka bisa sadar terhadap lingkungannya. Termasuk anggota Muhammadiyah itu dijajaran pimpinan mulai dari pusat sampai ranting  diharapkan mereka itu sadar lingkungan.  Kalau anda sudah melihat film sang pencerah itu, Kyai Dahlan  sejak awal sudah mengajarkan kita untuk  menerapkan prinsip-prinsip daur ulang. Menggunakan  kembali bahan-bahan yang bisa digunakan.  Misalnya ketika Kiyai Dahlan membagikan makanan kepada kaum du’afa dengan menggunakan daun Pisang, ya waktu itu penggunaan kantong plastik masih belum populer, namun bukan berarti kantong plastik tidak ada waktu itu. Nah dari situ bisa kita lihat visi lingkungan yang diajarkan KH Dahlan.  

 

Kontributor: Indra

Redaktur : Lutsfi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *