Minggu, 28 April 2024

Muktamar Gerakan Literasi

 
 
David Efendi
Ketua PIP PP IPM 2006-2008
 
Nampaknya , muktamar ipm tahun 2016 ini di samarinda sangat tepat disebut sebagai muktamar Gerakan literasi. Pasalnya, di muktamar Kali ini adalah top record sepanjang sejarah muktamar IPM /IRM dalam melaunchinh buku karya kader. Kali ini ada 10 buku yang diterbitkan. Suatu gejala pertumbuhan gerakan Literasi yang menggembirakan.
 
Dua tahun terakhirnya terasa sangat kuat gempa literasi yang dipusatkan dari episentrum periode PP IPM 2014-2016. Dari awal era  ini bekerja keras menghadirkan periode buku Dan kesadaran Literasi serta ekoliterasi bagi pelajar Muhammadiyah dari pusat, wilayah, daerah, cabang hinggah ranting-rantingnya. Sebuah gerakan kolektif yang dahsyat.
 
 
Tahun lalu, tepatnya 20015 pp ipm menyelenggarakan literacy camp nasional di rumah dunia banten yang sangat asik dan inspiratif. Banyak pegiat komunitas Literasi terlibat aktif berbagi kekuatan pada komunitas lain untuk saling menguatkan.
 
Di pergerakan di dalam dan luar struktur, ada banyak kader IPM terlibat dalam dinamis gerakan Literasi baik di sekolah, masjid, rumah sakit, sampai yang ada di Jalanan. Semua ada dan lahir dari rahiem IPM. Dikobarkan oleh spirit jihad literasi yang dilandasi ideologi islam berkemajuan.
 
 Menjelang muktamar ke-20 di samarinda tahun 2016 ini,  muncul kegelisahan akan melek Literasi yang rendah di negeri ini lalu melahirkan upaya emansipasi terhadap dunia perbukuan dengan membuat petisi subsidi harga buku di republik ini. Barangkali jalan ini membuka abad kegelapan perbukuan kita yang tak terjangkau masyarakat. Mengikuti India atau Korea yang berhasil mendekatkan buku kepada rakyatnya. Karena pelajar tak dapat hak informasi pengetahuan secara sempurna, maka IPM harus menjadi yang terdepan untuk memperjuangkannya.
 
 
Salah satu bukti empirik betapa terpuruknya tradisi Literasi adalah dengan lahir nya gerakan Literasi sekolah pada periode Anies Baswedan setahun lalu. Masuknya Literasi ke sekolah adalah sebuah ironisme---betapa pelajar jauh dari buku buku Dan sumber pengetahuan. Tahun 2012, dimana internet dan technologi hiruk pikuk di Indonesia, indonesia hanya menempati urutan ke 164 dari 165 negara dalam peringkat melek Literasi.
 
Mundur ke belakang sedikit yaitu di Tahun 2002, ketika Taufiq Ismail berteriak ihwal tragedi nol Baca yang melanda Bangsa indonesia, IRM berada di garis terdepan untuk memulai kerja nyatanya dengan membuat gerakan iqra' (gerakan membaca) yang sampai hari ini diperjuangkan dengan berbagai cara dan ekspresi kreatifnya. Bahkan banyak alumni masih ngopeni kerja kerja Literasi di banyak tempat. Inilah komitmen sosial kebangsaan yang menjadi syarat kader IPM sejati.
 
Gerakan Iqra menegaskan bahwa membaca adalah kewajiban yang tak bisa diabaikan oleh pelajar, oleh semua ummat islam. Sekali tidak mengindahkan perintah ini, keimanan seseorang dipertanyakan.
 
 
Muktamar Gerakan literasi adalah sebuah tauladan, suatu kebanggaan, yang lebih dapat mengisih ruh dan subtansi gerakan pelajar berkemajuan. Gerakan ilmu tak mungkin tanpa hadirnya gerakan literasi.
 
 
Muktamar hari ini juga mengkisahkan bahwa muktamar pelajar Muhammadiyah bukanlah muktamar biasa--muktamar Kali ini adalah muktamar yang akan menjadi harapan bangsa di tengah keterpurukan pengetahuan akibat negara lebih mengurus pembangunan kapitalisme ketimbang membangun kapasitas pengetahuan manusianya.
 
 
Di tengah kegelapan dan tragedi literasi, IPM sangat diharapkan nafas panjangnya untuk melanjutkan gerakan Muhammadiyah demi menjamin kelangsungan hidup gerakan pencerahan untuk memajukan bangsa. IPM merupakan organisasi pelajar yang dirasa paling mampu membangun habitus tradisi Literasi sejak pendidikan dasar dan menengah.  Dari pengamatan jarak dekat, IPM menurut hemat penulis, adalah gerakan yang paling ideal, sangat  militan dan mumpuni mengurus kesulitan negara perihal mempercepat pencapaian gerakan literasi--bangsa yang dekat dengan ilmu pengetahuan dan Bangsa yang diperhitungkan bangsa lain karena kemampuan literasinya.
 
 
Jelaslah, IPM merupakan salah satu pilar penting dalam gerakan Literasi selain pilar lain seperti dunia bisnis perbukuan/penerbitan dan negara (pemegang kebijakan). Apa pasal? IPM paling siap menjadi infrastrukture Gerakan literasi seperti karena di dalamnya tumbuh subur komunitas, komitmen individual, aktifisme keseharian, jaringan, dan tak kalah pentingnya adalah kuatnya ideologi gerakan Literasi yang berpihak. Gerakan literasi yang bukan hanya spirit kemanusiaan tetapi berkelindan dengan spirit ke-ilahi-an. 
 
 
 Gerakan IPM, menurut saya, sangat berhasil melakukan ideologisasi gerakan Literasi. Gerakan Iqra itu mensyaratkan bahwa gerakan Literasi bukan hanya berdimensi duniawi tetapi melampaui itu semua untuk membuktikan keberpihakan atas masalah kemanusiaan, ekologi, sosial, politik, sebagai manifestasi keimanan terhadap Allah Swt.
 
Dengan penuh harapan, Muktamar IPM ke-20 benar benar menjadi muktamar pelopor gerakan literasi dan menghasilkan keputusan keputusan yang secara rangka panjang dapat memperbaiki daya saing Bangsa ini dihadapan Bangsa Bangsa lain yang expansif. Dengan ini, martabat kemanusiaan dapat memenuhi keadilan. Nuun walqolami wamaa yasturuun, demi Pena dan apa apa yang dituliskannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *