Jum'at, 17 Mei 2024

Nikmat Bani Israil Diselamatkan (1)

Tafsir Qs. al-Baqarah (2) ayat 49-50

 

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (49) وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (50) – البقرة: 49-50

 

Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (Qs. al-Baqarah: 49-50)

 

(وَإِذْ) wa idz : Dan ingatlah ketika .(penjelasan panjang ungkapan ini, lihat Tafsir al-Baqarah ayat 30 di Berkala Tuntunan Islam Edisi 9 tahun 2012, halaman 7).

(نَجَّيْنَاكُمْ) najjainaakum: Kami selamatkan kamu sekalian (Bani Isra’il pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salaam). Bisa juga ungkapan ini diartikan Kami membebaskan kamu dari kehancuran

(مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ) min aali Fir’auna: dari para pengikut Fir’aun (termasuk Fir’aun juga). Fir’aun adalah Raja Mesir pada masa Nabi Musa ‘alaihis salaam.

Kata “aali” berarti kaum atau pengikut, juga berarti keluarga.

Mengapa al-Qur’an memakai ungkatan aali Fir’aun? Ungkapan ini menurut al-Qurtubi sebutan bagi suatu kaum atau pengikut yang mempunyai keyakinan sama dengan keyakinan orang yang disebutkan, yaitu Fir’aun. Ungkapan ini juga bisa bermakna Fir’aun dan pengikut-pengikutnya.Lihat ayat-ayat berikut:

 

 كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَكُلٌّ كَانُوا ظَالِمِينَ ()  – الأنفال: 54

(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang lalim. (Qs. al-Anfaal: 54)

 

 فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46) – غافر: 45، 46

Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat.  (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (Qs. Ghafir: 45-46)

 

Di dalam hadits yang berisi do’a shalawat untuk Nabi Muhammad shalla Allahu ‘alaihi wa sallam dan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam, kata “aali” dipakai untuk menyebut keluarganya karena konteks bunyi hadits itu merujuk juga untuk para sahabatnya. Artinya, kalau ada ungkapan “aali” dan disertai kata lainnya, maka artinya bisa lain. Dalam konteks atau kaitan di dalam do’a shalawat, maka arti yang tepat untuk kata “aali” adalah “keluarga”.

 

Ka’ab bin ‘Ujrah meriwayatkan:

سَأَلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ الصَّلَاةُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَلَّمَنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكُمْ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Kami pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul Bait sementara Allah telah mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada kalian?”. Maka Beliau bersabda: “Ucapkanlah:

Allahumma shalli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibrahiim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majid. Allahumma baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa baarakta ‘alaa Ibrahiim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid

Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. (HR Bukhari 3119)

 

Penulis             : M. Yusron Asrofie

Sumber            : http://tuntunanislam.id/

 

Halaman Selanjutnya:Nikmat Bani Israil Diselamatkan (2)……

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *