Sabtu, 18 Mei 2024

Ramadhan Bulan Beramal

Ramadhan Bulan Beramal

Ramadhan datang kembali, rasanya bersyukur kita dapat bertemu lagi dengan bulan suci. Ramadhan adalah bulan istimewa yang kedatangannya selalu dinanti-nanti oleh kaum muslimin. Bulan ini adalah bulan lebih baik dari sebelas bulan lainnya. Karena dalam bulan Ramadhan Allah SWT melimpah-ruahkan keberkahan, pahala, ampunan dan rohmat_Nya bagi umat islam yang rajin beribadah, berbuat kebaikan dan kebajikan.

Allah SWT selalu memilihkan hamba-hambanya agar bisa beribadah di bulan Ramadhan. Karena tidak semua kaum muslimin bisa menjalani ibadah di bulan ini. Ada banyak hal yang menjadikan sebagian muslim tidak bisa melakukan ibadah di bulan syiam (puasa) misalnya : ada yang dipanggil terlebih dahulu sebelum Ramadhan, sedang mengalami sakit saat Ramadhan , tugas  pekerjaan (sebagai buruh, tukang batu) dll.

Oleh sebab itu, bagi kita semua yang sehat dan  mampu beribadah di bulan Ramadhan adalah hamba-hamba pilihan_Nya. Itu semua lantaran Maha Rohman ( pengasih) dan Maha Rohim ( penyanyang) Allah SWT. Karena insyallah kita menjadi hamba pilihan sebaiknya bisa memaksimalkan ibadah, beramal sholih di bulan Ramadhan. Bukan justru menyia-nyiakan.

Ibadah primer yang dilakukan di bulan Ramadhan yakni berpuasa selama sebulan penuh. Perintah ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-baqorah ayat 183 : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Kemudian malamnya dianjurkan untuk mendirikan sholat tarawih.

 

Perbanyak Amal

Selain ibadah puasa, sholat tarawih Allah SWT Tuhan semesta alam juga menganjurkan untuk memperbanyak ibadah lain. Salah satunya diminta untuk memperbanyak infaq dan sedekah di bulan ramadhan. Menyisihkan sebagian rizki untuk dinafkahkan di jalan Allah SWT memang bukan hal yang mudah. Apalagi bila dalam kesehariannya kita merasa kekurangan rizki.

Walaupun demikian, sebaiknya tetaplah bisa menyisihkan rizki untuk beramal, apalagi saat di bulan di bulan suci. Berinfaq dan bersedekah memiliki banyak keutamaan, manfaat dan faedah. Banyak dalil-dalil yang menjelaskan akan hal itu, seperti :

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid : 18)

 

Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.”(HR. Tirmidzi)

 

Itulah beberapa keutamaan dari  sedekah. Kemudian terkait ketakutan akan kekurangan bila rajin sedekah, itu tidak ada sejarahnya. Karena hal tersebut sudah dijelaskan oleh hadist berikut ini “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim).

Oleh sebab itu janganlah takut untuk berinfaq, bersedekah. Ketakutan  senantiasa berasal dari bisikan setan yang terkutuk. Nabi Muhammad SAW adalah sosok pemurah dalam beramal dalam bentuk infaq dan sedekah, apalagi saat di bulan suci. Hal ini sesuai hadist yang dijelaskan sebagai berikut ini :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari).

Itulah pribadi Rasulullah sosok pemurah dan dermawan sungguh mulia akhlaq yang telah di beliau contohkan. Begitu pula bagi K.H.Ahmad Dahlan pendiri persyarikatan muhammadiyah beliau juga sosok ulama tidak suka mengumpul dan menumpuk harta benda. Sebagian besar harta-bendanya justru banyak disedekahkan ke persyarikatan.

Dikisahkan Kiai Dahlan di kampung Kauman Yogyakarta yang menjadi tempat kediamannya pernah menabuh kentongan. Mendengar bunyi kentongan orang-orang kampung pun geger dan spontantinas lari menuju kediaman sang kiai. Setelah kumpul, Kiai Dahlan pun mengumumkan akan melelang harta benda. Akhirnya orang kampong pun  bertanya-tanya “ Kenapa Pak Kiai melelang harta-benda yang dimiliki?

Kiai Dahlan pun menjawab “ hasil uang dari lelangan harta benda, akan saya gunakan untuk membayar gaji guru-guru yang mengajar  di sekolah muhammadiyah. Luar biasa, bukan?

Dari dua keteladanan di atas menunjukan bahwa Islam itu mengajarkan kepadanya umatnya untuk selalu senang berbagi, menolong, membantu, meringangkan beban antar sesama. Islam bukanlah agama yang materialistik, yang mentuhankan harta-benda.

Harta benda dalam Islam dimaknai sebagai sarana bukan sebagai tujuan. Sarana untuk membantu mengangkat derajad para fakir miskin, kaum dhuafa, anak yatim piatu, yang hidupnya masih kekurangan dijadikan berkecukupan, yang hidupnya masih belum berdaya lalu diberdayakan. Alhasil kehidupanmenjadi lebih sejahtera.

Sebagai umat Muhammad SAW dan mengaku sebagai warga muhammadiyah, bahkan mengaku kader persyariktan sebaiknyalah kita mampu mewarisi dan melanjutkan sifat yang mulia ini. Janganlah mengaku kader bila masih ragu dan berat beramal dalam bentuk infaq dan sedekah.

Karena infaq dan sedekah merupakan salah satu dasar dari maksud Islam Berkemajuan. Yaitu Islam yang membebaskan dari keterbelakangan, membebaskan dari kesulitan hidup, membebaskan dari hal kesulitan ekonomi. Setelah dibebaskan mereka kemudian diberdayakan agar bisa produktif dan mandiri. Sehingga tidak ada ketergantungan dari pihak lain.

Setelah diberdayakan maka dimajukan sehingga umat islam menjadi khoirul umah (umat yang terbaik). Maksud terbaik disini menjadi umat yang unggul  dibanding umat lain, umat yang solutif, umat yang selalu menorehkan pretasi, umat yang mengedepankan akhlaqul karimah (teladan yang baik). Umat yang selalu dirindukan oleh umat yang lain karena memberikan manfaat, melindungi, suka menolong, membantu menghargai, menghormati.

Apabila hal itu bisa terwujud maka maksud dan tujuan didirikan muhammadiyah telah telah tercapai.

 

Dani Kurniawan

Sekretaris Majelis Pelayanan Sosial (MPS)

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi UNS Solo

  

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *