Minggu, 28 April 2024

Sepenggal catatan tentang para relawan lokal

Bekerja bersama dengan orang Lokal –   untuk Raju, Captain Big Yan, Upendra, Farooq, Muhammad, para sopir yang tidak kenal lelah, perawat dan dokter di Kantipur serta orang-orang yang tidak bernama

 

Dalam setiap bencana, orang lokallah yang memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan kecepatan respon, ketepatan dalam menentukan lokasi serta dukungan terhadap berbagai aktifitas. Mereka yang paling tahu kondisi, sistem sosial dan politik serta bahasa dan budaya daerahnya.

 

Sejak mendarat di bandara Nepal yang senyap pada tanggal 2 Mei jam 1 dini hari sudah terlihat bagaimana 3 LO, Upendra, Raju, dan Captain Big Yan, yanng disediakan oleh konselor kehormatan dan militer membantu memperlancar handling barang bantuan. Mereka harus datang jam 12 tengah malam setekah malam-malam sebelumnya juga harus menerima tim evakuasi WNI Indonesia di Nepal, tim I yang datang tanggal 29 Mei, serta tim ke dua yang datang menggunakan pesawat charter pada tanggal 2 Mei.

Tanpa letih ketiga orang berbagi tugas untuk menjelaskan ke otoritas bandara siapa saja anggota tim Indonesia, barang apa saja yg dibawa dan mengawal serta meminta tim militer Nepal dan kru bandara membongkar barang. Hampir lima jam Upendra, Raju dan Captain Bigyan menemani serta menerjemahkan pesan kepada militer Nepal, kru bandara serta militer Indonesia yang bersama-sama melakukan bongkar muat 37 ton barang, jumlah yang tidak sedikit. Ketiga orang tersebut mendampingi hingga selesai proses pemilahan barang untuk field hospital dan barang untuk donasi serta mengawal agar barang yang lebih dari 7 truk tersebut dapat aman sampai di gudang militer maupun warehouse yang disediakan oleh konselor untuk tim Indonesia. Dengan tidak tidur, mereka masih meneruskan mencarikan transportasi untuk tim kedua yang berjumlah 33 orang, mengantar dan menjamin sampai di hotel dengan selamat.

 

Tanggal 2 Mei, tim kesehatan memperoleh ijin kegiatan FMT (Foreign Medical Team), setelah diurus di MOHA mulai dari jam 9 hingga jam 17 sore karena file yang sehari sebelumnya sudah diserahkan tidak masuk ke dalam sistem serta kelengkapan persyaratan yang belum dipenuhi. Tim kesehatan Indonesia diberikan ijin untuk melakukan misi di rumah sakit lokal Kantipur Hospital. Namun demikian, misi dianggap belum berhasil karena tujuan utama misi adalah mendirikan rumah sakit lapangan.  Lagi- lagi orang lokal lah yang membantu. Jaringan NGO regional (ADRRN) yang memiliki kerja dengan orang NGO lokal di Nepal membantu mengkontak semua network yang dimiliki. Beberapa tempat dijajagi, tapi belum menemukan lokasi yang tepat untuk Rumah sakit Lapangan dengan 3 tenda (gawat darurat, operasi, dan tenda post recovery) yang satu tendanya berukuran 6x6 meter serta tenda posko untuk petugas kesehatan dan logistik obat dan alat kesehatan jika diperlukan. Kemudian Raju mengontak Sagar penduduk Satungal yang 75% daerahnya terkena dampak gempa bumi. Sore itu, didampingi 5 penduduk lokal melakukan pre assessment, menemui penduduk, perangkat desa dan melihat lokasi yang mungkin dijadikan tempat antuk area Rumah Sakit Lapangan. Akhirnya dari pre assessment lokasi ditentukan karena memenuhi kriterita RS lapangan yang ditentukan dan penduduknya meminta dan mendukung tim Indonesia.

 

Setelah melihat ketepatan lokasi di Satungal, dan dilakukan assessment kedua, pada tanggal 3 Mei, Raju - lulusan master ekonomi, yang dibebas tugaskan dari bank tempat kerja oleh bosnya, konselor Indonesia utk Nepal untuk membantu tim hingga tuntas --  dengan bahasa Nepalnya membantu menguatkan permohonan ke MOHA untuk merubah surat perijinan agar penunjukan Tim Kesehatan tidak hanya di Rumah Sakit Kantipur tetapi juga di Desa Satungal. Akhirnya, surat perubahan perijinan yang ditulis dengan bahasa Nepal didapat dan mulai tanggal 4 tim Indonesia dapat mendirikan RS Lapangan.  Sementara, versi Inggrinya tidak selesai dan harus dibuat esok harinya dengan melalui prosedur pula.

 

Selain membantu mencarikan lokasi, Raju juga membantu memastikan logistik aman di warehouse, siap diambil tim medis jika diperluka dan dengan tak kenal lelah membantu mengkoordinir truck, petugas yang mengangkat dan menurunkan bantuan serta mencari kontak lokasi distribusi bantuan karena bantuan sebenarnya bantuan tidak dapat diserahkan langsung.

Sementara, Upendra – master di bidang hubungan internasional yang bekerja di konselor kehormatan – membantu memuluskan dengan menelpon pihak militer dan MOHA karena tim Indonesia yang spesifik yang beranggotakan Militer dan Sipil, yang di Republik Nepal susah diterima, karena militer memiliki prosedur sendiri. Captain Big Yan, membantu kami bolak-balik ke MMNC – Posko Militer untuk menemani kami menjelaskan komposisi tim, logistik dan personil yang kita punyai

 

Jumlah tim Indonesia yang besar (50 orang) membuat mobilisasi personil tidak mudah dan membutuhkan transportasi yang tidak sedikit. Kebutuhan transportasi ini dapat dipenuhi dengan bantuan Brother Farooq untuk mencarikan sarana angkutan selama misi Indonesia berlangsung. Brother Farooq adalah teman di madrasah kenalan salah satu anggota MDMC yang menjadi pengurus masjid di Kathmandu yang juga terdampak gempa bumi. Dia bahkan menyediakan keponakannya, Muhammad, lulusan keperawatan, yang kebetulan belum bekerja formal, untuk membantu menjadi LO tim Indonesia, khususnya transportasi.

Muhammad setiap hari mendampingi 4 mobil, siap ditelpon dan menjadi penghubung dengan sopir yang hampir semuanya hanya berbicara bahasa lokal. Muhammad pula yang mengantar ke warung halal dan menikmati makanan Nepal/Asia Selatan. Dari pertemuan ini, Muhammad membantu memesankan “catering” paket makanan halal untuk seluruh anggota Tim yang setiap hari membutuhkan makan nasi serta dengan lauk kari ayamnya. Sementara itu, para sopir dengan setia menerima perintah untuk diajak bolak-balik, serta siap sedia kapanpun dibutuhkan.

 

Orang-orang yang tidak masuk anggota tim Indonesia, namun bersama tim Indonesia bekerja atas nama kemanusiaan untuk Nepal -- Dharai-Dharai Dhanyabaad – Terimakasih banyak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *