Senin, 08 Desember 2025

Sikap Orang-Orang Mukmin Terhadap Al-Qur’an (1)

Tafsir Surat al-Baqarah ayat 1-5

Terjemah:

Alif Laam Miim (1); Kitab ini tidak ada yang diragukan, petunjuk bagi mereka yang bertakwa (2); Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, menegakkan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan (3); Mereka juga beriman kepada kitab yang Kami turunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelum kamu, mereka juga yakin akan datangnya hari Akhirat (4); Mereka itulah yang berada pada petunjuk Allah dan merekalah orang-orang yang berbahagia (5). [Qur’an Karim dan Terjemahan Artinya, UII Press Yogyakarta]

 

PENDAHULUAN

Menurut ijma’ ulama, surat al-Baqarah seluruhnya tergolong madaniyyah. Sebagian ulama berpendapat bahwa sebagian ayat dari surat al-Baqarah diturunkan pada waktu Rasulullah saw. melaksanakan haji wada’, dan menurut suatu riwayat, sebagian besar surat al-Baqarah diturunkan pada permulaan hijrah. Surat ini termasuk surat yang terpanjang, terdiri dari 286 ayat, sebagaimana tertulis dalam mushaf. Surat ini diletakkan di permulaan al-Qur’an sesudah surat al-Fatihah. Kemudian disusul dengan tujuh surat yang panjang, yaitu: Ali ‘Imran (madaniyyah). An-Nisa (madaniyyah), al-Maidah (madaniyyah), al-An’am (makkiyyah), al-A’raf (makkiyyah), al-Anfal (madaniyyah) dan at-Taubah (madaniyyah).

Sebelum memulai penafsiran surat ini (al-Baqarah), kita lihat lebih dahulu kandungan surat tersebut secara garis besar. Kandungan surat tersebut antara lain ialah:

  1. Aqidah, sebagaimana diungkapkan pada ayat: 110, 178-179, 181-183, 187-190, 195-196, 203, 215, 218-228, 237, 241, 252, 275, 280, 282-283, dan pada ayat lainnya.
  2. Syariah, sebagaimana disebutkan pada ayat: 110, 178-179, 181-183, 187-190, 195-196, 203, 215-216, 218-228, 237, 241, 252, 254, 262, 275, 280, 282-283, dan ayat lainnya.
  3. Kisah-kisah umat terdahulu dan lain-lain, sebagaimana disebutkan pada ayat: 124-141, 243-251 dan 258-260.

Tafsir Mufradat

  1. Alif lam mim (الٓمٓ), adalah huruf abjad yang terletak pada permulaan surat, karena itulah huruf-huruf tersebut dinamakan juga fawatihus-suwar (pembuka surat-surat). Huruf-huruf sejenis itu merupakan siri khas golongan surat Makkiyah (surat-surat yang diturunkan sebelum Nabi saw. hijrah ke Madinah).

Dalam al-Qur’an terdapat beberapa bentuk fawatihus-suwar yang berbeda-beda. Diantaranya terdiri dari satu huruf, seperti terdapat pada permulaan surat-surat: Sad (38), Qaf (50), dan al-Qalam (68), masing-masing dimulai dengan huruf SadQaf, dan Nun. Sepuluh surat dibuka dengan fawahitus-suwar yang terdiri dari dua huruf, tujuh surat diantaranya dengan bentuk yang sama, yaitu Ha dan Mim, maka surat-surat tersebut dinamakan Hawamim, sekalipun dalam surat tersebut terdapat juga fawahitus-suwar dengan bentuk yang lain, yaitu ‘Ain Sin, Qaf. Tiga surat lainnya dengan huruf yang berbeda, yaitu: Ta Ha pada surat 20, Ta Sin pada surat 27 dan Ya Sin pada surat 36.

Adapun fawahitus-suwar yang terdiri dari tiga huruf dapat ditemukan pada 13 surat. Enam di antaranya terdiri dari Alif Lam Mim, yaitu pada surat-surat: 2, 3, 29, 30, 31, dan 32. Lima di antaranya terdiri dari Alif Lam Ra, yaitu pada surat-surat: 10, 11, 12, 14, dan 15. Pada dua surat lainnya terdiri dari Ta Sin Mim, yaitu pada surat 26 dan 28.

Fawatihus-suwar yang terdiri dari empat huruf dapat ditemukan pada surat al-A’raf (7), terdiri dari huruf: Alif Lam Mim Sad dan pada surat ar-Ra’d (13) terdiri dari huruf: Alif Lam Mim Ra. Adapun fawatihus-suwar yang terdiri dari lima huruf terdapat pada surat Maryam (19), yaitu terdiri dari Kaf Ha Ya A’in Sad.

Maka jumlah fawatihus-suwar seluruhnya adalah 29. (Subhi as-Salih, 1972, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, halaman 236). Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa huruf-huruf tersebut mempunyai makna tanbih (peringatan), untuk membangkitkan perhatian orang sehingga mudah dipahami apa yang akan disampaikan kepadanya. (al-Maraghi, I:39).

  1. Al-Kitab (ٱلۡڪِتَـٰبُ), bentuk masdar, dengan arti al-Maktub (yang tertulis). Dimaksudkan dengan al-Kitab pada ayat tersebut, ialah al-Kitab yang dikenal oleh Nabi saw., yang dijanjikan Allah untuk memperkuat risalahnya dan menjamin memberikan bimbingan kepada kepada orang yang mencari kebenaran serta memberikan bimbingan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam al-Qur’an, kata tersebut dengan berbagai kata turunannya diulang sebanyak 261 kali.
  2. Al-Muttaqun, bentuk jamak dari al-Muttaqi (orang yang bertaqwa), berasal dari al-Ittiqa’ (batas antara dua benda). Orang yang bertaqwa seakan-akan membuat batas antara perintah Allah dan larangan-Nya, membuat batas antara dia dan siksa Ilahi. Dalam al-Qur’an, kata tersebut dengan berbagai turunannya diulang sebanyak 258 kali yang bervariasi sesuai dengan susunannya
  3. Yu’minun, bentuk mudari’, bentuk masdar-nya al-Iman (iman, percaya). Al-Iman yang diwajibkan Allah kepada hamba-Nya, yang dijanjikan dengan pahala surga dan selamat dari neraka, ialah meyakini kebenaran Rasulullah saw dengan keyakinan yang pasti tentang ajaran yang dibawa dari Allah swt. dan mengetahui ajaran yang dibawanya dengan keyakinan serta ketundukan hati, seperti: iman kepada Allah swt., para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Utusan-utusan-Nya, Hari akhir, Qadha dan Qadar, kewajiban salat dan ibadah-ibadah Islamiyah lainnya, seperti: zakat, puasa, haji bagi yang mampu, keharaman membunuh manusia yang dilindungi secra zalim, zina dan perbuatan dosa lainnya. (Husein Afandi, 1959, al-Husun al-Hamidiyah: 7).

 

Penulis             : Saad Abdul Wachid

Sumber            : http://tuntunanislam.id/

 

Halaman Selanjutnya: Sikap Orang-Orang Mukmin Terhadap Al-Qur'an (2)......

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *