Jum'at, 03 Mei 2024

Student CoachingModel: Mengenal Pendekatan Mutakhir Coaching dalam Dunia Pendidikan

Akhir tahun ajaran baru bagi pendidikan kita sudah mulai terasa. Terlihatnya bertebaran promosi sekolah berupa spanduk, brosur bahkan baliho besar meniru jualan ala pilkada terpampang besar dimana-mana dengan memperlihatkan keunggulan dan beragam fasilitas. Penerimaan Siswa/santri Barumejadi agenda rutintahunan, penyelenggaraannya harus tampil berbeda, kreatif dan inspiratif bagi peserta didik.Ini yang sedang diupayakan oleh beberapa sekolah berbasis pesantren seperti Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kampung Sawah Kota Bekasi.“Harus ada tradisi baru yang beradab”! demikian peringatan keras Pak Menteri, Anis Baswedan dalam Apakabar Indonesia Pagi disalah satu stasiuntelevisiterkait dengan akan masuk tahun ajaran baru, khususnya menyoroti kebiasaan yang terus berulang dalam menyelenggarakan MOS (Masa Orientasi Siswa).

Namun sayangnya ribuan sekolah kita masih sama “kuno”, belum mampu membuat awal belajar penerimaan siswa/santri menjadi berbeda, sejatinya tergali setiap potensi mereka dan apa yang mereka inginkan dalam belajar benar-benar clear. Kebutuhan mendesak! bagi sekolah memilih pendekatan apa yang paling mutakhir dan tepat untuk penggalian potensi merekapara siswa baru. Dan sejatinya lembaga pendidikan tidak mendiskriminasi calon siswa/santri melalui test atau seleksi. Boleh test/seleksi untuk pemetaan potensi. Tapi kalau sudah berkaitan dengan menjai justifikasi lulus tidakya, maka sekolah menjadi belenggu baru bagi siswa/santri dan orangtuanya.

Lihat dan belajar dari fenomena Laskar Pelangi. Semua potensi bisa tergali!. Salah satu yang mengawali dan memperkenalkan Coaching masuk ke dunia pendidikan adalah MBS Kampung Sawah Kota Bekasi yang melihat pendekatan Student Coaching menjadi perspektif baru dalam dunia pendidikan, khususnya menggali setiap potensi santri. MBS KS sendiri diresmikan oleh Prof. Dr. Amin Rais beberapa tahun yang lalu (2014), dan sebagai tokoh Muhammadiyah beliau menaruh harapan besar agar “Ulama Intelektual dan Intelektual yang Ulama” lahir dari MBS ini. Dengan konsep unggulan HABL (Hafidz, Akhlaqulkarimah, Berjiwa Ulama dan Leadership) telah mampu membuktikan di awal tahunnya dengan menjadi Juara 1 Lomba Tahfidh Tingkat SMP Piala Kemdikbud yang diserahkan langsung Sang Menteri, Anies Baswedan. Ini adalah tahun ketiga MBS KS menerima siswa/santri baru dengan kuota 50 kursi yang diperebutkan.

Student Coachingmerupakan salah satu pendekatan penggalian potensi peserta didik yang masih asing disekolah Indonesia,dan belum menjadi budaya dalam aktivitas proses pendidikan dibandingkan dengan Eropa(New Castle University)atau Turki (Isikkent School) saat ini, walaupun dalam prakteknya pernah dilakukan oleh para guru di sekolah. Bentuk perlakuan coaching para guru di sekolah kepada peserta didik salah satunya adalah melalui praktek bertanya: apa, bagaimana, mengapa, dan apa lagi?. Yang berbeda adalah fokus, sistematika dan struktur, khususnya dalam membuat kata tanya itu lebih powerfull dan menemukan momentum bagi peserta didik memiliki kesadaran akan potensi dirinya.

Student Coaching sendiri merupakan bentuk kerjasama (kemitraan) antara guru sebagai coach dengan peserta didik sebagai coache dalam mencapai goal atau tujuan tertentu dalam proses belajarnya melalui stimulasi, pertanyaan powerfull dan dialog kreatif sehingga peserta didik memperoleh prestasi terbaik yang diharapkan. Untuk berprestasi peserta didik butuh pilar kuat salah satunya self awareness (kesadaran tingkat tinggi).

Proses peserta didik memiliki kesadaran tingkat tinggi tidak bisa muncul dengan tiba-tiba, butuh proses, refleksi, kontemplasi, apresiasi, acknoledgement, butuh bantuan dari luar dirinya, disinilah peran student coaching dilakukan oleh sekolah. Semua peserta didik memiliki potensi yang sama untuk mencapai prestasi dalam perspektif yang berbeda sesuai dengan kecerdasan majemuk yang mereka miliki. Lalu bagaimana coaching memberdayakan individu atau peserta didik sehingga mampu membantu efektifitas proses belajar mereka?

Dunia telah berubah bahkan terus berubah, dan tidak semua perubahan disambut dan berdampak positif bagi aspek tertentu seperti dunia pendidikan. Seperti halnya sekolah saat ini sedang dihadapkan pada globalisasi, seperti MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang terbuka lebar bagi lembaga pendidikan luar memainkan peran pentingnya. Sayangnya tidak semua insan pendidikan membentengi diri terhadap aliran hegemoni global, termasuk dalam sistem pendidikan, apa yang harus dipersiapkan oleh para pendidik untuk peserda didiknya?.

Belum lagi masalah klasik dalam dunia pendidikan terkait dengan kompetensi para pendidik yang baru sebatas “transfer” materi pelajaran bukan nilai-nilai penuh makna, sehingga peserta didik belum mampu menjadi diri sendiri, struggle dan “tahan banting” dalam menghadapi tantangan kedepan, sock culture dan lain sebagainya. Kegelisahan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap sekolah banyak ditunjukkan oleh keraguan orangtua terhadap kemampuan sekolah membuat peserta didiknya menjadi pribadi efektif, mandiri, bertanggungjawab dan solutif.

Peran guru tidak dinafikan lagi sangat mempengaruhi efektifitas belajar peserta didik dalam sesi-sesi kelasnya, kata-kata para guru adalah nasib mereka, peserta didik akan lebih bermakna dan membangkitkan dari proses guru mengeksplore materi dalam pembelajaran, bukan sebatas kalkulasi prosentasi ketercapaian lesson plan yang disosdorkan di kelas. Kering, garing dan tanpa makna!

Disinilah semestinya guru, orangtua dan kepala sekolahjuga bisa berperan menjadi coach, bermitra dengan para peserta didik untuk memberdayakan mereka agar sampai pada tujuan pembelajaran sesungguhnya, memanusiakan manusia, menjadi pribadi hebat. Mereka sebagai guru tidak sekedar professional tetapi harus memiliki kesadaran terus menerus belajar memainkan perannya termasuk sebagai coach bagi peserta didik.

Student Coachingsendiri merupakan model pendekatan coaching kepada para peserta didik yang dilakukan agar berdampak pada efektifitas belajar, percaya diri, kerjasama tim, tanggungjawab dan kemandirian peserta didik mendesain action plan belajar mereka menjadi lebih baik dan mengagumkan. Coaching sendiri menurut ICF (International Coach Federation). merupakan bentuk kerjasama dengan klien (Coachee) dalam menstimulasi pikiran dan proses yang kreatif dalam diri klien, sehingga dapat menginspirasinya untuk memaksimalkan potensi, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam karier profesionalnya. Mengapa coaching sangat efektif? karena guru sebagai coach memiliki kekhususan yaitu kemitraan, proses kreatif dan kompetensi khusus.

Coaching dalam praktiknya tidak sama seperti training, mentoring, conselingdan teaching. Sama-sama tentang pengembangan pribadi individu namun berbeda titik tolak dan prosesnya. Sama-sama kendaraan tetapi berbeda terminal dan stasiunnya. Coaching bertolak pada present ke future.

Bisa jadi sekolah saat ini telah menjadi belenggu baru bagi para peserta didik karena perannya (1) Sebagai pencuci otak peserta didik yang hanya mempercayai bahwa tugasnya adalah mengikuti instruksi. (2) Setiap orang memiliki suara kecil dalam kepalanya yang mengontrol marah dan takut. Suara itu adalah resistensi “otak reptile” dan suara itu oleh sekolah ingin menjadi biasa-biasa saja dan aman. Dalam bahasa Seth Godin, yaitu LINCHPIN: Are You Indispensable?”.

Dalam dunia yang terus berubah yang dibutuhkan bukanlah seorang pekerja yang hanya bisa mematuhi perintah, tapi seseorang yang bisa dengan kreatif memecahkan masalah dan membuat terobosan, seorang yang tak tergantikan, menjadi dirinya sendiri: Linchpin. Student Coaching membantu menemukan kembali  pribadi Linchpin yang tersisa dalam peserta didik disaat ribuan sekolah masih belum membebaskan mereka berkarya dan berjiwa seni (kreatif), pribadi peserta didik yang tak tergantikan bisa kembali diselamatkan dan diberdayakan untuk maju bergerak untuk berprestasi.

Jika saja PSB (Penerimaan Siswa/santri Baru)pada setiap awal tahun pelajaran di gunakan untuk menggali potensi mereka melalui sesi coaching maka sekolah justru akan dibantu dengan berbagai potensi yang mereka peserta didik miliki untuk berkomitmen bersama apa langkah-langkah yang mereka pilih agar target prestasi mereka tercapai? Melalui kemitraan, optimalisasi potensi dan kompetensi coaching seorang guru bisa mengantarkan prestasi peserta didik pada potensi terbaik merekasehingga peran guru sebagai pewaris profetik dalam mendidik generasi umat bisa terwujud. Wallahu’alam.Fastabiqulkhairat.

“Biarpun seribu kapal tenggelam ditengah lautan,

namun cita-cita manusia tak pernah padam”. (Buya HAMKA)

 

Oleh: Andri Yulianto, S.Pd., CPC

Loop Certified Professional Coach

Penulis Buku Student Coaching: Melejitkan Potensi Anda dan Siswa dari Belenggu Sekolah Direktur Pendidikan Kafila International Islamic School (KIIS) Periode 2014-2016

Education Coach dan Pengembang STUDENT Coaching Model di MBS (Muhammadiyah Boarding School) Kampung Sawah Kota Bekasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *