Terjemah:
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (1) Segala puja-puji (hanya) bagi Allah, Tuhan (Rabb) semesta alam (2) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (3) Yang menguasai (Raja) di hari pembalasan (4) Hanya kepada Engkaulah (Allah) kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah (Allah) kami mohon pertolongan (5) Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (6) [yaitu] Jalan orang-orang yang telah Engkau (Allah) beri kenikmatan; Bukan jalan orang-orang yang Engkau (Allah) murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat (7).
PENDAHULUAN
Para ulama membagi al-Quran dari segi nuzulnya menjadi dua golongan, yaitu: Makkiyyah dan Madaniyyah.
Makiyyah ialah surat-surat atau ayat-ayat yang diturunkan sebelum hijrah Nabi ke Madinah. Sedangkan Madaniyyah ialah surat-surat atau ayat-ayat yang diturunkan sesudah Nabi ke Madinah, baik yang diturunkan di Madinah maupun di luar Madinah. Untuk mengetahui perbedaan antara kedua macam golongan tersebut dapat diketahui dari ciri-cirinya.
Ciri-ciri Makiyyah ialah:
- Surat-surat dan ayat-ayatnya pendek-pendek dan singkat (ijaz), sasarannya bangsa Arab yang memiliki tiga tingkat balaghah dan fashahah yang sangat tinggi. Menurut para ahli bahasa, puncak balaghah yang paling tinggi ialah pernyataan yang singkat.
- Sebagian besar surat-surat dan ayat-ayatnya mengandung peringatan dan penjelasan tentang ushuluddin (pokok-pokok agama) secara garis besar.
- Sebagian besar surat Makkiyyah, terutama surat-surat yang diturunkan pada masa permulaan risalah Nabi, lebih banyak memberikan kejutan terhadap hati untuk memberikan rasa takut dan mendorong agar berpikir panjang akan adanya bahaya, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat, baik yang jauh maupun yang dekat, yaitu adzab di dunia dan di akhirat, serta memberikan peringatan kepada manusia agar meninggalkan segala macam kemusyrikan dengan tegas. Contoh surat-surat: al-Haaq-qah, al-Qaari’ah, az-Zalzalah, dan sebagainya. Ayat-ayat dari surat-surat tersebut sangat pendek, tetapi sangat mengejutkan hati, terutama orang-orang Arab yang memiliki tingkat balaghah yang tinggi, sehingga mereka merasa takut dan gelisah ketika mendengarkan al-Qur’an dibaca.
Adapun ciri-ciri surat-surat Madaniyyah antara lain:
- Surat-surat dan ayat-ayat Madaniyyah panjang-panjang, terutama apabila sasarannya para ahli kitab, sehingga mereka pada umumnya kurang menguasai balaghah bahasa Arab.
- Membicarakan hukum-hukum Islam.
- Mengajak berjihad membela agama Islam.
- Membicarakan hubungan antar negara dan mengatur kaidah hubungan kemasyarakatan.
- Membicarakan ikatan keluarga, mencela orang-orang munafik dan menyingkap rahasia kaum musyrikin serta memerintahkan berdialog dengan para ahli kitab.
Surat al-Fatihah termasuk golongan Makkiyyah, karena diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Surat ini terdiri dari tujuh ayat.
Yang dimaksudkan dengan surat ialah sepotong al-Qur’an yang terdiri dari tiga ayat atau lebih. Surat-surat al-Qur’an diberi nama dengan nama-nama tertentu, secara tauqifi (ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya) dan pada umumnya diambil lafal dari surat yang disebutkan pada awal surat, seperti al-Baqarah, an-Nisa dan sebagainya. Pada masa Rasulullah SAW. Nama-nama surat tidak dicantumkan, karena beliau melarang para penulis wahyu dari penulisan apa pun kecuali al-Qur’an agar tidak bercampur dengan lafal-lafal selain al-Qur’an, termasuk lafal “Amin” sesudah surat al-Fatihah.
Surat ini dinamakan “al-Fatihah” (pembuka), karena surat ini merupakan pembuka atau awal dari tertib surat-surat al-Qur’an. Surat ini juga dinamakan “Ummul-Qur’an” (induk al-Qur’an), karena surat ini menghimpun isi al-Qur’an secara garis besar.
Sebagian ulama berpendapat bahwa surat al-Fatihah diturunkan dua kali, pertama, di Makkah, ketika shalat mulai diwajibkan, dan kedua di Madinah ketika terjadi perubahan kiblat. Sementara, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa surat al-Fatihah adalah surat yang pertama kali diturunkan secara lengkap dalam satu surat (Rasyid Ridla, al-Manar, t.t. I: 24).
Sebagian ulama berpendapat bahwa surat al-Fatihah mencakup isi kandungan al-Qur’an secara garis besar, yaitu:
- Ajaran tauhid. Karena pada waktu al-Qur’an diturunkan, semua manusia mengikuti ajaran animisme yang memerintahkan menyembah berhala, sekalipun sebagian di antara mereka mengaku bertauhid.
- Janji dan kabar gembira dari Allah SWT. Bagi orang-orang yang beriman, mereka akan dianugerahi pahala yang sangat baik. Juga ancaman bagi orang-orang yang tidak beriman, bahwa mereka akan ditimpa adzab yang pedih, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
- Perintah beribadah hanya kepada Allah semata sebagai realisasi ajaran tauhid.
- Penjelasan tentang jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
- Kisah-kisah tentang manusia pada masa lalu, yaitu kisah-kisah tentang orang-orang yang taat kepada hukum Allah dan orang-orang yang menentang hukum Allah s.w.t.
Penulis : Prof. Drs. H. Saad Abdul Wahid
Sumber Artikel : http://tuntunanislam.id/
Halaman Selanjutnya: Tafsir Surat Al-Fatihah (2).....