Sabtu, 15 Maret 2025

Tidak Mulia : Manusia Kikir, Jual Beli Riba, Mengejar Dunia, Meninggalkan Jihad (2)

Mengikuti Ekor Sapi

Ungkapan ini sebagai kiasan bagi orang yang mengejar kekayaan dunia tanpa mengenal batas, hingga melalaikan kewajiban-kewajiban ibadah, seperti shalat, dan sebagainya. Di kota-kota besar, banyak kesibukan orang untuk mencukupi kebutuhan hidup, menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran, sehingga menimbulkan perasaan bahwa kewajiban shalat lima waktu sehari semalam itu terlalu berat untuk dilaksanakan pada waktunya. Hal ini sebenarnya adalah wajar, sebab apabila perhatian orang justru kepada harta kekayaan yang ingin diraihnya, maka pasti akan mudah tergoda oleh bisikan-bisikan setan untuk melalaikan kewajiban Agama.

Namun, bila upaya untuk mencari harta kekayaan itu dijadikan sebagai sarana untuk menyempurnakan pengabdian kepada Allah, maka bagaimanapun sibuk seseorang dalam mencari harta kekayaan dunia, dia akan selalu ingat kepada kewajiban agamanya.

Oleh karena itu, niat menjadi hal yang penting dalam usaha mencari harta kekayaan. Apabila niatnya karena sunguh-sungguh untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada Allah sudah tentu akan mendapatkan bimbingan dari Allah, sehingga selama usaha mencarinya itu tidak akan melalaikan kewajiban agamanya. Caranya mencari harta pun tidak akan melanggar larangn-larangan Agama. Apabila sudah diperoleh harta itu, dia akan membelanjakan hartanya sesuai dengan pedoman yang digariskan Allah dan RasulNya.

Tetapi, sebaliknya, apabila niat mencari kekayaan itu adalah semata untuk mendapatkan harta kekayaan, maka niscaya setan yang akan mempunyai banyak kesempatan untuk melalaikan orang tersebut dari kewajiban agamanya.

 

Meninggalkan Jihad di Jalan Allah

Jihad tidak selalu harus dimaknai sebagai perjuangan dengan kekuatan senjata (perang). Segala perjuangan (bersungguh-sungguh) untuk menegakkan Agama Allah, dengan harta, tenaga, pikiran dan sebagainya, merupakan pengertian jihad yang lebih luas.

Meninggalkan jihad di jalan Allah berarti suatu sikap acuh tak acuh (abai) terhadap Agama Allah; apakah ia dapat tegak atau tidak, kalaupun masih ada eksistensinya, apakah ajaran-ajarannya dapat dilaksanakan dengan semestinya atau tidak; semua hal yang berkenaan dengan usaha mewujudkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan masyarakat, apabila tidak mendapat perhatian lagi, merupakan pertanda menipisnya ghirah terhadap ajaran Agama Islam. Apabila hal ini dibiarkan, akhirnya orang benar-benar tidak memiliki perhatian lagi terhadap keadaan pelaksanaan ajaran Agama Islam, maka pada saat itulah kehancuran pasti dialami. Ummat yang beragama Islam tidak berkualitas, bahkan menjadi bahan cemooh orang, menjadi permainan orang lain, mudah diadudomba, dan sebaganinya.

 

Ruju’(Kembali) kepada Agama Allah

Untuk memperoleh janji Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 139, bahwa kaum muslimin mesti berderajat tinggi, apabila benar-benar beriman, maka jalan yang ditunjukkan oleh hadis yang kita bahas ini adalah, hendaknya kaum muslimin kembali kepada agama Islam dalam arti yang sebenar-benarnya. Kita tanamkan keyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang mutlak benar. Agama Islam diturunkan sebagai pernyataan kasih sayang Allah kepada alam semesta. Agama Islam memberikan pedoman hidup yang menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kita fahami benar-benar ajaran Islam secara murni, tidak dicampuri tafsiran-tafsiran hawa nafsu.  Kita berhasrat betul untuk melaksanakan ajaran Islam, bukan sekedar dirasakan sebagai kewajiban yang datang dari Allah, tetapi kita yakini sebagai hal yang memang benar-benar kita perlukan dalam kehidupan, guna memperoleh cita-cita hidup sejahtera dan bahagia.

Kepada orang lain yang belum mengenal Islam, kita tawarkan kebenaran ajaran Islam itu, melalui dakwah. Tidak hanya secara teoritis, melainkan juga dengan contoh yang kita tunjukkan dalam praktik hidup kita sehari-hari (dakwah bil hal). Jangan sekali-kali kita bertindak yang justru menjadi fitnah bagi Agama Islam.

Rasulullah SAW sukses mendakwah Islam oleh karena beliau dapat memberikan contoh teladan praktik hidup sesuai dengan ajaran agama. Kalau kita ingin sukses mendakwahkan Islam, jejak Rasulullah itu mutlak harus kita ikuti. Masyarakat sering tidak memperhatikan nilai-nilai kebenaran teoritis dari ajaran Agama, tetapi lebih banyak tertarik dan lebih mudah memperhatikan kepada amalan/praktik nyata dalam hidup pragmatis.

Kenyataan kehidupan kita saat ini telah cukup memberikan peringatan agar kita bersegera merujuk (kembali) kepada Agama Allah yang telah sama kita yaknini mutlak benar itu. Apalagi, Allah telah memberikan janji-Nya:

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ

Orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk mencari keridhaan Kami, pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami..”  (Q.s. Al Ankabut: 69)

Penulis                        : Ahmad Azhar Basyir, MA

Sumber Artikel           : tuntunanislam.id

 

Halaman Sebelumnya  : Tidak Mulia : Manusia Kikir, Jual Beli Riba, Mengejar Dunia, Meninggalkan Jihad (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *