Alasan itu dapat disimpulkan dari ayat ini sebagai berikut:
- Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya al-Qur’an diturunkan sehingga bulan itu menjadi bulan mulia dan penting dan karenanya layak dipuasai.
- Al-Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan itu merupakan petunjuk bagi manusia dan merupakan ayat-ayat yang jelas dari petunjuk Allah dan pembeda antara yang hak dan yang batil, dan petunjuk itu adalah anugerah ilahi yang besar sehingga karena itu bulan di mana petunjuk itu diturunkan layak dipuasai sebagai perwujudan rasa syukur atas anugerah petunjuk itu. Karenanya ayat ini ditutup dengan penegasan agar kamu bersyukur. Dengan kata lain bulan Ramadhan dipilih untuk dijadikan bulan berpuasa adalah agar manusia ingat dan mensyukuri anugerah petunjuk dari Allah yang diturunkan pada bulan itu.
- Diturunkannya al-Qur’an pada bulan Ramadhan itu adalah pada suatu malam dari bulan tersebut yang penuh berkah (Qs [44]: 3), yaitu malam kemuliaan atau malam kadar (Qs [97]: 1), karenanya bulan Ramadhan yang mengandung malam kemuliaan itu layak untuk dipuasai.
Ramadhan, Awal Turunnya al-Qur’an
Perlu dicatat, bahwa yang dimaksud dengan penurunan al-Qur’an pada bulan Ramadhan itu adalah awal mula turunnya al-Qur’an, bukan turunnya al-Qur’an secara keseluruhan. Turunnya al-Qur’an secara keseluruhan adalah secara bertahap selama masa kerasulan Nabi Muhammad SAW. Wahyu al-Qur’an yang pertama turun di bulan Ramadhan itu adalah permulaan surat al-‘Alaq ayat 1-5. Kelima ayat tersebut dapat dipandang sebagai fondasi pembangunan peradaban manusia karena ayat-ayat itu berisi perintah membaca yang berarti perintah mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, diperintahkannya berpuasa pada bulan di mana perintah itu diturunkan adalah agar perintah tersebut tetap dikenang dan dihayati oleh umat Islam guna melestarikan dan mengembangkan peradabannya. Ini barangkali merupakan alasan keempat mengapa bulan Ramadhan dipilih untuk dipuasai.
Tidak ada penegasan yang pasti di dalam al-Qur’an sendiri maupun dalam Hadis tentang tanggal persisnya kitab suci ini diturunkan pertama kali. Namun, dapat dibuat perkiraan berdasarkan data yang ada. Data dimaksud adalah:
- Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan seperti ditegaskan dalam ayat ini.
- Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada malam hari karena dalam al-Qur’an sendiri ditegaskan bahwa Allah menurunkannya pada suatu malam yang penuh berkah (Qs [44]: 3), yaitu malam kemuliaan atau malam kadar (Qs [97]: 1).
- Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada hari Senin, karena sebagai diterangkan dalam beberapa Hadis sahih, ketika ditanya tentang puasa sunat hari Senin Nabi SAW menjelaskan bahwa hari Senin adalah hari beliau dilahirkan dan hari beliau menerima wahyu pertama.[5]
- Al-Qur’an diturunkan pada hari Furqan, yaitu hari (tanggal) bertemunya dua pasukan [Q.S. 8: 41]. Para ahli tafsir dan ahli sejarah menyatakan bahwa hari Furqan di mana dua pasukan bertemu itu adalah hari perang Badar pada tahun 2 Hijriah.[6]. Tetapi para ahli sejarah tidak sepakat tentang tanggalnya. Beberapa riwayat menyatakan perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, dan ada pula yang menyatakan tanggal 19 Ramadhan.[7]
- Lama Nabi SAW tinggal di Makkah sejak menerima wahyu pertama hingga berhijrah ke Madinah diperkirakan antara 10 hingga 15 tahun kamariah. Tidak ada kesepakatan mengenai ini. Riwayat yang bersumber kepada Anas menyatakan 10 tahun; riwayat yang bersumber kepada Ibn ‘Abbās kebanyakan mengatakan 13 tahun, tetapi ada juga riwayat dari beliau yang mengatakan 10 atau 15 tahun.[8]
At-Tabari menyimpulkan bahwa lama Nabi saw tinggal di Makkah sejak wahyu pertama adalah 13 tahun, di mana 3 tahun pertama ia tidak menyerukan dakwahnya dan selama sepuluh tahun berikutnya beliau menyerukan dakwahnya, lalu berhijrah ke Madinah pada tahun ke-14 dari kenabiannya.[9]
Tidak ada riwayat yang mengatakan 11, atau 12 tahun masa tinggal Nabi di Makkah sejak wahyu pertama hingga berhijrah. Para ahli tarikh umumnya memegangi riwayat 13 tahun.
Dari data 1, 2, dan 3 di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an diturunkan pertama kali pada malam Senin di bulan Ramadhan. Akan tetapi diperselisihkan tanggalnya. Menurut keyakinan yang banyak diterima, tanggal 17 Ramadhan, tetapi menurut riwayat lain tanggal 19 Ramadhan. Tahunnya juga tidak pasti. At-Tabari menyatakan bahwa Nabi SAW berhijrah pada tahun ke-14 dari kenabiannya. Jadi, al-Qur’an diturunkan pertama kali malam Senin tanggal 17 atau 19 Ramadhan tahun 14 SH (sebelum hijrah) apabila memegangi pendapat at-tabari.
Apabila dihitung secara falakiah, hari Senin 17 Ramadhan yang mendekati kemungkinan adalah hari Senin 17 Ramadhan 12 SH (sebelum Hijriah) yang bertepatan dengan tanggal 02 Agustus 611 M.
Ijtimak jelang Ramadhan tahun 12 SH (sebelum Hijriah) terjada pada hari Kamis 15 Juli 611 M. Tinggi toposentrik titik pusat bulan pada hari itu adalah 0º 20’ 46” (kurang dari 0,5º). Tinggi pada hari berikutnya (Jumat 16 Juli 611) adalah 11,5º. Tanggal 1 Ramadhan 12 SH jatuh pada hari Sabtu 17 Juli 611 M. Tanggal 17 Ramadhan 12 SH jatuh hari Senin 02 Agustus 611 M).
Berdasarkan ini Nabi SAW berada di Makkah sejak menerima wahyu pertama hingga berhijrah adalah 11 tahun 5 bulan beberapa hari (11,5 tahun).
Tetapi tidak ada riwayat tarikh yang mendukung ini. Kalau dipegangi tanggal 19 Ramadhan, maka ada dua alternatif yang mungkin. Pertama, hari Senin 19 Ramadhan 11 SH (sebelum Hijriah) yang bertepatan dengan tanggal 22 Juli 612 M. (Ijtimak jelang Ramadhan tahun 11 SH (sebelum Hijriah) terjada pada hari Selasa 04 Juli 612 M. Tinggi toposentrik titik pusat bulan pada hari itu hanya 3º 00’ 22”, elongasi 04º 45’ 39”, dan lebar hilal (crescent width) 00º 00’ 03”.
Nilai parameter ini belum memungkinkan terlihatnya hilal dengan mata telanjang menurut kriteria ‘Audah, Istanbul 1978, Ilyas, Yallop dan lain-lain. Oleh karena itu tanggal 1 Ramadhan 11 SH jatuh pada hari Kamis 06 Juli 612 M. Tanggal 19 Ramadhan 11 SH jatuh hari Senin 24 Juli 612 M). Berdasarkan ini, Nabi saw berada di Makkah sejak menerima wahyu pertama hingga berhijrah adalah 10 tahun 5 bulan beberapa hari (10,5 tahun). Ini cocok dengan riwayat Anas yang menyatakan keberadaan Nabi saw sejak menerima wahyu pertama hingga berhijrah adalah 10 tahun, dengan membulatkan ke bawah sebagaimana kebiasaan orang Arab.
Kedua, hari Senin 19 Ramadhan 14 SH (sebelum Hijriah) yang bertepatan dengan tanggal 25 Agustus 609 M. (Ijtimak jelang Ramadhan tahun 14 SH (sebelum Hijriah) terjada pada hari Selasa 05 Agustus 609 M. Tinggi toposentrik titik pusat bulan pada hari itu adalah 2º 6’ 03”. Ketinggian ini belum memungkinkan hilal untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu tanggal 1 Ramadhan 14 SH jatuh pada hari Kamis 07 Agustus 609 M. Tanggal 19 Ramadhan 14 SH jatuh pada hari Senin 25-08-609). Berdasarkan ini, Nabi saw berada di Makkah sejak menerima wahyu pertama hingga berhijrah adalah 13 tahun 5 bulan beberapa hari (13,5 tahun).
Ini cocok dengan riwayat yang banyak dipegangi yang menyatakan keberadaan Nabi SAW di Makkah sejak menerima wahyu pertama hingga berhijrah adalah 13 tahun, dengan membulatkan ke bawah sebagaimana kebiasaan orang Arab. Ini sesuai pula dengan pernyataan at-Tabari bahwa Nabi saw hijrah ke Madinah pada tahun ke-14 kenabiannya.
Kalau ini adalah alternatif yang dianggap paling mungkin, maka kita harus menerima pandangan turunnya al-Qur’an adalah pada tanggal 19 Ramadhan, bukan 17 Ramadhan seperti banyak diyakini.
Persisnya, al-Qur’an diturunkan pada malam Senin, 19 Ramadhan 14 SH yang betepatan dengan 25 Agustus 609 M.
Penulis : Prof Dr. H Syamsul Anwar
Sumber : http://tuntunanislam.id/
Halaman Sebelumnya: Wajib Puasa, Ramadhan, Al-Qur’an (1).........
Halaman Selanjutnya: Wajib Puasa, Ramadhan, Al-Qur’an (3).........